Wamen BUMN Tiko Bicara Transformasi Digital Untuk Pelayanan Perbankan –
3 min readWakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan bahwa transformasi digital menjawab tantangan yang dihadapi para perbankan, khususnya yang tergabung dalam himpunan bank milik negara (Himbara).
Hal ini diungkapkan Tiko dalam acara SOE International Conference Dan Expo 2022 Driving Sustainable and Inclusive Growth pada 17-18 Oktober 2022 di Nusa Dua, Bali.
Tiko menceritakan, bahwa sebelum pandemi melanda Indonesia 70-90 persen transaksi dan kegiatan perbankan dilakukan secara offline, khususnya bagi nasabah yang ada di daerah.
Sehingga, BUMN memiliki tantangan utama untuk mengedukasi nasabah melakukan transaksi secara online.
“Jadi kita harus mendidik mereka untuk benar-benar mulai mengadopsi digital dengan cepat agar mereka tetap bisa menjalankan perannya,” ujar Tiko dalam Panel II tentang Economic
Transformation through Digitalization: Impact to Nations Trade and Investment dalam keterangan yang diterima RM.Id, Sabtu (22/10).
Menurut Tiko, dirinya menginstruksikan Himbara melakukan perubahan dengan mengadopsi teknologi digital. Sehingga, lanjutnya, ketika pandemi melanda Indonesia, masyarakat dan perbankan sudah siap bertransformasi digital.
Mantan Dirut Bank Mandiri itu menyebutkan, sejumlah manfaat dari transformasi digital di industri perbankan. Pertama, menguntungkan nasabah karena memiliki banyak waktu. Kedua, dari sisi perbankan juga diuntungkan lantaran cost atau biaya yang dikeluarkan menjadi tidak begitu besar.
Selanjutnya, perbankan bisa memperluas segmen pasar, termasuk ke pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Terakhir, transformasi digital membuat perbankan makin inovatif
dengan menciptakan aplikasi hingga Supper Apps, seperti yang saat ini dimiliki Livin’ by Mandiri.
“Di bawah Bank Mandiri yang benar-benar, mulai menjual tren pemesanan tiket pesawat, kemudian orang dapat menggunakan SuperApp tidak hanya sebagai penyedia layanan keuangan, tetapi sebagai kehidupan sehari-hari. Orang tidak perlu mengunduh aplikasi, mereka cukup mengunduh satu atau dua aplikasi superapps, dan semuanya terhubung melalui API di sistem,” jelasnya.
Tiko melanjutkan, digitalisasi menjadi salah satu topik yang diangkat dalam SOE International Conference. Hal ini diharapkan terus dilakukan, sehingga membawa BUMN menjadi lebih baik.
Tiga isu utama yang dibahas adalah energi bersih, kualitas kesehatan, dan digitalisasi. Ketiga isu ini adalah bagian dari isu Environmental, Social, and Governance serta Sustainable Development Goals (SDGs).
Adapun tema yang diangkat dalam SOE International Conference saat ini yaitu Driving Sustainable and Inclusive Growth.■
]]> , Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan bahwa transformasi digital menjawab tantangan yang dihadapi para perbankan, khususnya yang tergabung dalam himpunan bank milik negara (Himbara).
Hal ini diungkapkan Tiko dalam acara SOE International Conference Dan Expo 2022 Driving Sustainable and Inclusive Growth pada 17-18 Oktober 2022 di Nusa Dua, Bali.
Tiko menceritakan, bahwa sebelum pandemi melanda Indonesia 70-90 persen transaksi dan kegiatan perbankan dilakukan secara offline, khususnya bagi nasabah yang ada di daerah.
Sehingga, BUMN memiliki tantangan utama untuk mengedukasi nasabah melakukan transaksi secara online.
“Jadi kita harus mendidik mereka untuk benar-benar mulai mengadopsi digital dengan cepat agar mereka tetap bisa menjalankan perannya,” ujar Tiko dalam Panel II tentang Economic
Transformation through Digitalization: Impact to Nations Trade and Investment dalam keterangan yang diterima RM.Id, Sabtu (22/10).
Menurut Tiko, dirinya menginstruksikan Himbara melakukan perubahan dengan mengadopsi teknologi digital. Sehingga, lanjutnya, ketika pandemi melanda Indonesia, masyarakat dan perbankan sudah siap bertransformasi digital.
Mantan Dirut Bank Mandiri itu menyebutkan, sejumlah manfaat dari transformasi digital di industri perbankan. Pertama, menguntungkan nasabah karena memiliki banyak waktu. Kedua, dari sisi perbankan juga diuntungkan lantaran cost atau biaya yang dikeluarkan menjadi tidak begitu besar.
Selanjutnya, perbankan bisa memperluas segmen pasar, termasuk ke pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Terakhir, transformasi digital membuat perbankan makin inovatif
dengan menciptakan aplikasi hingga Supper Apps, seperti yang saat ini dimiliki Livin’ by Mandiri.
“Di bawah Bank Mandiri yang benar-benar, mulai menjual tren pemesanan tiket pesawat, kemudian orang dapat menggunakan SuperApp tidak hanya sebagai penyedia layanan keuangan, tetapi sebagai kehidupan sehari-hari. Orang tidak perlu mengunduh aplikasi, mereka cukup mengunduh satu atau dua aplikasi superapps, dan semuanya terhubung melalui API di sistem,” jelasnya.
Tiko melanjutkan, digitalisasi menjadi salah satu topik yang diangkat dalam SOE International Conference. Hal ini diharapkan terus dilakukan, sehingga membawa BUMN menjadi lebih baik.
Tiga isu utama yang dibahas adalah energi bersih, kualitas kesehatan, dan digitalisasi. Ketiga isu ini adalah bagian dari isu Environmental, Social, and Governance serta Sustainable Development Goals (SDGs).
Adapun tema yang diangkat dalam SOE International Conference saat ini yaitu Driving Sustainable and Inclusive Growth.■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID