Yaqut Peringati Hari Santri Di Korsel, Ajak Diaspora Jaga Kedaulatan Bangsa –
4 min readPeringatan Hari Santri tidak hanya dirayakan kaum sarungan di Indonesia, tapi juga oleh para santri diaspora di Korea Selatan (Korsel). Bahkan, perayaan tahun ini terasa berbeda karena kehadiran Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
“Khusus kepada para santri yang ada di Korsel, saya minta terus menjaga kedaulatan negara. Hargai perjuangan para kiai dan pejuang, termasuk muassis NU (pendiri Nahdlatul Ulama), yang telah berjuang mendirikan NKRI,” ucap Yaqut, di Seoul, Korea Selatan, Minggu (16/10), seperti dimuat di kemenag.go.id.
Peringatan Hari Santri ini diselenggarakan Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Korea Selatan. Hadir, para santri dan diaspora Indonesia yang ada di Korea Selatan.
Yaqut datang ke lokasi didampingi Staf Khusus Wibowo Prasetyo dan Abdul Rochman, Dirjen Pendidikan Islam Ali Ramdhani, Wakil Rektor II IAIN Syekh Nurjati Cirebon Kartimi, Tenaga Ahli Menteri Agama Anna Hasbie, dan Kepala Sub Bagian TU Ditjen Pendidikan Islam Aziz Hakim. Hadir juga para atase KBRI Korea Selatan.
“Para muassis jami’iyah Nahdlatul Ulama, seperti Hadratus Syeikh Mbah KH Hasyim Asy’ari, Mbah KH Bisri Syansuri, Mbah KH Wahab Chasbullah, ikut berjuang memerdekaan Indonesia dan sepakat dengan NKRI. Mari kita jaga kedaulatan bangsa dan negara kita dengan menghargai perjuangan beliau, para kiai,” ajak Yaqut.
Dia lalu berpesan, hidup di negeri orang harus memegang teguh peribahasa, ‘Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung’. “Jangan membuat malu negara Indonesia. Kita harus menjaga nama dan citra Indonesia di mata dunia,” wanti-wantinya.
Yaqut juga mengingatkan, saat ini masih saja ada kelompok-kelompok yang membawa identitas keagamaan untuk tujuan-tujuan politik tertentu, termasuk di luar negeri. Tujuannya, menjelekkan Indonesia dan Pemerintah. Untuk itu, dia berpesan agar warga Indonesia, terutama kaum Muslimin, untuk mewaspadai setiap gerakan yang ingin merongrong kewibawaan pemerintah.
“Waspadai setiap upaya yang menganggu citra baik Indonesia. Masih saja ada beberapa kelompok keagamaan yang meneriakkan narasi NKRI bersyariah, khilafah, dan sebagainya,” tuturnya.
Dia menegaskan, bentuk negara Indonesia sudah final. Entitas ketatanegaraan yang bernama NKRI itu dibentuk atas dasar keberagamaan. Indonesia didirikan oleh beragam suku, agama, adat istiadat.
“Selalu saya mengatakan, tidak ada Indonesia kalau tidak ada Jawa, Sunda, Batak, Minang, Aceh, dan sebagainya. Tidak ada Indonesia kalau tidak ada Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, Konghucu. Indonesia ada karena perbedaan, dan keberagaman yang menguatkan kita,” tegasnya.
Yaqut meminta warga Indonesia, terutama yang berada di Korea Selatan, jangan pernah ikut gerakan atau narasi yang menginginkan Indonesia diubah menjadi negara agama.
Peringatan Hari Santri 2022 bertepatan momen Maulid Nabi Muhammad SAW. Yaqut mengajak para santri dan diaspora di Korsel untuk mencontoh akhlak dan perilaku Nabi Muhammad yang santun. Menurutnya, Nabi adalah sosok atau figur yang baik, selalu menjaga martabat dirinya dan kaumnya. ■
]]> , Peringatan Hari Santri tidak hanya dirayakan kaum sarungan di Indonesia, tapi juga oleh para santri diaspora di Korea Selatan (Korsel). Bahkan, perayaan tahun ini terasa berbeda karena kehadiran Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
“Khusus kepada para santri yang ada di Korsel, saya minta terus menjaga kedaulatan negara. Hargai perjuangan para kiai dan pejuang, termasuk muassis NU (pendiri Nahdlatul Ulama), yang telah berjuang mendirikan NKRI,” ucap Yaqut, di Seoul, Korea Selatan, Minggu (16/10), seperti dimuat di kemenag.go.id.
Peringatan Hari Santri ini diselenggarakan Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Korea Selatan. Hadir, para santri dan diaspora Indonesia yang ada di Korea Selatan.
Yaqut datang ke lokasi didampingi Staf Khusus Wibowo Prasetyo dan Abdul Rochman, Dirjen Pendidikan Islam Ali Ramdhani, Wakil Rektor II IAIN Syekh Nurjati Cirebon Kartimi, Tenaga Ahli Menteri Agama Anna Hasbie, dan Kepala Sub Bagian TU Ditjen Pendidikan Islam Aziz Hakim. Hadir juga para atase KBRI Korea Selatan.
“Para muassis jami’iyah Nahdlatul Ulama, seperti Hadratus Syeikh Mbah KH Hasyim Asy’ari, Mbah KH Bisri Syansuri, Mbah KH Wahab Chasbullah, ikut berjuang memerdekaan Indonesia dan sepakat dengan NKRI. Mari kita jaga kedaulatan bangsa dan negara kita dengan menghargai perjuangan beliau, para kiai,” ajak Yaqut.
Dia lalu berpesan, hidup di negeri orang harus memegang teguh peribahasa, ‘Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung’. “Jangan membuat malu negara Indonesia. Kita harus menjaga nama dan citra Indonesia di mata dunia,” wanti-wantinya.
Yaqut juga mengingatkan, saat ini masih saja ada kelompok-kelompok yang membawa identitas keagamaan untuk tujuan-tujuan politik tertentu, termasuk di luar negeri. Tujuannya, menjelekkan Indonesia dan Pemerintah. Untuk itu, dia berpesan agar warga Indonesia, terutama kaum Muslimin, untuk mewaspadai setiap gerakan yang ingin merongrong kewibawaan pemerintah.
“Waspadai setiap upaya yang menganggu citra baik Indonesia. Masih saja ada beberapa kelompok keagamaan yang meneriakkan narasi NKRI bersyariah, khilafah, dan sebagainya,” tuturnya.
Dia menegaskan, bentuk negara Indonesia sudah final. Entitas ketatanegaraan yang bernama NKRI itu dibentuk atas dasar keberagamaan. Indonesia didirikan oleh beragam suku, agama, adat istiadat.
“Selalu saya mengatakan, tidak ada Indonesia kalau tidak ada Jawa, Sunda, Batak, Minang, Aceh, dan sebagainya. Tidak ada Indonesia kalau tidak ada Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, Konghucu. Indonesia ada karena perbedaan, dan keberagaman yang menguatkan kita,” tegasnya.
Yaqut meminta warga Indonesia, terutama yang berada di Korea Selatan, jangan pernah ikut gerakan atau narasi yang menginginkan Indonesia diubah menjadi negara agama.
Peringatan Hari Santri 2022 bertepatan momen Maulid Nabi Muhammad SAW. Yaqut mengajak para santri dan diaspora di Korsel untuk mencontoh akhlak dan perilaku Nabi Muhammad yang santun. Menurutnya, Nabi adalah sosok atau figur yang baik, selalu menjaga martabat dirinya dan kaumnya. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID