DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
22 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Penerapan Tap In-Tap Out Masih Semrawut Minta Refund, Penumpang Transjakarta Dipingpong… –

6 min read

Penerapan sistem baru Transjakarta yang mewajibkan penumpang tap in dan tap out, hingga kini masih semrawut. Banyak penumpang saldonya kepotong dua kali. Parahnya lagi, mereka dipingpong alias dipersulit saat meminta pengembalian saldo (refund).

Sistem tersebut diterapkan sejak 4 Oktober 2022. Hampir sebulan, layanan tersebut belum mengalami perbaikan signifikan. Akibatnya, sering terjadi penumpukan di halte akibat penumpang kesulitan melakukan tap out.

Banyak penumpang menumpahkan keluhannya di akun Instagram resmi milik Transjakarta, @pt_transjakarta.

“Udah lama nggak naik busway. Sekalinya naik malah saldo kepotong 2 kali. Tap in kepotong, pas tap out kepotong lagi. Ternyata banyak juga yang ngalamin,” kata @panda_panpan.julid.

“Tolong perbaiki sistemnya!! Rugi saya kalo setiap tap in tap out terpotong 2 kali!!!” cetus @ icha_2104. “Sistemnya nggak jelas. Masa tap in dan tap out kepotong. Jadi double tarif dong,” ujar @dewijana_.

“Tolong dong sistemnya diperbaiki, saldo gue kepotong 2 kali. Bahkan ini bukan kali pertama, udah sering. Masa gue harus ikhlas terus sih, mohon dibantu @pt_transjakarta,” pinta @yenibeing. “Payah. Sistem baru malah merugikan. Sekali perjalanan tapi tarifnya dua kali,” curhat @reynoviandaa.

Selain di akun Transjakarta, banyak warganet mengeluhkan hal serupa di akun stakeholder terkait seperti di akun Instagram Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Sebelumnya, curhatan penumpang Transjakarta yang saldonya terpotong dua kali viral di Twitter. Penumpang dengan akun @Dee_iaz menceritakan pengalaman tidak mengenakan yang dialaminya. Dia mengaku sampai berantem dengan sopir Transjakarta akibat saldonya terpotong dua kali.

“FYI tadi gw naik @PT_ Transjakarta 7E jam 6.22. Silahkan kalo mau laporin saya, saya siap ketemu atasan anda @PT_Transjakarta,” ujarnya.

@Dee_iaz menyebut, saat itu dia diminta sopir Transjakarta untuk tap out. Namun, dia minta jaminan, jika saldonya terpotong lagi, sopir harus menggantinya. Dan, benar saja, saat tap out saldonya kembali terpotong Rp 2 ribu, padahal saat tap in sudah terpotong Rp 3.500.

 

Dia pun menagih kepada sopir tersebut. Tapi sopir, lanjut @Dee_iaz, malah bilang cuma Rp 2 ribu saja. Keributan pun tak terelakkan. Sebab, @Dee_ iaz menuturkan, angka tersebut terbilang kecil. Tapi kalau dikalikan seminggu, sebulan, dan berapa banyak penumpang yang mengalami kejadian serupa, maka jumlahnya jadi besar.

Menanggapi masalah itu, Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Ismail, meminta PT Transjakarta bertanggung jawab untuk mengembalikan saldo pelanggan.

Komisi B, lanjut Ismail, telah berkoordinasi dengan PT Transjakarta dan JakLingko untuk menindaklanjuti permasalahan ini.

“Termasuk memantau langsung command center yang dikelola oleh JakLingko,” kata Ismail, Rabu (26/10).

Dia menjelaskan, pihak Transjakarta dan JakLingko sedang berproses mengembalikan saldo yang terpotong. Menurutnya, kasus saldo terpotong ini merupakan fenomena umum saat transisi tarif integrasi.

“Karena ada beberapa hal belum tersinkronisasi antara sistem yang selama ini dijalankan oleh Transjakarta dengan sistem yang mulai diterapkan JakLingko, terutama sinkronisasi tap yang dilakukan di halte dan bus,” jelasnya.

Terima 664 Aduan

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta Anang Rizkani Noor mengaku, pihaknya menerima ratusan aduan dari penumpang.

“Kami masih memproses keluhan pelanggan yang saldonya terpotong dua kali. Totalnya ada 664 aduan dan 353 di antaranya telah direspons dan diberikan kartu pengganti. Sementara itu, 12 pelanggan menolak memberikan data, dan sisanya sebanyak 299 belum merespons,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengklaim sudah tidak ada penumpang Transjakarta yang saldonya terpotong dua kali.

“Sudah dilakukan perbaikan dan sudah tidak ada lagi yang terpotong dua kali,” kata Syafrin di Mapolda Metro Jaya, Kamis (20/10).

 

Syafrin bilang, bagi penumpang bus Transjakarta yang saldonya terpotong dua kali, bisa menghubungi call center JakLingko ke nomor 081260001440 dan atau 02129223034. Aduan akan diproses dan saldo akan dikembalikan selambat-lambatnya selama tujuh hari.

Namun demikian, Syafrin meminta para pelanggan sabar jika aduan belum direspons customer service.

“Biasanya ada antrean. Begitu antrean masuk, ditangani, kami berharap masyarakat bersabar,” ujarnya.

Pengamat Transportasi Azas Tigor Nainggolan mengatakan, sistem tap in dan tap out Transjakarta menyulitkan dan merugikan pengguna Transjakarta. Sistem menyebabkan antrean dan saldo terpotong dua kali.

“Seharusnya sistem dalam pelayanan publik itu mempermudah dan melindungi masyarakat atas hak asasinya untuk mendapatkan pelayanan publik yang baik,” kata Azas, kemarin.

Dia mengkritik Transjakarta yang berbelit-belit dalam merespons keluhan penumpang. Bahkan terkesan membela diri.

“Solusi yang ditawarkan mempersulit. Penumpang disuruh mengurus sendiri pengembalian dana, padahal itu kesalahan Transjakarta,” ucapnya.

Seharusnya, tegas Azas, pengembalian uang dapat dilakukan secara otomatis ke kartu penumpang jika sistemnya bagus.

Kondisi itu, kata Azas, melemahkan langkah Pemprov DKI yang sedang mendorong masyarakat menggunakan layanan transportasi publik agar Jakarta bisa lepas dari masalah kemacetan.

“Sebaiknya Transjakarta meminta maaf kepada masyarakat atas buruknya pelayanan mereka. Transjakarta harus segera membuat sistem pengembalian yang mudah dan tidak menambah kesulitan baru penumpang,” saran Azas. ■
]]> , Penerapan sistem baru Transjakarta yang mewajibkan penumpang tap in dan tap out, hingga kini masih semrawut. Banyak penumpang saldonya kepotong dua kali. Parahnya lagi, mereka dipingpong alias dipersulit saat meminta pengembalian saldo (refund).

Sistem tersebut diterapkan sejak 4 Oktober 2022. Hampir sebulan, layanan tersebut belum mengalami perbaikan signifikan. Akibatnya, sering terjadi penumpukan di halte akibat penumpang kesulitan melakukan tap out.

Banyak penumpang menumpahkan keluhannya di akun Instagram resmi milik Transjakarta, @pt_transjakarta.

“Udah lama nggak naik busway. Sekalinya naik malah saldo kepotong 2 kali. Tap in kepotong, pas tap out kepotong lagi. Ternyata banyak juga yang ngalamin,” kata @panda_panpan.julid.

“Tolong perbaiki sistemnya!! Rugi saya kalo setiap tap in tap out terpotong 2 kali!!!” cetus @ icha_2104. “Sistemnya nggak jelas. Masa tap in dan tap out kepotong. Jadi double tarif dong,” ujar @dewijana_.

“Tolong dong sistemnya diperbaiki, saldo gue kepotong 2 kali. Bahkan ini bukan kali pertama, udah sering. Masa gue harus ikhlas terus sih, mohon dibantu @pt_transjakarta,” pinta @yenibeing. “Payah. Sistem baru malah merugikan. Sekali perjalanan tapi tarifnya dua kali,” curhat @reynoviandaa.

Selain di akun Transjakarta, banyak warganet mengeluhkan hal serupa di akun stakeholder terkait seperti di akun Instagram Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Sebelumnya, curhatan penumpang Transjakarta yang saldonya terpotong dua kali viral di Twitter. Penumpang dengan akun @Dee_iaz menceritakan pengalaman tidak mengenakan yang dialaminya. Dia mengaku sampai berantem dengan sopir Transjakarta akibat saldonya terpotong dua kali.

“FYI tadi gw naik @PT_ Transjakarta 7E jam 6.22. Silahkan kalo mau laporin saya, saya siap ketemu atasan anda @PT_Transjakarta,” ujarnya.

@Dee_iaz menyebut, saat itu dia diminta sopir Transjakarta untuk tap out. Namun, dia minta jaminan, jika saldonya terpotong lagi, sopir harus menggantinya. Dan, benar saja, saat tap out saldonya kembali terpotong Rp 2 ribu, padahal saat tap in sudah terpotong Rp 3.500.

 

Dia pun menagih kepada sopir tersebut. Tapi sopir, lanjut @Dee_iaz, malah bilang cuma Rp 2 ribu saja. Keributan pun tak terelakkan. Sebab, @Dee_ iaz menuturkan, angka tersebut terbilang kecil. Tapi kalau dikalikan seminggu, sebulan, dan berapa banyak penumpang yang mengalami kejadian serupa, maka jumlahnya jadi besar.

Menanggapi masalah itu, Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Ismail, meminta PT Transjakarta bertanggung jawab untuk mengembalikan saldo pelanggan.

Komisi B, lanjut Ismail, telah berkoordinasi dengan PT Transjakarta dan JakLingko untuk menindaklanjuti permasalahan ini.

“Termasuk memantau langsung command center yang dikelola oleh JakLingko,” kata Ismail, Rabu (26/10).

Dia menjelaskan, pihak Transjakarta dan JakLingko sedang berproses mengembalikan saldo yang terpotong. Menurutnya, kasus saldo terpotong ini merupakan fenomena umum saat transisi tarif integrasi.

“Karena ada beberapa hal belum tersinkronisasi antara sistem yang selama ini dijalankan oleh Transjakarta dengan sistem yang mulai diterapkan JakLingko, terutama sinkronisasi tap yang dilakukan di halte dan bus,” jelasnya.

Terima 664 Aduan

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta Anang Rizkani Noor mengaku, pihaknya menerima ratusan aduan dari penumpang.

“Kami masih memproses keluhan pelanggan yang saldonya terpotong dua kali. Totalnya ada 664 aduan dan 353 di antaranya telah direspons dan diberikan kartu pengganti. Sementara itu, 12 pelanggan menolak memberikan data, dan sisanya sebanyak 299 belum merespons,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengklaim sudah tidak ada penumpang Transjakarta yang saldonya terpotong dua kali.

“Sudah dilakukan perbaikan dan sudah tidak ada lagi yang terpotong dua kali,” kata Syafrin di Mapolda Metro Jaya, Kamis (20/10).

 

Syafrin bilang, bagi penumpang bus Transjakarta yang saldonya terpotong dua kali, bisa menghubungi call center JakLingko ke nomor 081260001440 dan atau 02129223034. Aduan akan diproses dan saldo akan dikembalikan selambat-lambatnya selama tujuh hari.

Namun demikian, Syafrin meminta para pelanggan sabar jika aduan belum direspons customer service.

“Biasanya ada antrean. Begitu antrean masuk, ditangani, kami berharap masyarakat bersabar,” ujarnya.

Pengamat Transportasi Azas Tigor Nainggolan mengatakan, sistem tap in dan tap out Transjakarta menyulitkan dan merugikan pengguna Transjakarta. Sistem menyebabkan antrean dan saldo terpotong dua kali.

“Seharusnya sistem dalam pelayanan publik itu mempermudah dan melindungi masyarakat atas hak asasinya untuk mendapatkan pelayanan publik yang baik,” kata Azas, kemarin.

Dia mengkritik Transjakarta yang berbelit-belit dalam merespons keluhan penumpang. Bahkan terkesan membela diri.

“Solusi yang ditawarkan mempersulit. Penumpang disuruh mengurus sendiri pengembalian dana, padahal itu kesalahan Transjakarta,” ucapnya.

Seharusnya, tegas Azas, pengembalian uang dapat dilakukan secara otomatis ke kartu penumpang jika sistemnya bagus.

Kondisi itu, kata Azas, melemahkan langkah Pemprov DKI yang sedang mendorong masyarakat menggunakan layanan transportasi publik agar Jakarta bisa lepas dari masalah kemacetan.

“Sebaiknya Transjakarta meminta maaf kepada masyarakat atas buruknya pelayanan mereka. Transjakarta harus segera membuat sistem pengembalian yang mudah dan tidak menambah kesulitan baru penumpang,” saran Azas. ■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |