Sampai Jam 10, Ada 68 Aftershock Gempa Tektonik Tapanuli Utara Telan 1 Korban Jiwa, 9 Luka-luka –
3 min readSeorang warga meninggal dunia dan sembilan lainnya luka, akibat gempa bermagnitudo 6,0 yang mengguncang wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Sabtu (1/10) pukul 02.28 WIB.
Info ini disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual, Sabtu (1/10).
“Gempa bumi ini juga mengakibatkan lima bangunan roboh, dan beberapa bangunan mengalami kerusakan ringan,” ujar Dwikorita.
Dia menjelaskan, gempa tektonik ini memiliki parameter update, dengan magnitudo 5,8.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,11 lintang selatan dan 98,89 bujur timur. Pusat gempa berada di darat, yang berjarak 14 kilometer barat laut Tapanuli Utara, dengan kedalaman 10 kilometer.
Bila dilihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Besar Sumatra segmen Renun.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan geser ( strike-slip),” papar Dwikorita.
Gempa ini terasa di daerah Tarutung dengan skala intensitas VI MMI. Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar.
Di daerah Sipahutar, gempa terasa dengan skala intensitas V MMI. Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun. Di daerah Singkil, terasa dengan skala intensitas IV MMI. Pada siang hari, gempa dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Sementara di daerah Tapaktuan dan Gunung Sitoli, gempa terasa dengan skala intensitas III MMI. Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran, seakan-akan ada truk berlalu.
“Hasil pemodelan menunjukkan, gempa ini tidak berpotensi tsunami,” ujar Dwikorita.
Hingga pukul 10.00 WIB, telah terjadi 68 gempa susulan (aftershock) dari gempa utama M6,0.
Pada kesempatan tersebut, Dwikorita juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang, dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Hindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa. Atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa, yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah,” papar Dwikorita. ■
]]> , Seorang warga meninggal dunia dan sembilan lainnya luka, akibat gempa bermagnitudo 6,0 yang mengguncang wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Sabtu (1/10) pukul 02.28 WIB.
Info ini disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual, Sabtu (1/10).
“Gempa bumi ini juga mengakibatkan lima bangunan roboh, dan beberapa bangunan mengalami kerusakan ringan,” ujar Dwikorita.
Dia menjelaskan, gempa tektonik ini memiliki parameter update, dengan magnitudo 5,8.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,11 lintang selatan dan 98,89 bujur timur. Pusat gempa berada di darat, yang berjarak 14 kilometer barat laut Tapanuli Utara, dengan kedalaman 10 kilometer.
Bila dilihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Besar Sumatra segmen Renun.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan geser ( strike–slip),” papar Dwikorita.
Gempa ini terasa di daerah Tarutung dengan skala intensitas VI MMI. Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar.
Di daerah Sipahutar, gempa terasa dengan skala intensitas V MMI. Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun. Di daerah Singkil, terasa dengan skala intensitas IV MMI. Pada siang hari, gempa dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Sementara di daerah Tapaktuan dan Gunung Sitoli, gempa terasa dengan skala intensitas III MMI. Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran, seakan-akan ada truk berlalu.
“Hasil pemodelan menunjukkan, gempa ini tidak berpotensi tsunami,” ujar Dwikorita.
Hingga pukul 10.00 WIB, telah terjadi 68 gempa susulan (aftershock) dari gempa utama M6,0.
Pada kesempatan tersebut, Dwikorita juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang, dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Hindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa. Atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa, yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah,” papar Dwikorita. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID