DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
20 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Siapa Menteri NasDem Yang Takut Di-reshuffle –

5 min read

Perseteruan sesama elit NasDem makin runyam dan panas. Politisi NasDem Zulfan Lindan menuding penonaktifan dirinya dari partai karena ada Menteri NasDem yang takut di-reshuffle karena ucapannya yang menyebut Anies Baswedan antitesisnya Presiden Jokowi. Siapa tuh menteri NasDem yang takut di-reshuffle?

Pernyataan Zulfan yang menyebut Anies sebagai antitesisnya Jokowi bikin geger dunia perpolitikan. Partai koalisi pemerintah langsung menyerang NasDem.

Supaya isu ini tidak semakin panas, NasDem mengambil keputusan menonaktifkan Zulfan. Surat penonaktifan Zulfan diteken langsung Ketua Umum NasDem Surya Paloh.

Kemarin, Zulfan buka-bukan soal penonaktifannya itu. Kata dia, ada menteri NasDem di kabinet Jokowi yang takut terkena re­shuffle karena buntut NasDem deklarasi dukung Anies. “Ada salah satu menteri yang terbirit-birit ketakutan, mungkin mendengar bakal di-reshuffle sama Jokowi,” kata Zulfan dalam diskusi daring yang digelar Total Politik, Jumat (14/10).

Meski begitu, Zulfan tidak mengungkap nama menteri yang dimaksud. Dia hanya mempersilakan masyarakat menerka sendiri ketika ditanya siapa menteri yang ia maksud.

Untuk diketahui, saat ini ada tiga elit NasDem yang duduk sebagai menteri. Mereka adalah Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo; Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya Bakar; dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate.

Zulfan juga menyoroti soal surat penonaktifan dirinya. Menurut dia, surat itu salah alamat dan hanya untuk mempermalukan dirinya. Karena surat tersebut terlebih dulu bocor di media sosial, dibandingkan sampai ke tangannya.

Terlebih lagi, dia mengaku sudah mengundurkan diri dari DPP NasDem sejak 20 April 2020. Penyebabnya karena ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Wakil Komisaris Utama PT Jasa Marga. Namun, dia heran, kenapa sekarang ada lagi surat penonaktifan dirinya yang diteken oleh Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali dan Sekjen Johnny G. Plate.

“Hampir 2,5 tahun saya mengundurkan diri. Muncul lagi sebagai pengurus? Aneh ini,” ujar Zulfan.

Lebih lanjut, ia menegaskan, tidak pernah mengatasnamakan dirinya sebagai bagian NasDem sejak mundur. Menurutnya, atribusi NasDem dilekatkan oleh media.

 

Selain itu, mantan legislator itu juga meragukan apakah memang benar Jokowi marah karena pernyataannya. Menurutnya, belum tentu juga Jokowi marah. Sebab, tekan dia, tidak ada yang bisa mengkroscek.

“Siapa juga mau ngecek ke Jokowi, iya kan? Nggak ada yang ngecek karena dia menteri. Nah jadi, apa tujuannya? Ini ingin mempermalukan saya,“ pekik politisi berusia 66 tahun itu.

Merespons ucapan Zulfan, Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali buka suara. Ali memastikan surat penonaktifan itu bukan bohong, melainkan penegasan terkait pengunduran diri Zulfan. Surat itu terpaksa dikeluarkan lantaran berbagai pernyataan Zulfan dikait-kaitkan dengan sikap partai besutan Surya Paloh itu.

“Substansinya itu, selama ini semua pernyataan Pak Zulfan terlalu dihubunghubungkan seakan-akan itu adalah DPP, jadi substantifnya di situ,” tambah anggota Komisi III DPR itu.

Terlepas itu semua, Ali menyayangkan banyak pihak yang menganggap persoalan penonaktifan Zulfan sebagai drama. Dia bilang, surat itu untuk meluruskan agar ke depannya NasDem tidak dipojokkan akibat pernyataan kader yang bukan pengurus.

Johnny Pasrah

Lalu apa kata Sekjen NasDem Johnny G Plate soal isu reshuffle? Plate pasrah kalau di-reshuffle dari kursi orang nomor satu di Kementerian Komunikasi dan Informatika itu. “Itu kewenangan konstitusional presiden. Jangan campuri urusannya presiden. Serahkan saja kepada presiden,” jawab Plate.

Namun, dia mengingatkan publik bahwa hubungan Paloh dan Jokowi sangat erat. Bahkan selalu berjalan baik. “Bang Surya sudah menyampaikan bahwa NasDem akan mengawal kontinuitas pembangunan yang sudah dilaksanakan oleh Presiden Jokowi,” imbuhnya.

Terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menganggap, wajar jika NasDem mendapat ujian berat pasca-mendeklarasikan Anies capres. “Mungkin bukan cuma terancam kursi menterinya,” tukas pengamat politik dari Universitas Al Azhar itu kepada Rakyat Merdeka, kemarin. ■
]]> , Perseteruan sesama elit NasDem makin runyam dan panas. Politisi NasDem Zulfan Lindan menuding penonaktifan dirinya dari partai karena ada Menteri NasDem yang takut di-reshuffle karena ucapannya yang menyebut Anies Baswedan antitesisnya Presiden Jokowi. Siapa tuh menteri NasDem yang takut di-reshuffle?

Pernyataan Zulfan yang menyebut Anies sebagai antitesisnya Jokowi bikin geger dunia perpolitikan. Partai koalisi pemerintah langsung menyerang NasDem.

Supaya isu ini tidak semakin panas, NasDem mengambil keputusan menonaktifkan Zulfan. Surat penonaktifan Zulfan diteken langsung Ketua Umum NasDem Surya Paloh.

Kemarin, Zulfan buka-bukan soal penonaktifannya itu. Kata dia, ada menteri NasDem di kabinet Jokowi yang takut terkena re­shuffle karena buntut NasDem deklarasi dukung Anies. “Ada salah satu menteri yang terbirit-birit ketakutan, mungkin mendengar bakal di-reshuffle sama Jokowi,” kata Zulfan dalam diskusi daring yang digelar Total Politik, Jumat (14/10).

Meski begitu, Zulfan tidak mengungkap nama menteri yang dimaksud. Dia hanya mempersilakan masyarakat menerka sendiri ketika ditanya siapa menteri yang ia maksud.

Untuk diketahui, saat ini ada tiga elit NasDem yang duduk sebagai menteri. Mereka adalah Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo; Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya Bakar; dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate.

Zulfan juga menyoroti soal surat penonaktifan dirinya. Menurut dia, surat itu salah alamat dan hanya untuk mempermalukan dirinya. Karena surat tersebut terlebih dulu bocor di media sosial, dibandingkan sampai ke tangannya.

Terlebih lagi, dia mengaku sudah mengundurkan diri dari DPP NasDem sejak 20 April 2020. Penyebabnya karena ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Wakil Komisaris Utama PT Jasa Marga. Namun, dia heran, kenapa sekarang ada lagi surat penonaktifan dirinya yang diteken oleh Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali dan Sekjen Johnny G. Plate.

“Hampir 2,5 tahun saya mengundurkan diri. Muncul lagi sebagai pengurus? Aneh ini,” ujar Zulfan.

Lebih lanjut, ia menegaskan, tidak pernah mengatasnamakan dirinya sebagai bagian NasDem sejak mundur. Menurutnya, atribusi NasDem dilekatkan oleh media.

 

Selain itu, mantan legislator itu juga meragukan apakah memang benar Jokowi marah karena pernyataannya. Menurutnya, belum tentu juga Jokowi marah. Sebab, tekan dia, tidak ada yang bisa mengkroscek.

“Siapa juga mau ngecek ke Jokowi, iya kan? Nggak ada yang ngecek karena dia menteri. Nah jadi, apa tujuannya? Ini ingin mempermalukan saya,“ pekik politisi berusia 66 tahun itu.

Merespons ucapan Zulfan, Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali buka suara. Ali memastikan surat penonaktifan itu bukan bohong, melainkan penegasan terkait pengunduran diri Zulfan. Surat itu terpaksa dikeluarkan lantaran berbagai pernyataan Zulfan dikait-kaitkan dengan sikap partai besutan Surya Paloh itu.

“Substansinya itu, selama ini semua pernyataan Pak Zulfan terlalu dihubunghubungkan seakan-akan itu adalah DPP, jadi substantifnya di situ,” tambah anggota Komisi III DPR itu.

Terlepas itu semua, Ali menyayangkan banyak pihak yang menganggap persoalan penonaktifan Zulfan sebagai drama. Dia bilang, surat itu untuk meluruskan agar ke depannya NasDem tidak dipojokkan akibat pernyataan kader yang bukan pengurus.

Johnny Pasrah

Lalu apa kata Sekjen NasDem Johnny G Plate soal isu reshuffle? Plate pasrah kalau di-reshuffle dari kursi orang nomor satu di Kementerian Komunikasi dan Informatika itu. “Itu kewenangan konstitusional presiden. Jangan campuri urusannya presiden. Serahkan saja kepada presiden,” jawab Plate.

Namun, dia mengingatkan publik bahwa hubungan Paloh dan Jokowi sangat erat. Bahkan selalu berjalan baik. “Bang Surya sudah menyampaikan bahwa NasDem akan mengawal kontinuitas pembangunan yang sudah dilaksanakan oleh Presiden Jokowi,” imbuhnya.

Terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menganggap, wajar jika NasDem mendapat ujian berat pasca-mendeklarasikan Anies capres. “Mungkin bukan cuma terancam kursi menterinya,” tukas pengamat politik dari Universitas Al Azhar itu kepada Rakyat Merdeka, kemarin. ■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |