Sudah Tidak Aneh Lagi Penyaluran BLT Salah Sasaran –
5 min readPenyaluran bantuan langsung tunai bahan bakar minyak (BLT BBM) masih menemukan berbagai kendala. Mulai dari adanya exclusion error atau salah sasaran hingga sunat atau potongan dalam penyalurannya.
Akun @buddykuofficial mengutip data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Disebutkan, jumlah exclusion error yang terdeteksi sebanyak 1,3 juta orang.
Sementara sunat BLT salah satunya terjadi di Blora, Jawa Tengah. Modusnya, penerima BLT diperintahkan untuk membelanjakan uang bantuan di tempat tertentu.
“Salah sasaran mulu. Bingung, masalahnya itu-itu melulu,” ujar @Rajo_bngsu.
Menurut @zola_papazola, apa yang terjadi tentang salah sasaran penyaluran BLT adalah masalah klise. Sayangnya, masalah tersebut tidak pernah dibenahi.
“Malahan, jadi kesempatan untuk menyelewengkan,” katanya.
Akun @PutraKe07566154 mengatakan, jumlah 1,3 juta kemungkinan hanya di Jakarta saja bukan seluruh Indonesia. Menurut dia, hampir seluruh pelosok negeri ini, setiap ada penyaluran BLT pasti salah sasaran dan dipotong oknum nakal.
“Sudah tidak aneh lagi melihat penyaluran BLT tidak tepat sasaran,” ujar @o_bliviiate.
Dari tahun kemarin saja, lanjut @o_bliviiate, orang-orang yang menerima BSU (bantuan subsidi upah) tidak sedikit yang datangnya menggunakan mobil BMW dan HRV. Belum lagi tas dan perhiasan yang digunakan juga mentereng.
“Fix, BLT banyak salah sasaran. Teman kerja aku gajinya sudah Rp 5 juta per bulan, istrinya PNS (pegawai negeri sipil), punya motor 3, mobil 1 tapi dia kemarin terima BLT di kantor kelurahan,” ungkap @sunartodjamin69.
Akun @MAP08LGS mengatakan, Pemerintah menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas masalah sasaran penyaluran BLT. Kata dia, yang mendata petugas Pemerintah, yang verifikasi petugas Pemerintah, yang periksa petugas Pemerintah, yang menyetujui petugas Pemerintah, dan juga yang menyalurkan petugas Pemerintah.
“Salah sasarannya, salah siapa?” ujarnya.
Menurut @dodol42268003, kinerja Pemerintah tidak maksimal. Kata dia, sudah dari zaman dulu selalu salah sasaran, bahkan dikorupsi, dipotong, disunat, dikantongin sendiri, dan masih belum sadar sampai detik ini.
“Halo, bangun bos, kerja yang benar, kasihan yang berhak tidak kebagian, pada serakah, bukan haknya di caplok juga,” cetusnya.
Akun @trievanchange mendesak Kementerian Sosial (Kemensos) segera memperbarui data penerima BLT. Kata dia, selama @KemensosRI tidak memutakhirkan DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial), jangan harap semua bentuk bantuan Pemerintah akan tepat sasaran.
“Mengapa sepertinya @KemensosRI susah melakukan pemutakhiran,” katanya.
Akun @alextham878 mengatakan, selain salah sasaran, masalah besar lainnya adalah adanya sunat BLT. Seharusnya, kata dia, Pemerintah melakukan pengawasan ketat dan memberikan tindakan tegas kepala pelaku sunat BLT.
“Banyak BLT yang kena sunat sampe Rp 100 ribu per penerima, sudah begitu kasihan pada desak-desakan sampai ada yang pingsan. Ditransfer lewat bank saja nggak bisa ya? Sekarang sudah banyak ATM mini kok,” ungkap @gateuchocolat.
Sementara, @zakicha29230025 meminta publik tidak menyalahkan Presiden Jokowi atas masalah salah sasaran penyaluran BLT. Kata dia, pada jalur penyaluran ada ketua RT, RW, lurah, camat, wali kota, gubernur, dan menteri terkait.
“Mereka dulu yang harus memastikan BLT BBM tepat sasaran. Kalau dikit-dikit Presiden Jokowi, mending hapus aja deh semua struktural di bawah kepresidenan,” ujarnya.
Akun @agitresilver heran, BBM subsidi salah sasaran. Sekarang BLT salah sasaran. Kata dia, Pemerintah jadi serba salah. @SuciRanii meminta masyarakat tidak risau. Kata dia, Pemerintah menjamin penyaluran BLT BBM tepat sasaran.
“Selain menjamin tepat sasaran, Pemerintah berupaya untuk mempercepat penyaluran BLT BBM. Targetnya 90 persen dari keluarga penerima manfaat (KPM) dapat menerima bantuan tersebut pada pekan ini,” ungkap @Safeguardindo1. [ASI] ]]> , Penyaluran bantuan langsung tunai bahan bakar minyak (BLT BBM) masih menemukan berbagai kendala. Mulai dari adanya exclusion error atau salah sasaran hingga sunat atau potongan dalam penyalurannya.
Akun @buddykuofficial mengutip data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Disebutkan, jumlah exclusion error yang terdeteksi sebanyak 1,3 juta orang.
Sementara sunat BLT salah satunya terjadi di Blora, Jawa Tengah. Modusnya, penerima BLT diperintahkan untuk membelanjakan uang bantuan di tempat tertentu.
“Salah sasaran mulu. Bingung, masalahnya itu-itu melulu,” ujar @Rajo_bngsu.
Menurut @zola_papazola, apa yang terjadi tentang salah sasaran penyaluran BLT adalah masalah klise. Sayangnya, masalah tersebut tidak pernah dibenahi.
“Malahan, jadi kesempatan untuk menyelewengkan,” katanya.
Akun @PutraKe07566154 mengatakan, jumlah 1,3 juta kemungkinan hanya di Jakarta saja bukan seluruh Indonesia. Menurut dia, hampir seluruh pelosok negeri ini, setiap ada penyaluran BLT pasti salah sasaran dan dipotong oknum nakal.
“Sudah tidak aneh lagi melihat penyaluran BLT tidak tepat sasaran,” ujar @o_bliviiate.
Dari tahun kemarin saja, lanjut @o_bliviiate, orang-orang yang menerima BSU (bantuan subsidi upah) tidak sedikit yang datangnya menggunakan mobil BMW dan HRV. Belum lagi tas dan perhiasan yang digunakan juga mentereng.
“Fix, BLT banyak salah sasaran. Teman kerja aku gajinya sudah Rp 5 juta per bulan, istrinya PNS (pegawai negeri sipil), punya motor 3, mobil 1 tapi dia kemarin terima BLT di kantor kelurahan,” ungkap @sunartodjamin69.
Akun @MAP08LGS mengatakan, Pemerintah menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas masalah sasaran penyaluran BLT. Kata dia, yang mendata petugas Pemerintah, yang verifikasi petugas Pemerintah, yang periksa petugas Pemerintah, yang menyetujui petugas Pemerintah, dan juga yang menyalurkan petugas Pemerintah.
“Salah sasarannya, salah siapa?” ujarnya.
Menurut @dodol42268003, kinerja Pemerintah tidak maksimal. Kata dia, sudah dari zaman dulu selalu salah sasaran, bahkan dikorupsi, dipotong, disunat, dikantongin sendiri, dan masih belum sadar sampai detik ini.
“Halo, bangun bos, kerja yang benar, kasihan yang berhak tidak kebagian, pada serakah, bukan haknya di caplok juga,” cetusnya.
Akun @trievanchange mendesak Kementerian Sosial (Kemensos) segera memperbarui data penerima BLT. Kata dia, selama @KemensosRI tidak memutakhirkan DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial), jangan harap semua bentuk bantuan Pemerintah akan tepat sasaran.
“Mengapa sepertinya @KemensosRI susah melakukan pemutakhiran,” katanya.
Akun @alextham878 mengatakan, selain salah sasaran, masalah besar lainnya adalah adanya sunat BLT. Seharusnya, kata dia, Pemerintah melakukan pengawasan ketat dan memberikan tindakan tegas kepala pelaku sunat BLT.
“Banyak BLT yang kena sunat sampe Rp 100 ribu per penerima, sudah begitu kasihan pada desak-desakan sampai ada yang pingsan. Ditransfer lewat bank saja nggak bisa ya? Sekarang sudah banyak ATM mini kok,” ungkap @gateuchocolat.
Sementara, @zakicha29230025 meminta publik tidak menyalahkan Presiden Jokowi atas masalah salah sasaran penyaluran BLT. Kata dia, pada jalur penyaluran ada ketua RT, RW, lurah, camat, wali kota, gubernur, dan menteri terkait.
“Mereka dulu yang harus memastikan BLT BBM tepat sasaran. Kalau dikit-dikit Presiden Jokowi, mending hapus aja deh semua struktural di bawah kepresidenan,” ujarnya.
Akun @agitresilver heran, BBM subsidi salah sasaran. Sekarang BLT salah sasaran. Kata dia, Pemerintah jadi serba salah. @SuciRanii meminta masyarakat tidak risau. Kata dia, Pemerintah menjamin penyaluran BLT BBM tepat sasaran.
“Selain menjamin tepat sasaran, Pemerintah berupaya untuk mempercepat penyaluran BLT BBM. Targetnya 90 persen dari keluarga penerima manfaat (KPM) dapat menerima bantuan tersebut pada pekan ini,” ungkap @Safeguardindo1. [ASI]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID