DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
18 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Pesan Jokowi Kepada Pengusaha Kadin Tak Boleh Ada Rakyat Miskin Di Lokasi Perusahaan Besar –

5 min read

Gerakan Kemitraan Inklusif untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Naik Kelas resmi diluncurkan di Gedung Smesco, Jakarta, kemarin. Gerakan yang digagas Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ini diyakini menjadi kekuatan besar, karena mampu mengkolaborasikan antara pelaku UMKM dengan perusahan besar swasta.

Prosesi peresmian secara sim­bolis dilakukan Presiden Jokowi dengan menekan tombol sirine, didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Ka­din Indonesia Arsjad Rasjid, kemarin.

Hadir Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

“Kita semuanya harus bersinergi dan memiliki perasaan sama. Yang kita hadapi adalah tantangan yang tidak mudah. Yang gede, menengah, kecil harus bergandengan,” kata Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini mengatakan, hampir seluruh negara saat ini memasuki fase krisis. Mulai dari krisis pangan, energi, hingga finansial.

Namun, dia meyakini jika Pemerintah, swasta dan UMKM kompak, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat.

“Saya masih meyakini di kuar­tal lll kita masih bisa tumbuh di atas 5,44 persen. Kuncinya, kita harus kompak. Sehingga perlu yang namanya Indonesia incor­porated,” tegas Jokowi.

Jokowi juga mewanti-wanti perusahaan besar untuk melaku­kan pembinaan terhadap UMKM di sekitar wilayah operasi.

“Jangan sampai ada perusahaan besar berada di sebuah daerah, pabriknya kelihatan tinggi-tinggi dan besar sekali, lingkungannya miskin. Hati-hati,” pesan Jokowi, mewanti-wanti.

Menurutnya, membina ling­kungan itu sangat penting.

“Banyak warung kumuh, kenapa tidak seperti yang di depan tadi (stand UMKM)? Ada pembinaan warung-warung, sehingga penataan barangnya baik, packaging dari produk juga didampingi. Ini yang kita harapkan,” ucap Jokowi.

Eks Gubernur DKI Jakarta ini juga mengatakan, pembinaan UMKM tidak mungkin dilaku­kan semuanya oleh Pemerintah. Untuk itu, diperlukan gerakan kemitraan dengan swasta.

 

Jokowi berharap, kemitraan ini akan lebih menyambungkan antara kebutuhan pasar dengan produsen. Selain itu, agar produk yang dihasilkan tak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik, tapi juga dapat dibawa untuk pasar ekspor.

“Kalau ini bisa berjalan, saya meyakini akan berefek pada ter­tanganinya dengan cepat dan baik kemiskinan ekstrem,” ucapnya.

Bantu Dongkrak UMKM Naik Kelas

Airlangga Hartarto mengatakan, Pemerintah ikut mem­bantu usaha Kadin mendongkrak produk UMKM naik kelas. Bantuan yang dimaksud, yakni berupa identifikasi perenca­naan dan proyek percontohan di daerah-daerah.

Kemudian, Pemerintah juga memberikan bantuan dalam ben­tuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) seperti banyak yang diminta oleh UMKM.

“Jumlah KUR tahun ini Rp 373 triliun dan akan dinaikkan tahun depan menjadi Rp 460 triliun, sesuai arahan Bapak Presiden,” kata Airlangga.

Ketua Umum Partai Golkar ini mengungkapkan, jumlah kredit yang akan disalurkan bagi usaha menengah dipastikan naik.

Selama ini, hanya sekitar Rp 1.200 triliun. Nah, ini akan dinaikkan plafonnya menjadi Rp 1.800 triliun pada 2024.

Arsjad Rasjid mengatakan, melalui gerakan kemitraan inklusif untuk UMKM naik kelas, Kadin mengajak stake­holders, khususnya perusahaan-perusahaan besar berkolaborasi dengan UMKM.

“Kami mengajak bergotong-royong demi menguatkan per­tumbuhan tulang punggung ekonomi rakyat Indonesia, yakni UMKM,” ajak Arsjad.

Menurut Arsjad, dengan jumlahnya yang mencapai 64,2 juta, kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun, UMKM memiliki kontribusi sangat besar terhadap penciptaan lapangan pekerjaan dan ekonomi Indonesia.

Arsjad menuturkan, saat ini dunia dihadapi dengan gejolak ekonomi. Utamanya dipicu perang Ukraina dan Rusia. Kon­disi ini menyebabkan inflasi dan krisis rantai pasok, krisis pangan dan energi. Akibatnya, ekonomi dunia diperkirakan akan turun menjadi 2,9 persen dari 5,7 persen tahun ini.

Bos Indika Energy ini khawatir, kondisi tersebut berpo­tensi menurunkan permintaan dan omzet perusahaan. Tantangan itu sangat berdampak pada kelangsungan dunia usaha terutama pada UMKM yang masih relatif rentan terhadap gejolak ekonomi.

“Karena itu, Kadin dan peru­sahaan besar bersedia mengan­deng UMKM sebagai mitranya,” pungkas Arsjad. [KPJ] ]]> , Gerakan Kemitraan Inklusif untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Naik Kelas resmi diluncurkan di Gedung Smesco, Jakarta, kemarin. Gerakan yang digagas Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ini diyakini menjadi kekuatan besar, karena mampu mengkolaborasikan antara pelaku UMKM dengan perusahan besar swasta.

Prosesi peresmian secara sim­bolis dilakukan Presiden Jokowi dengan menekan tombol sirine, didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Ka­din Indonesia Arsjad Rasjid, kemarin.

Hadir Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

“Kita semuanya harus bersinergi dan memiliki perasaan sama. Yang kita hadapi adalah tantangan yang tidak mudah. Yang gede, menengah, kecil harus bergandengan,” kata Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini mengatakan, hampir seluruh negara saat ini memasuki fase krisis. Mulai dari krisis pangan, energi, hingga finansial.

Namun, dia meyakini jika Pemerintah, swasta dan UMKM kompak, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat.

“Saya masih meyakini di kuar­tal lll kita masih bisa tumbuh di atas 5,44 persen. Kuncinya, kita harus kompak. Sehingga perlu yang namanya Indonesia incor­porated,” tegas Jokowi.

Jokowi juga mewanti-wanti perusahaan besar untuk melaku­kan pembinaan terhadap UMKM di sekitar wilayah operasi.

“Jangan sampai ada perusahaan besar berada di sebuah daerah, pabriknya kelihatan tinggi-tinggi dan besar sekali, lingkungannya miskin. Hati-hati,” pesan Jokowi, mewanti-wanti.

Menurutnya, membina ling­kungan itu sangat penting.

“Banyak warung kumuh, kenapa tidak seperti yang di depan tadi (stand UMKM)? Ada pembinaan warung-warung, sehingga penataan barangnya baik, packaging dari produk juga didampingi. Ini yang kita harapkan,” ucap Jokowi.

Eks Gubernur DKI Jakarta ini juga mengatakan, pembinaan UMKM tidak mungkin dilaku­kan semuanya oleh Pemerintah. Untuk itu, diperlukan gerakan kemitraan dengan swasta.

 

Jokowi berharap, kemitraan ini akan lebih menyambungkan antara kebutuhan pasar dengan produsen. Selain itu, agar produk yang dihasilkan tak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik, tapi juga dapat dibawa untuk pasar ekspor.

“Kalau ini bisa berjalan, saya meyakini akan berefek pada ter­tanganinya dengan cepat dan baik kemiskinan ekstrem,” ucapnya.

Bantu Dongkrak UMKM Naik Kelas

Airlangga Hartarto mengatakan, Pemerintah ikut mem­bantu usaha Kadin mendongkrak produk UMKM naik kelas. Bantuan yang dimaksud, yakni berupa identifikasi perenca­naan dan proyek percontohan di daerah-daerah.

Kemudian, Pemerintah juga memberikan bantuan dalam ben­tuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) seperti banyak yang diminta oleh UMKM.

“Jumlah KUR tahun ini Rp 373 triliun dan akan dinaikkan tahun depan menjadi Rp 460 triliun, sesuai arahan Bapak Presiden,” kata Airlangga.

Ketua Umum Partai Golkar ini mengungkapkan, jumlah kredit yang akan disalurkan bagi usaha menengah dipastikan naik.

Selama ini, hanya sekitar Rp 1.200 triliun. Nah, ini akan dinaikkan plafonnya menjadi Rp 1.800 triliun pada 2024.

Arsjad Rasjid mengatakan, melalui gerakan kemitraan inklusif untuk UMKM naik kelas, Kadin mengajak stake­holders, khususnya perusahaan-perusahaan besar berkolaborasi dengan UMKM.

“Kami mengajak bergotong-royong demi menguatkan per­tumbuhan tulang punggung ekonomi rakyat Indonesia, yakni UMKM,” ajak Arsjad.

Menurut Arsjad, dengan jumlahnya yang mencapai 64,2 juta, kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun, UMKM memiliki kontribusi sangat besar terhadap penciptaan lapangan pekerjaan dan ekonomi Indonesia.

Arsjad menuturkan, saat ini dunia dihadapi dengan gejolak ekonomi. Utamanya dipicu perang Ukraina dan Rusia. Kon­disi ini menyebabkan inflasi dan krisis rantai pasok, krisis pangan dan energi. Akibatnya, ekonomi dunia diperkirakan akan turun menjadi 2,9 persen dari 5,7 persen tahun ini.

Bos Indika Energy ini khawatir, kondisi tersebut berpo­tensi menurunkan permintaan dan omzet perusahaan. Tantangan itu sangat berdampak pada kelangsungan dunia usaha terutama pada UMKM yang masih relatif rentan terhadap gejolak ekonomi.

“Karena itu, Kadin dan peru­sahaan besar bersedia mengan­deng UMKM sebagai mitranya,” pungkas Arsjad. [KPJ]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |