Stok Beras Aman, Sagu Cuma Untuk Jaga-jaga –
4 min readMenteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo berencana mensubsitusi atau mengganti produk pangan seperti beras menjadi sagu. Hal itu dilakukan jika harga komoditas tersebut tidak bersahabat alias mahal.
Sisiterangofficial mengunggah foto Mentan Syahrul Yasin Limpo sedang berbicara di atas podium. Di dalamnya ada pernyataan : jika beras makin mahal, Mentan Syahrul Yasin Limpo : kita makan sagu saja.
Sisiterangofficial mengutip sebuah pemberitaan bahwa Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, tidak akan segan-segan mensubsitusi produk pangan seperti beras menjadi sagu. Hal itu dilakukan bila harga komoditas tersebut tidak bersahabat alias mahal.
“Kita masih punya 5 juta hektar Sagu. Potong 1 juta sudah bisa bertahan 1-2 tahun, makan sagu aja,” ujar Syahrul di Jakara, Kamis (6/10).
Syahrul menjamin stok beras saat ini dalam kondisi aman. Bahkan, stok beras Indonesia surplus 10 juta ton. Oleh sebab itu, politikus Partai NasDem itu meminta masyarakat agar tidak perlu mempersoalkan jumlah stok beras.
“Di mana persoalannya? Kamu mau berapa ton? Mau beli berapa, ayo,” ucap Syahrul. “Harga sagu lebih mahal dari beras,” sebut @susipudjiastuti langsung ngegas.
Akun @eva_mirae menyambung. Dia bilang, harga sagu saat ini lebih mahal dari harga beras. Kata dia, tidak semua rakyat Indonesia bisa makan sagu sebagai makanan pokok.
“Bukannya mencari solusi agar produksi pangan berlimpah, malah suruh beralih,” keluh @Riefky_Ardiansyah.
Akun @msaid_didu menambahkan. Kata dia, harga tepung sagu saat ini sudah lebih mahal dari harga beras kualitas sedang-bawah. Bahkan, saat ini banyak yang makan sagu maka harga sagu akan naik.
“Terus makan apa lagi ?” tanya dia.
Akun @Yudi_Supriyono menyesalkan solusi krisis pangan yang diusulkan Mentan Limpo karena asal ngomong. Padahal, kata dia, dulu Indonesia pernah menjadi negara swasembada beras. Sehingga yang penting saat ini, saran dia, Kementan memperhatikan nasib petani.
“Yaitu, dengan menjaga harga gabah tetap bagus dan diberi kemudahan untuk mendapatkan pupuk,” ujarnya.
Akun @AMjaya_acc menuding Pemerintah saat ini seperti kurang mengetahui permasalahan di masyarakat. Sebab, kata dia, harga beras jadi mahal karena biaya proses mulai dari tanam sampai panen mahal.
“Dan juga mulai dari harga pupuk yang tinggi,” ujarnya.
Akun @Johan_Dinata mengeluh swasembada pangan Indonesia telah hilang entah ke mana. Saat ini, kata dia, orang kaya makan beras. Sedangkan orang miskin makan sagu.
“Bingung, rakyat harus ikut yang mana dari omongan para pejabat. Dulu Wakil Presiden suruh makan pisang sekarang sagu,” kata @Kalysha_Amalia.
Menurut @Andri_Rizal, di tingkat petani harga gabah masih murah. Dia menyarankan Kementan agar mencari dan menyelesaikan akar masalah agar tidak terjadi krisis pangan, bukan malah disuruh makan sagu atau pisang.
Akun @Adeputralubis menyarankan Mentan bersama keluarga dan pejabat Kementan makan sagu terlebih dahulu agar rakyat mengikutinya. Dia mengingatkan, jangan sampai rakyat diminta makan sagu sementara pejabatnya malah makan enak. [TIF] ]]> , Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo berencana mensubsitusi atau mengganti produk pangan seperti beras menjadi sagu. Hal itu dilakukan jika harga komoditas tersebut tidak bersahabat alias mahal.
Sisiterangofficial mengunggah foto Mentan Syahrul Yasin Limpo sedang berbicara di atas podium. Di dalamnya ada pernyataan : jika beras makin mahal, Mentan Syahrul Yasin Limpo : kita makan sagu saja.
Sisiterangofficial mengutip sebuah pemberitaan bahwa Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, tidak akan segan-segan mensubsitusi produk pangan seperti beras menjadi sagu. Hal itu dilakukan bila harga komoditas tersebut tidak bersahabat alias mahal.
“Kita masih punya 5 juta hektar Sagu. Potong 1 juta sudah bisa bertahan 1-2 tahun, makan sagu aja,” ujar Syahrul di Jakara, Kamis (6/10).
Syahrul menjamin stok beras saat ini dalam kondisi aman. Bahkan, stok beras Indonesia surplus 10 juta ton. Oleh sebab itu, politikus Partai NasDem itu meminta masyarakat agar tidak perlu mempersoalkan jumlah stok beras.
“Di mana persoalannya? Kamu mau berapa ton? Mau beli berapa, ayo,” ucap Syahrul. “Harga sagu lebih mahal dari beras,” sebut @susipudjiastuti langsung ngegas.
Akun @eva_mirae menyambung. Dia bilang, harga sagu saat ini lebih mahal dari harga beras. Kata dia, tidak semua rakyat Indonesia bisa makan sagu sebagai makanan pokok.
“Bukannya mencari solusi agar produksi pangan berlimpah, malah suruh beralih,” keluh @Riefky_Ardiansyah.
Akun @msaid_didu menambahkan. Kata dia, harga tepung sagu saat ini sudah lebih mahal dari harga beras kualitas sedang-bawah. Bahkan, saat ini banyak yang makan sagu maka harga sagu akan naik.
“Terus makan apa lagi ?” tanya dia.
Akun @Yudi_Supriyono menyesalkan solusi krisis pangan yang diusulkan Mentan Limpo karena asal ngomong. Padahal, kata dia, dulu Indonesia pernah menjadi negara swasembada beras. Sehingga yang penting saat ini, saran dia, Kementan memperhatikan nasib petani.
“Yaitu, dengan menjaga harga gabah tetap bagus dan diberi kemudahan untuk mendapatkan pupuk,” ujarnya.
Akun @AMjaya_acc menuding Pemerintah saat ini seperti kurang mengetahui permasalahan di masyarakat. Sebab, kata dia, harga beras jadi mahal karena biaya proses mulai dari tanam sampai panen mahal.
“Dan juga mulai dari harga pupuk yang tinggi,” ujarnya.
Akun @Johan_Dinata mengeluh swasembada pangan Indonesia telah hilang entah ke mana. Saat ini, kata dia, orang kaya makan beras. Sedangkan orang miskin makan sagu.
“Bingung, rakyat harus ikut yang mana dari omongan para pejabat. Dulu Wakil Presiden suruh makan pisang sekarang sagu,” kata @Kalysha_Amalia.
Menurut @Andri_Rizal, di tingkat petani harga gabah masih murah. Dia menyarankan Kementan agar mencari dan menyelesaikan akar masalah agar tidak terjadi krisis pangan, bukan malah disuruh makan sagu atau pisang.
Akun @Adeputralubis menyarankan Mentan bersama keluarga dan pejabat Kementan makan sagu terlebih dahulu agar rakyat mengikutinya. Dia mengingatkan, jangan sampai rakyat diminta makan sagu sementara pejabatnya malah makan enak. [TIF]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID