Peringati Hari Anak Nasional Takeda Komitmen Beri Perlindungan Keluarga Dari Demam Berdarah Dengue –
4 min readPT Takeda Indonesia, perusahaan biofarmasi, turut memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli dengan menyelenggarakan diskusi media bertema “Perlindungan Keluarga dari Bahaya Demam Berdarah Dengue”.
Diskusi yang digelar secara daring ini turut menghadirkan narasumber dari Kementerian Kesehatan Kemenkes dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
DBD merupakan penyakit infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, dengan tingkat keparahan yang dapat merenggut nyawa dibandingkan dengan demam Dengue biasa.
Berdasarkan data dari Kemenkes selama semester 1 tahun 2022, secara kumulatif terdapat 52.313 kasus Dengue di kabupaten atau kota di 34 provinsi Indonesia.
Angka tersebut merupakan peningkatan hingga lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, sebesar 19.156 pada Juni 2021.
Untuk itu, Takeda Indonesia mengambil langkah konkret untuk mendukung program Pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran Dengue.
General Manager PT Takeda Indonesia Andreas Gutknecht, mengatakan, Takeda Indonesia berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah menuju Zero Dengue Death pada 2030. Hal ini bisa tercapai dengan meningkatkan kesadaran orang tua maupun anak-anak akan bahaya Dengue.
“Seperti diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dengan hiperendemi Dengue di mana kasus Dengue cenderung mengalami peningkatan saat peralihan musim hujan ke musim kemarau,” ujar Andreas dalam keterangannya, Kamis (21/7).
Ia menambahkan, pihaknya memperkenalkan situs www.cegahdbd.com ini sebagai platform informasi Dengue dan pencegahannya yang dapat diakses oleh masyarakat luas.
“Takeda juga mengajak masyarakat untuk bergabung dalam kampanye “Jentik Jari”, yang menandakan semangat bersama untuk pencegahan Dengue yang komprehensif dan cermat, termasuk dengan motede pencegahan inovatif.” ujar Andreas.
Dengan tingginya jumlah anak-anak hingga remaja yang terkena bahkan meninggal dunia akibat Dengue ini, Ketua UKK Infeksi & Penyakit Tropis, IDAI Dr. Anggraini Alam mengatakan orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam meminimalisir jumlah kasus Dengue.
“Para orang tua diharapkan mewaspadai adanya individu yang terjangkit dengue di lingkungan rumah, sekolah, tempat penitipan anak, maupun tempat bermain anak,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, apabila anak demam, berilah banyak minum, istirahat, dan segera ke layanan kesehatan untuk memastikan apakah ia terinfeksi oleh virus dengue.
Terkait hal ini, pemerintah telah menargetkan penurunan angka kejadian Dengue hingga kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada tahun 2024 dan nol kasus kematian akibat Dengue pada tahun 2030.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya, antara lain: dengan melakukan penguatan sistem surveilans serta manajemen kejadian luar biasa, penguatan tata laksana secara komprehensif, meningkatkan partisipasi dari kemandirian masyarakat.
“Kami optimis bahwa Dengue dapat dikendalikan dan angka kejadian hingga kematian dapat ditekan. Hal ini dapat tercapai jika seluruh masyarakat dari berbagai sektor turut berpartisipasi dalam pencegahan Dengue dimulai dari lingkungan masing-masing,” pungkas Anggraini.■
]]> , PT Takeda Indonesia, perusahaan biofarmasi, turut memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli dengan menyelenggarakan diskusi media bertema “Perlindungan Keluarga dari Bahaya Demam Berdarah Dengue”.
Diskusi yang digelar secara daring ini turut menghadirkan narasumber dari Kementerian Kesehatan Kemenkes dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
DBD merupakan penyakit infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, dengan tingkat keparahan yang dapat merenggut nyawa dibandingkan dengan demam Dengue biasa.
Berdasarkan data dari Kemenkes selama semester 1 tahun 2022, secara kumulatif terdapat 52.313 kasus Dengue di kabupaten atau kota di 34 provinsi Indonesia.
Angka tersebut merupakan peningkatan hingga lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, sebesar 19.156 pada Juni 2021.
Untuk itu, Takeda Indonesia mengambil langkah konkret untuk mendukung program Pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran Dengue.
General Manager PT Takeda Indonesia Andreas Gutknecht, mengatakan, Takeda Indonesia berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah menuju Zero Dengue Death pada 2030. Hal ini bisa tercapai dengan meningkatkan kesadaran orang tua maupun anak-anak akan bahaya Dengue.
“Seperti diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dengan hiperendemi Dengue di mana kasus Dengue cenderung mengalami peningkatan saat peralihan musim hujan ke musim kemarau,” ujar Andreas dalam keterangannya, Kamis (21/7).
Ia menambahkan, pihaknya memperkenalkan situs www.cegahdbd.com ini sebagai platform informasi Dengue dan pencegahannya yang dapat diakses oleh masyarakat luas.
“Takeda juga mengajak masyarakat untuk bergabung dalam kampanye “Jentik Jari”, yang menandakan semangat bersama untuk pencegahan Dengue yang komprehensif dan cermat, termasuk dengan motede pencegahan inovatif.” ujar Andreas.
Dengan tingginya jumlah anak-anak hingga remaja yang terkena bahkan meninggal dunia akibat Dengue ini, Ketua UKK Infeksi & Penyakit Tropis, IDAI Dr. Anggraini Alam mengatakan orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam meminimalisir jumlah kasus Dengue.
“Para orang tua diharapkan mewaspadai adanya individu yang terjangkit dengue di lingkungan rumah, sekolah, tempat penitipan anak, maupun tempat bermain anak,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, apabila anak demam, berilah banyak minum, istirahat, dan segera ke layanan kesehatan untuk memastikan apakah ia terinfeksi oleh virus dengue.
Terkait hal ini, pemerintah telah menargetkan penurunan angka kejadian Dengue hingga kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada tahun 2024 dan nol kasus kematian akibat Dengue pada tahun 2030.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya, antara lain: dengan melakukan penguatan sistem surveilans serta manajemen kejadian luar biasa, penguatan tata laksana secara komprehensif, meningkatkan partisipasi dari kemandirian masyarakat.
“Kami optimis bahwa Dengue dapat dikendalikan dan angka kejadian hingga kematian dapat ditekan. Hal ini dapat tercapai jika seluruh masyarakat dari berbagai sektor turut berpartisipasi dalam pencegahan Dengue dimulai dari lingkungan masing-masing,” pungkas Anggraini.■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID