DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
21 December 2024

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Revitalisasi Rampung Wajah Baru Candi Borobudur Siap Dinikmati Wisatawan –

4 min read

Wajah baru Candi Borobudur siap dinikmati para wisatawan. Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Septriana Tangkary mengatakan, pemerintah telah melakukan revitalisasi, pembangunan infrastruktur, serta perbaikan jalan dan koridor sampai ke dalam area candi.

Menurutnya, unsur pelestarian dan kemanfaatan ekonomi Borobudur harus dijaga agar dapat diwariskan ke generasi selanjutnya.

“Dengan bergotong royong kita dapat menjadikan Borobudur naik kelas, dari Destinasi Super Prioritas menjadi destinasi kelas dunia,” katanya, Senin (1/8).

Septriana menambahkan, pariwisata dan UMKM juga harus satu frekuensi, berkualitas dan berkelanjutan. “Dengan length of stay yang lebih panjang dan jumlah belanja yang lebih tinggi, memberi dampak positif bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat setempat dari yang terkecil hingga perekonomian Indonesia,” ujarnya.

Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Vinsensius Jemadu mendukung pengembangan pariwisata Borobudur.

Salah satunya, dengan menerapkan tiga pilar strategi untuk aspek pariwisata dan ekonomi kreatif, yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.

Vinsensius menegaskan, saat ini Pemerintah sedang berupaya untuk menciptakan legacy agar pariwisata bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya.

“Aspek keberlanjutan ini bukan hanya tentang lingkungan, tetapi juga menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi, industri. Jadi bagaimana pariwisata ini bisa dinikmati manfaatnya oleh semua komponen masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Restu Gunawan menjelaskan, pengembangan wisata di sekitar Borobudur dilakukan dengan tujuan candi tetap lestari serta dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar.

“Pihak yang diizinkan naik ke candi harus menggunakan sandal upanat yang proses produksinya melibatkan masyarakat sekitar, sehingga sustainability-nya bisa dijalankan seiring dengan pertumbuhan ekonomi untuk masyarakat sekitar Borobudur,” ungkapnya.

 

Direktur TWC Borobudur Edy Setijono menilai, pengembangan kawasan Borobudur sebagai destinasi super prioritas menjadi generator penggerak untuk pengembangan wilayah Joglosemar (Jogja, Solo, dan Semarang).

Tidak hanya kemanfaatan sosial dan lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat secara ekonomi.

“Konsep sirkulasi pengunjung Candi Borobudur merupakan upaya agar peluang meningkatnya jumlah wisatawan dapat sejalan dengan quality tourism, yaitu wisatawan short learning (tidak membutuhkan pendalaman wawasan Borobudur), serta wisatawan depth learning (kelompok wisatawan yang berkepentingan tertentu sehingga mendapatkan akses naik ke bangunan candi secara terbatas),” jelasnya.

Ketua DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Bendara berharap kolaborasi Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk bersama-sama menjaga pariwisata Candi Borobudur yang tidak hanya berkualitas tapi juga berkelanjutan.

Sekjen Badan Promosi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Ayu Cornelia mengatakan, BPPD turut membantu promosi dan koordinasi pengembangan pemasaran pariwisata sesuai kebijakan Pemda setempat, serta koordinasi pemasaran lintas sektor untuk satu visi, terutama Borobudur yang berada di kawasan Joglosemar.

“Untuk mewujudkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan, perlu ada mapping USP (Unique Selling Point) setiap daerah, pemberdayaan dan penguatan masyarakat lokal, edukasi dan kenyamanan bagi wisatawan, serta mengaitkan pariwisata dengan keunikan budaya setempat,” tuturnya. ■
]]> , Wajah baru Candi Borobudur siap dinikmati para wisatawan. Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Septriana Tangkary mengatakan, pemerintah telah melakukan revitalisasi, pembangunan infrastruktur, serta perbaikan jalan dan koridor sampai ke dalam area candi.

Menurutnya, unsur pelestarian dan kemanfaatan ekonomi Borobudur harus dijaga agar dapat diwariskan ke generasi selanjutnya.

“Dengan bergotong royong kita dapat menjadikan Borobudur naik kelas, dari Destinasi Super Prioritas menjadi destinasi kelas dunia,” katanya, Senin (1/8).

Septriana menambahkan, pariwisata dan UMKM juga harus satu frekuensi, berkualitas dan berkelanjutan. “Dengan length of stay yang lebih panjang dan jumlah belanja yang lebih tinggi, memberi dampak positif bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat setempat dari yang terkecil hingga perekonomian Indonesia,” ujarnya.

Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Vinsensius Jemadu mendukung pengembangan pariwisata Borobudur.

Salah satunya, dengan menerapkan tiga pilar strategi untuk aspek pariwisata dan ekonomi kreatif, yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.

Vinsensius menegaskan, saat ini Pemerintah sedang berupaya untuk menciptakan legacy agar pariwisata bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya.

“Aspek keberlanjutan ini bukan hanya tentang lingkungan, tetapi juga menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi, industri. Jadi bagaimana pariwisata ini bisa dinikmati manfaatnya oleh semua komponen masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Restu Gunawan menjelaskan, pengembangan wisata di sekitar Borobudur dilakukan dengan tujuan candi tetap lestari serta dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar.

“Pihak yang diizinkan naik ke candi harus menggunakan sandal upanat yang proses produksinya melibatkan masyarakat sekitar, sehingga sustainability-nya bisa dijalankan seiring dengan pertumbuhan ekonomi untuk masyarakat sekitar Borobudur,” ungkapnya.

 

Direktur TWC Borobudur Edy Setijono menilai, pengembangan kawasan Borobudur sebagai destinasi super prioritas menjadi generator penggerak untuk pengembangan wilayah Joglosemar (Jogja, Solo, dan Semarang).

Tidak hanya kemanfaatan sosial dan lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat secara ekonomi.

“Konsep sirkulasi pengunjung Candi Borobudur merupakan upaya agar peluang meningkatnya jumlah wisatawan dapat sejalan dengan quality tourism, yaitu wisatawan short learning (tidak membutuhkan pendalaman wawasan Borobudur), serta wisatawan depth learning (kelompok wisatawan yang berkepentingan tertentu sehingga mendapatkan akses naik ke bangunan candi secara terbatas),” jelasnya.

Ketua DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Bendara berharap kolaborasi Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk bersama-sama menjaga pariwisata Candi Borobudur yang tidak hanya berkualitas tapi juga berkelanjutan.

Sekjen Badan Promosi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Ayu Cornelia mengatakan, BPPD turut membantu promosi dan koordinasi pengembangan pemasaran pariwisata sesuai kebijakan Pemda setempat, serta koordinasi pemasaran lintas sektor untuk satu visi, terutama Borobudur yang berada di kawasan Joglosemar.

“Untuk mewujudkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan, perlu ada mapping USP (Unique Selling Point) setiap daerah, pemberdayaan dan penguatan masyarakat lokal, edukasi dan kenyamanan bagi wisatawan, serta mengaitkan pariwisata dengan keunikan budaya setempat,” tuturnya. ■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2024. PT Juan Global. All rights reserved. DigiBerita.com. |