DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
21 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Terdeteksi Januari, Baru Heboh Sekarang –

5 min read

Perupadata mengunggah dua meme berkaitan dengan kenaikan kasus gagal ginjal akut.

Pertama, grafik kasus gagal ginjal akut di Indonesia. Di dalamnya, ada pernyataan 245 kasus gagal ginjal akut 1 Januari- 24 Oktober.

Juga, ada keterangan kasus gagal ginjal akut ditemukan di 26 provinsi dengan kasus terbanyak di Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, dengan persentase 80 persen. Dengan jumlah kematian se­banyak 141 orang dengan rasio kematian 57,6 persen.

Kedua, diagram kenaikan gagal ginjal akut. Mulai Januari (2), Februari (0), Maret (2), April (0) Mei(5), Juni (3), Juli (5), Agustus (36) September (78), Oktober (114).

Menurut Menteri Kesehatan (Menkes), lanjut Perupadata, kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia mencapai 245 sejak Januari, 141 di antaranya meninggal. Jumlah tersebut lebih dari setengah, dan lebih dari kematian di Gambia yang dilaporkan di angka 70 per minggu lalu.

Perupadata menambahkan, peningkatan kasus gagal ginjal terjadi sejak Agustus 2022. Selanjutnya, Kemenkes mulai September 2022 mencari tahu kaitannya dengan virus dan bakteri. Ternyata tidak ditemukan keterkaitan.

“Baru setelah kasus di Gambia diumumkan WHO, Kemenkes mengubah analisis menjadi senyawa kimia berbahaya,” ujar Perupadata dalam caption-nya.

Akun @opiik_piis mengatakan, Menkes Budi Gunadi Sadikin memas­tikan kasus gagal ginjal yang menimpa 245 anak di sejumlah daerah di Tanah Air, disebabkan zat kimia etilen glikol. Zat kimia itu ada di dalam pelarut obat-obatan yang dikonsumsi pasien.

“Etilen glikol tidak cuma ada di obat sirup. Ternyata, senyawa berbahaya ini juga ada pada plastik PET yang secara luas digunakan pada botol-botol minu­man,” ungkap @twitkuaing.

Sebenarnya, kata @HeyFarah, yang mendadak menderita gagal ginjal akut tidak cuma anak-anak. Banyak juga orang dewasa yang terkena gagal ginjal akut. Cuma karena sudah dewasa jadi dianggap biasa.

“Heran, puluhan tahun anak-anak kon­sumsi obat mengandung zat etilen glikol tapi tidak ada masalah, kenapa sekarang menjadi masalah terhadap balita,” ujar @ imam_kadarisman.

Akun @Andy_Stone menjelaskan, zat etilen glikol berfungsi supaya sediaan cair tidak cepat membeku dalam batas penggunaannya dengan standar yang su­dah ditentukan. Seharusnya, bukan baru meledak sekarang karena penggunaan obat sirup sudah dari dulu.

 

“Sudah puluhan tahun etilen glikol di­pakai, lalu muncul kasus gagal ginjal akut misterius,” ujar @Auliaprasetyah1.

“Semua aparat negara mengurusi penyebab gagal ginjal akut pada anak semata demi perlindungan kesehatan rakyat. Dia mengingatkan, jangan ada yang diperalat produsen obat atau pihak tertentu yang mau ambil untung,” ujar @ LuqmanBeeNKRI.

Menurut @Anak_ibu, sebaiknya Pemerintah bertindak cepat terhadap kasus gagal ginjal akut pada anak. Caranya, menghentikan peredaran sirup yang diindikasikan menjadi penyebab kasus ini.

“Segera lakukan pengusutan terhadap produsennya,” ujar @Anak_ibu. “Harus diselidiki penyebabnya, bila itu obat salah produsennya harus tanggung jawab secara moral dan secara hukum,” tegas @ Rudyjatmiko.

Akun @Mockingjacks_ menimpali. Dia bilang, Presiden @jokowi sudah meminta BPOM menarik dan menghen­tikan peredaran obat sirup yang secara eviden terbukti mengandung bahan obat penyebab gangguan ginjal.

“Polri telah membentuk tim khusus (timsus) yang terdiri dari jajaran Bareskrim Polri. Timsus ini dibentuk untuk menangani kasus gagal ginjal akut pada anak,” info @Divhumas_Polri.

Akun @Nien1708 mengatakan, Pemerintah telah menemukan obat yang relevan menyembuhkan penyakit gagal ginjal akut progresif atipikal (Acute Kidney Injury/AKI). Yaitu, Fomepizole (injeksi).

“Hanya saja belum ada di Indonesia, hanya ada di Singapura. Pemerintah pe­san 200 vial, obat tersebut harga satuan­nya capai Rp 16 juta,” sebut dia. [TIF] ]]> , Perupadata mengunggah dua meme berkaitan dengan kenaikan kasus gagal ginjal akut.

Pertama, grafik kasus gagal ginjal akut di Indonesia. Di dalamnya, ada pernyataan 245 kasus gagal ginjal akut 1 Januari- 24 Oktober.

Juga, ada keterangan kasus gagal ginjal akut ditemukan di 26 provinsi dengan kasus terbanyak di Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, dengan persentase 80 persen. Dengan jumlah kematian se­banyak 141 orang dengan rasio kematian 57,6 persen.

Kedua, diagram kenaikan gagal ginjal akut. Mulai Januari (2), Februari (0), Maret (2), April (0) Mei(5), Juni (3), Juli (5), Agustus (36) September (78), Oktober (114).

Menurut Menteri Kesehatan (Menkes), lanjut Perupadata, kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia mencapai 245 sejak Januari, 141 di antaranya meninggal. Jumlah tersebut lebih dari setengah, dan lebih dari kematian di Gambia yang dilaporkan di angka 70 per minggu lalu.

Perupadata menambahkan, peningkatan kasus gagal ginjal terjadi sejak Agustus 2022. Selanjutnya, Kemenkes mulai September 2022 mencari tahu kaitannya dengan virus dan bakteri. Ternyata tidak ditemukan keterkaitan.

“Baru setelah kasus di Gambia diumumkan WHO, Kemenkes mengubah analisis menjadi senyawa kimia berbahaya,” ujar Perupadata dalam caption-nya.

Akun @opiik_piis mengatakan, Menkes Budi Gunadi Sadikin memas­tikan kasus gagal ginjal yang menimpa 245 anak di sejumlah daerah di Tanah Air, disebabkan zat kimia etilen glikol. Zat kimia itu ada di dalam pelarut obat-obatan yang dikonsumsi pasien.

“Etilen glikol tidak cuma ada di obat sirup. Ternyata, senyawa berbahaya ini juga ada pada plastik PET yang secara luas digunakan pada botol-botol minu­man,” ungkap @twitkuaing.

Sebenarnya, kata @HeyFarah, yang mendadak menderita gagal ginjal akut tidak cuma anak-anak. Banyak juga orang dewasa yang terkena gagal ginjal akut. Cuma karena sudah dewasa jadi dianggap biasa.

“Heran, puluhan tahun anak-anak kon­sumsi obat mengandung zat etilen glikol tapi tidak ada masalah, kenapa sekarang menjadi masalah terhadap balita,” ujar @ imam_kadarisman.

Akun @Andy_Stone menjelaskan, zat etilen glikol berfungsi supaya sediaan cair tidak cepat membeku dalam batas penggunaannya dengan standar yang su­dah ditentukan. Seharusnya, bukan baru meledak sekarang karena penggunaan obat sirup sudah dari dulu.

 

“Sudah puluhan tahun etilen glikol di­pakai, lalu muncul kasus gagal ginjal akut misterius,” ujar @Auliaprasetyah1.

“Semua aparat negara mengurusi penyebab gagal ginjal akut pada anak semata demi perlindungan kesehatan rakyat. Dia mengingatkan, jangan ada yang diperalat produsen obat atau pihak tertentu yang mau ambil untung,” ujar @ LuqmanBeeNKRI.

Menurut @Anak_ibu, sebaiknya Pemerintah bertindak cepat terhadap kasus gagal ginjal akut pada anak. Caranya, menghentikan peredaran sirup yang diindikasikan menjadi penyebab kasus ini.

“Segera lakukan pengusutan terhadap produsennya,” ujar @Anak_ibu. “Harus diselidiki penyebabnya, bila itu obat salah produsennya harus tanggung jawab secara moral dan secara hukum,” tegas @ Rudyjatmiko.

Akun @Mockingjacks_ menimpali. Dia bilang, Presiden @jokowi sudah meminta BPOM menarik dan menghen­tikan peredaran obat sirup yang secara eviden terbukti mengandung bahan obat penyebab gangguan ginjal.

“Polri telah membentuk tim khusus (timsus) yang terdiri dari jajaran Bareskrim Polri. Timsus ini dibentuk untuk menangani kasus gagal ginjal akut pada anak,” info @Divhumas_Polri.

Akun @Nien1708 mengatakan, Pemerintah telah menemukan obat yang relevan menyembuhkan penyakit gagal ginjal akut progresif atipikal (Acute Kidney Injury/AKI). Yaitu, Fomepizole (injeksi).

“Hanya saja belum ada di Indonesia, hanya ada di Singapura. Pemerintah pe­san 200 vial, obat tersebut harga satuan­nya capai Rp 16 juta,” sebut dia. [TIF]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |