PLN UIP Jawa Bagian Barat Sukses Gelar First Coal Firing And Synchronization Di PLTU Lontar Extension –
3 min readPT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (PLN UIP JBB) melalui Unit Pelaksana Proyek Jawa Bagian Barat 1 (UPP JBB 1) sukses melaksanakan First Coal Firing & Synchronization pada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension Unit #4 pada Kamis (28/7).
General Manager PLN UIP JBB, Octavianus Padudung mengatakan, First Coal Firing & Synchronization merupakan rangkaian setelah keberhasilan tahap first synchronization.
Ia menjelaskan, diawali dengan first steam admission pada 26 Mei 2022, dilanjutkan dengan synchronization pada 13 Juni 2022.
“Kini, kami telah berhasil melakukan First coal firing & synchronization pada 28 Juli 2022 tepat pukul 10.11 WIB,” ujarnya, dalam keterangannya, Rabu (3/8).
Ia menjelaskan, proyek PLTU Lontar berkapasitas 315 MW (Mega Watt) ini dibangun di Desa Lontar, Kabupaten Tangerang, Banten, dengan menggunakan teknologi Boiler Supercritical.
Tujuannya, untuk meningkatkan efisiensi pembangkitan. Karenanya, keberhasilan UPP JBB 1 dalam mencapai milestone ini merupakan bentuk komitmen perseroan dalam menyediakan pasokan listrik yang andal bagi masyarakat.
“Keberhasilan pada tahapan ini, menjadi keberhasilan milestone proyek pembangkit karena menggunakan batubara kalori rendah dengan nilai kalor (HHV) 4200 kcal per kilogram (kg), yang didatangkan dari Sumatera dan Kalimantan. Sehingga, kami tetap mendukung industri lokal,” ungkapnya.
Ia menilai, pembangunan PLTU Lontar Extension ini memang sangat krusial dalam memberikan suplai listrik terbaik untuk menyokong seluruh lini kegiatan terutama di DKI Jakarta, Banten, dan sekitarnya.
Sebab, wilayah tersebut memiliki potensi pertumbuhan ekonomi, bisnis dan industri yang kini kembali menggeliat pasca pandemi.
“Saat ini, listrik merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi, sehingga kita harus terus bergerak untuk menyediakan pasokan listrik yang andal bagi masyarakat,” katanya.
Ia menambahkan, tercapainya tahapan milestone ini akan memperkuat subsistem Balaraja 3,4 – Kembangan 1,2. Sehingga, PLTU Lontar akan mengoptimalkan sistem kelistrikan di DKI Jakarta dan Banten dengan menyuplai daya sebesar 30 persen dari kapasitas maksimal sebesar 315 MW, atau sekitar 94,5 MW ke sistem Jawa – Bali.
PLTU Lontar Extension ini, menurutnya akan menambah kapasitas daya sebesar 315 MW untuk menyuplai kelistrikan, khususnya pada daerah industri di Kabupaten Tangerang dan Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang.
Ia berharap, pembangunan PLTU Lontar Extension ini juga memiliki dampak positif dalam membuka lapangan kerja baru. Sejauh ini, proyek PLTU Lontar Extension telah menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja lokal.
“Setelah First Coal Firing & Synchronization, selanjutnya dilakukan beberapa tahapan pengujian dan commissioning lanjutan hingga tercapai beban 315 MW. Jadi, rencananya beroperasi secara komersial (COD/commercial operational date) pada Desember 2022,” pungkas Octavianus. ■
]]> , PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (PLN UIP JBB) melalui Unit Pelaksana Proyek Jawa Bagian Barat 1 (UPP JBB 1) sukses melaksanakan First Coal Firing & Synchronization pada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension Unit #4 pada Kamis (28/7).
General Manager PLN UIP JBB, Octavianus Padudung mengatakan, First Coal Firing & Synchronization merupakan rangkaian setelah keberhasilan tahap first synchronization.
Ia menjelaskan, diawali dengan first steam admission pada 26 Mei 2022, dilanjutkan dengan synchronization pada 13 Juni 2022.
“Kini, kami telah berhasil melakukan First coal firing & synchronization pada 28 Juli 2022 tepat pukul 10.11 WIB,” ujarnya, dalam keterangannya, Rabu (3/8).
Ia menjelaskan, proyek PLTU Lontar berkapasitas 315 MW (Mega Watt) ini dibangun di Desa Lontar, Kabupaten Tangerang, Banten, dengan menggunakan teknologi Boiler Supercritical.
Tujuannya, untuk meningkatkan efisiensi pembangkitan. Karenanya, keberhasilan UPP JBB 1 dalam mencapai milestone ini merupakan bentuk komitmen perseroan dalam menyediakan pasokan listrik yang andal bagi masyarakat.
“Keberhasilan pada tahapan ini, menjadi keberhasilan milestone proyek pembangkit karena menggunakan batubara kalori rendah dengan nilai kalor (HHV) 4200 kcal per kilogram (kg), yang didatangkan dari Sumatera dan Kalimantan. Sehingga, kami tetap mendukung industri lokal,” ungkapnya.
Ia menilai, pembangunan PLTU Lontar Extension ini memang sangat krusial dalam memberikan suplai listrik terbaik untuk menyokong seluruh lini kegiatan terutama di DKI Jakarta, Banten, dan sekitarnya.
Sebab, wilayah tersebut memiliki potensi pertumbuhan ekonomi, bisnis dan industri yang kini kembali menggeliat pasca pandemi.
“Saat ini, listrik merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi, sehingga kita harus terus bergerak untuk menyediakan pasokan listrik yang andal bagi masyarakat,” katanya.
Ia menambahkan, tercapainya tahapan milestone ini akan memperkuat subsistem Balaraja 3,4 – Kembangan 1,2. Sehingga, PLTU Lontar akan mengoptimalkan sistem kelistrikan di DKI Jakarta dan Banten dengan menyuplai daya sebesar 30 persen dari kapasitas maksimal sebesar 315 MW, atau sekitar 94,5 MW ke sistem Jawa – Bali.
PLTU Lontar Extension ini, menurutnya akan menambah kapasitas daya sebesar 315 MW untuk menyuplai kelistrikan, khususnya pada daerah industri di Kabupaten Tangerang dan Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang.
Ia berharap, pembangunan PLTU Lontar Extension ini juga memiliki dampak positif dalam membuka lapangan kerja baru. Sejauh ini, proyek PLTU Lontar Extension telah menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja lokal.
“Setelah First Coal Firing & Synchronization, selanjutnya dilakukan beberapa tahapan pengujian dan commissioning lanjutan hingga tercapai beban 315 MW. Jadi, rencananya beroperasi secara komersial (COD/commercial operational date) pada Desember 2022,” pungkas Octavianus. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID