Setelah Sohibnya Berkuasa Di Sri Lanka Bosan Kabur, Rajapaksa Ngebet Kembali Mudik –
4 min readMantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dikabarkan akan pulang ke negaranya, setelah kabur ke Singapura. Juru Bicara Kabinet Sri Lanka, Bandula Gunawardena menginformasikan rencana tersebut. Namun, dia tidak menyampaikan jadwal kepulangan Rajapaksa
Apalagi, Pemerintah Singapura telah mengabulkan perpanjangan izin tinggal Rajapaksa untuk 14 hari lagi, setelah semula dapat izin tinggal 14 hari (semula diberitakan 15 hari). Itu artinya, Rajapaksa boleh tetap tinggal di Negara Merlion itu hingga 11 Agustus mendatang.
Pada 14 Juli lalu, Rajapaksa (73) diberikan izin kunjungan selama 14 hari, ketika tiba di Bandara Changi dengan Saudi Airlines (Saudia) dari Maladewa. Dia kabur dari Sri Lanka di tengah krisis ekonomi parah dan unjuk rasa besar-besaran.
Rajapaksa masuk ke Singapura dalam rangka kunjungan pribadi, tidak meminta suaka dan tidak mendapatkan suaka. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Singapura menambahkan, Pemerintah Singapura pada dasarnya tidak mengabulkan permintaan suaka.
Sesaat setelah tiba di Singapura, Rajapaksa mengajukan pengunduran diri yang kemudian secara resmi diumumkan Parlemen Sri Lanka pada 15 Juli 2022. Lima hari setelah pengumuman pengunduran diri Rajapaksa, Ranil Wickremesinghe yang merupakan mantan Perdana Menteri (PM) dan sekutu Rajapaksa, terpilih di parlemen, menjadi Presiden Sri Lanka.
Selanjutnya, Wickremesinghe menunjuk Dinesh Gunawardena sebagai PM. Gunawardena merupakan bekas teman sekolah Wickremesinghe dan dikenal sebagai sekutu dinasti politik Rajapaksa yang berkuasa sejak lama di Sri Lanka.
Wickremesinghe yang baru diangkat perlu bekerja dengan cepat agar tak senasib dengan pendahulunya. Apalagi dia juga dikecam rakyat yang marah dan turun ke jalan, karena dianggap turut bertanggung jawab terhadap krisis ekonomi terburuk selama 74 tahun kemerdekaan negara bekas jajahan Inggris itu.
Pada masa awal jabatannya, Wickremesinghe akan fokus pada program dana talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan mengamankan dana bantuan dari negara-negara sahabat untuk mengakhiri krisis bahan pokok dan mandeknya kegiatan ekonomi yang mendorong inflasi mendekati 70 persen.
Dia juga berusaha memadamkan protes jalanan yang terorganisir dengan baik. Presiden baru telah menempatkan Sri Lanka di bawah aturan darurat, yang membuat pasukan keamanan dapat menahan dan menangkap warga yang dianggap mengganggu keamanan.
Jumat (22/7) pagi pekan lalu, hanya sehari setelah dia dilantik, Wickremesinghe mengirim militer dan polisi untuk membersihkan lokasi protes utama, yang kemudian berakhir ricuh.
Wakil Presiden bidang Penelitian di Asia Securities Ltd Lakshini Fernando mengatakan, kesan pertama Pemerintahan Wickremesinghe kurang bagus.
“Tapi jika dia fokus pada kebutuhan mendesak warga, itu mungkin mengurangi tekanan. Ini proses yang panjang. Ranil (Wickremesinghe) bagus dalam proses yang panjang ini,” ungkap Fernando seperti dikutip Bloomberg. ■
]]> , Mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dikabarkan akan pulang ke negaranya, setelah kabur ke Singapura. Juru Bicara Kabinet Sri Lanka, Bandula Gunawardena menginformasikan rencana tersebut. Namun, dia tidak menyampaikan jadwal kepulangan Rajapaksa
Apalagi, Pemerintah Singapura telah mengabulkan perpanjangan izin tinggal Rajapaksa untuk 14 hari lagi, setelah semula dapat izin tinggal 14 hari (semula diberitakan 15 hari). Itu artinya, Rajapaksa boleh tetap tinggal di Negara Merlion itu hingga 11 Agustus mendatang.
Pada 14 Juli lalu, Rajapaksa (73) diberikan izin kunjungan selama 14 hari, ketika tiba di Bandara Changi dengan Saudi Airlines (Saudia) dari Maladewa. Dia kabur dari Sri Lanka di tengah krisis ekonomi parah dan unjuk rasa besar-besaran.
Rajapaksa masuk ke Singapura dalam rangka kunjungan pribadi, tidak meminta suaka dan tidak mendapatkan suaka. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Singapura menambahkan, Pemerintah Singapura pada dasarnya tidak mengabulkan permintaan suaka.
Sesaat setelah tiba di Singapura, Rajapaksa mengajukan pengunduran diri yang kemudian secara resmi diumumkan Parlemen Sri Lanka pada 15 Juli 2022. Lima hari setelah pengumuman pengunduran diri Rajapaksa, Ranil Wickremesinghe yang merupakan mantan Perdana Menteri (PM) dan sekutu Rajapaksa, terpilih di parlemen, menjadi Presiden Sri Lanka.
Selanjutnya, Wickremesinghe menunjuk Dinesh Gunawardena sebagai PM. Gunawardena merupakan bekas teman sekolah Wickremesinghe dan dikenal sebagai sekutu dinasti politik Rajapaksa yang berkuasa sejak lama di Sri Lanka.
Wickremesinghe yang baru diangkat perlu bekerja dengan cepat agar tak senasib dengan pendahulunya. Apalagi dia juga dikecam rakyat yang marah dan turun ke jalan, karena dianggap turut bertanggung jawab terhadap krisis ekonomi terburuk selama 74 tahun kemerdekaan negara bekas jajahan Inggris itu.
Pada masa awal jabatannya, Wickremesinghe akan fokus pada program dana talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan mengamankan dana bantuan dari negara-negara sahabat untuk mengakhiri krisis bahan pokok dan mandeknya kegiatan ekonomi yang mendorong inflasi mendekati 70 persen.
Dia juga berusaha memadamkan protes jalanan yang terorganisir dengan baik. Presiden baru telah menempatkan Sri Lanka di bawah aturan darurat, yang membuat pasukan keamanan dapat menahan dan menangkap warga yang dianggap mengganggu keamanan.
Jumat (22/7) pagi pekan lalu, hanya sehari setelah dia dilantik, Wickremesinghe mengirim militer dan polisi untuk membersihkan lokasi protes utama, yang kemudian berakhir ricuh.
Wakil Presiden bidang Penelitian di Asia Securities Ltd Lakshini Fernando mengatakan, kesan pertama Pemerintahan Wickremesinghe kurang bagus.
“Tapi jika dia fokus pada kebutuhan mendesak warga, itu mungkin mengurangi tekanan. Ini proses yang panjang. Ranil (Wickremesinghe) bagus dalam proses yang panjang ini,” ungkap Fernando seperti dikutip Bloomberg. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID