DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
22 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Soal Biji Nikel Untuk China Viral Video Faisal Basri Rame Diomongin Warganet –

5 min read

Belum kelar viralnya saling sindir antara eks Wakil Presiden, Jusuf Kalla dengan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan soal nikel dan tenaga kerja asing, di dunia maya muncul video ekonom kondang dari Universitas Indonesia, Faisal Basri yang juga bicara soal biji nikel dan China. Video berdurasi 1 menitan itu, viral dan rame diomongin warganet.

Lantas apa yang dikatakan Faisal dalam video itu ? Faisal mengkritik soal pelarangan ekspor nikel yang selama ini ditentang negara Eropa. “Anda tahu akibat nikel dilarang? Nikel dilarang. Biji nikel yang dilarang ya,” kata Faisal.

Kata Faisal, 95 persen biji nikel itu dipakai perusahaan China. Di sinilah Faisal mengkritik bahwa Pemerintah telah dibodohi, terutama soal harga. Padahal, di Shanghai, harga nikel per tonnya mencapai 80 dolar AS.

Pemerintah resmi menetapkan buat China-China itu 34 dolar AS. 95 persen produknya diekspor ke China. Bebas bayar pajak 30 tahun. Tolol, itu namanya,” tandas Faisal dengan suara tinggi.

Faisal yakin dengan ucapannya. Faisal berani mempertanggungjawabkan pernyataannya. “Perkarakan saya silakan,” tantangnya.

Faisal mengaku, pernyataannya itu telah dibicarakan kemana-mana. Bahkan, omongannya sudah dibicarakan di Sidang Kabinet, sudah dibahas dalam rapat terbatas (ratas).

“Tapi masih dipidatokan lagi, dipidatokan lagi. ‘Wah, kita dapat rezeki nomplok Rp 450 triliun’. Kebohongan luar biasa itu. Kita maksudnya rakyat Indonesia. China yang dapat Rp 450 triliunnya itu,” pesan Faisal.

Sebelum rame video Faisal, lebih dulu viral kritikan JK tentang nikel. Wapres ke 10 dan 12 itu mengungkap bahwa mayoritas pekerja industri nikel di Tanah Air didominasi tenaga kerja asing (TKA) China.

Menurutnya, Indonesia adalah salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia. Namun, pekerjanya, mulai dari hulu sampai hilir kebanyakan TKA asal China.

“Ini daerah kaya nikel, tapi yang kerja semua China dari daratan sampai tukang las,” ujar JK dalam peringatan HUT 70 Tahun Kalla Group, di Grand Ballroom Kempinski Jakarta, Jumat (28/10).

Namun, kritikan JK itu dibantah Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Kata Luhut, tidak benar banyak pekerja asal China di smelter nikel Indonesia. “Itu nggak betul,” jawab Luhut.

 

Luhut menjelaskan, pada tahun 2014, waktu masa konstruksi smelter nikel memang banyak pekerja dari China.

“Sekarang sudah banyak orang Indonesia, pergi saja lihat ke sana,” tantang Luhut.

Warganet yang sebelumnya kepo dengan saling sindir antara JK dengan Luhut, kini beralih pada pernyataan Faisal Basri. Akun @kuputarung menyinggung publik agar segera melaporkan kejadian ini.

“Tapi kenapa nggak ada yang melaporkannya dengan pasal penipuan atau kebohongan publik,” ajaknya.

“Dipinjemin duit banyak, tapi aset negara dikuasai dengan leluasa. Teori ilmunya penjajahan ekonomi,” kritik @beli_sewa. “Terus warga +62 dapat apa?” timpal @Lantip03. “Dari nikel mestinya kita sudah bisa dapat duit gede untuk kesejahteraan rakyat, kalau diterapkan sesuai Pasal 33 Ayat 3 UUD 45, tapi faktanya gimana?” sahut @yedi_kurniahadi.

Di kesempatan berbeda, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal menerapkan pengenaan pajak untuk ekspor nikel. Pajak ekspor nikel dan feronikel sebagai langkah dukungan kebijakan dari pemerintah dalam meningkatkan hilirisasi pertambangan.

Untuk pemberlakuan penerapan pajak ekspor nikel itu, pihaknya sedang melakukan diskusi dengan Menteri Perekonomian (Menko) dan menteri terkait.

“Karena pajak ekspor bukan hanya untuk keuangan negara tapi sebagai instrumen memperkuat struktur ekonomi Indonesia,” ungkap Sri Mulyani.

Langkah Pemerintah mengembangkan hilirisasi nikel bisa menimbulkan neraca pembayaran Indonesia. Sehingga, trade account menjadi lebih baik disebabkan ekspor yang terjadi bukan hanya barang mentah melainkan memiliki nilai tambah melalui hilirisasi. ■
]]> , Belum kelar viralnya saling sindir antara eks Wakil Presiden, Jusuf Kalla dengan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan soal nikel dan tenaga kerja asing, di dunia maya muncul video ekonom kondang dari Universitas Indonesia, Faisal Basri yang juga bicara soal biji nikel dan China. Video berdurasi 1 menitan itu, viral dan rame diomongin warganet.

Lantas apa yang dikatakan Faisal dalam video itu ? Faisal mengkritik soal pelarangan ekspor nikel yang selama ini ditentang negara Eropa. “Anda tahu akibat nikel dilarang? Nikel dilarang. Biji nikel yang dilarang ya,” kata Faisal.

Kata Faisal, 95 persen biji nikel itu dipakai perusahaan China. Di sinilah Faisal mengkritik bahwa Pemerintah telah dibodohi, terutama soal harga. Padahal, di Shanghai, harga nikel per tonnya mencapai 80 dolar AS.

Pemerintah resmi menetapkan buat China-China itu 34 dolar AS. 95 persen produknya diekspor ke China. Bebas bayar pajak 30 tahun. Tolol, itu namanya,” tandas Faisal dengan suara tinggi.

Faisal yakin dengan ucapannya. Faisal berani mempertanggungjawabkan pernyataannya. “Perkarakan saya silakan,” tantangnya.

Faisal mengaku, pernyataannya itu telah dibicarakan kemana-mana. Bahkan, omongannya sudah dibicarakan di Sidang Kabinet, sudah dibahas dalam rapat terbatas (ratas).

“Tapi masih dipidatokan lagi, dipidatokan lagi. ‘Wah, kita dapat rezeki nomplok Rp 450 triliun’. Kebohongan luar biasa itu. Kita maksudnya rakyat Indonesia. China yang dapat Rp 450 triliunnya itu,” pesan Faisal.

Sebelum rame video Faisal, lebih dulu viral kritikan JK tentang nikel. Wapres ke 10 dan 12 itu mengungkap bahwa mayoritas pekerja industri nikel di Tanah Air didominasi tenaga kerja asing (TKA) China.

Menurutnya, Indonesia adalah salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia. Namun, pekerjanya, mulai dari hulu sampai hilir kebanyakan TKA asal China.

“Ini daerah kaya nikel, tapi yang kerja semua China dari daratan sampai tukang las,” ujar JK dalam peringatan HUT 70 Tahun Kalla Group, di Grand Ballroom Kempinski Jakarta, Jumat (28/10).

Namun, kritikan JK itu dibantah Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Kata Luhut, tidak benar banyak pekerja asal China di smelter nikel Indonesia. “Itu nggak betul,” jawab Luhut.

 

Luhut menjelaskan, pada tahun 2014, waktu masa konstruksi smelter nikel memang banyak pekerja dari China.

“Sekarang sudah banyak orang Indonesia, pergi saja lihat ke sana,” tantang Luhut.

Warganet yang sebelumnya kepo dengan saling sindir antara JK dengan Luhut, kini beralih pada pernyataan Faisal Basri. Akun @kuputarung menyinggung publik agar segera melaporkan kejadian ini.

“Tapi kenapa nggak ada yang melaporkannya dengan pasal penipuan atau kebohongan publik,” ajaknya.

“Dipinjemin duit banyak, tapi aset negara dikuasai dengan leluasa. Teori ilmunya penjajahan ekonomi,” kritik @beli_sewa. “Terus warga +62 dapat apa?” timpal @Lantip03. “Dari nikel mestinya kita sudah bisa dapat duit gede untuk kesejahteraan rakyat, kalau diterapkan sesuai Pasal 33 Ayat 3 UUD 45, tapi faktanya gimana?” sahut @yedi_kurniahadi.

Di kesempatan berbeda, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal menerapkan pengenaan pajak untuk ekspor nikel. Pajak ekspor nikel dan feronikel sebagai langkah dukungan kebijakan dari pemerintah dalam meningkatkan hilirisasi pertambangan.

Untuk pemberlakuan penerapan pajak ekspor nikel itu, pihaknya sedang melakukan diskusi dengan Menteri Perekonomian (Menko) dan menteri terkait.

“Karena pajak ekspor bukan hanya untuk keuangan negara tapi sebagai instrumen memperkuat struktur ekonomi Indonesia,” ungkap Sri Mulyani.

Langkah Pemerintah mengembangkan hilirisasi nikel bisa menimbulkan neraca pembayaran Indonesia. Sehingga, trade account menjadi lebih baik disebabkan ekspor yang terjadi bukan hanya barang mentah melainkan memiliki nilai tambah melalui hilirisasi. ■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |