DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
18 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

OPM Kembali Melakukan Pembantaian Ayo Berantas! Mau Tunggu Berapa Banyak Korban Lagi –

5 min read

Kasus pembantaian pekerja proyek jalan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) baru ramai disorot, sete­lah rekaman suara peristiwa sadis tersebut beredar luas. Mereka yang tewas karena diidentifikasi bagian dari intelijen.

“Di sini terjadi pembunuhan dan penembakan 4 orang pekerja perusa­haan jalan, karena alasan kedapatan senjata tabung dan 12 butir amunisi,” ujar Komandan Operasi TPNPB-OPM Kodap IV Sorong Raya, Mayor Arnoldus Yancen Kocu, seperti dikutip tvonenews.com, kemarin.

Seluruh korban tewas saat ini masih dalam pengusaan TPNPB-OPM Kodap IV Sorong Raya. TPNPB-OPM menung­gu aparat TNI dan Polri untuk datang mengambil para korban.

“Mayat kami tahan, kami tidak akan kasih ke siapa-siapa,” tegas Arnoldus.

Arnoldus menjelaskan alasan penyerangannya itu sebagai perjuangan. Kata dia, pihaknya bukan minta pembangunan dan minta uang, tapi minta merdeka.

“Titik akhirnya merdeka. Kami tidak akan lari dan siap melayani tamu yang datang,” katanya.

Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Adam Erwindi membenarkan serangan TPNPB-OPM kepada sejumlah pekerja.

Dia mengatakan, hal itu diketahui setelah salah satu pekerja selamat dan dievakuasi oleh Satuan Yonif RK 136-TS di Kampung Mayerga, Distrik Moskona Barat.

“Polres Teluk Bintuni, Kodim Bintuni dan Brimob telah diterjunkan ke lokasi penyerangan guna melakukan evakuasi terhadap korban,” ujarnya.

Sebelumnya, TPNPB-OPM melaku­kan serangan yang menewaskan 8 orang pekerja yang sedang memperbaiki me­nara Base Transceiver Station (BTS) di Boega, Kabupaten Puncak, Papua, pada 1 Maret 2022.

Kemudian, 31 orang pekerja proyek jalan Trans Papua yang sedang bekerja membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Nduga, Papua, juga dibunuh pada 3 Desember 2018.

Akun @AssaJanatan geram. Kata dia, mau menunggu berapa banyak lagi kor­ban berjatuhan dibantai oleh KKB. Masa tidak ada gerakan sama sekali.

“Ayolah kenapa harus berlarut larut, Tentara kita kan disegani dunia,” kata dia.

“TNI/Polri, segera tumpas kelompok TPNPB-OPM karena meresahkan dan menyengsarakan masyarakat Papua,” desak @MLindaZahra.

 

Akun @Hendar_Ajah sangat geram dengan adanya penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap para pekerja di proyek di Papua. Hal ini, sep­erti mengejek TNI dan Polri, seolah-olah tidak berdaya menghadapi mereka.

“Untuk apa kita mempunyai tentara paling kuat se Asia Tenggara, tapi menangkap KKB saja nggak bisa,” kritiknya.

Akun @Arh411 geram dan gemas den­gan aksi TPNPB-OPM yang membunuh pekerja. “Kenapa TNI kita tidak bisa memberantas kelompok ini?” tanya dia.

Senada dilontarkan @Jaga5_sila. Dia bilang, apakah TNI terlalu sabar atau tidak mampu berantas tuntas KKB dengan cepat. Jika terlambat, mereka akan semakin keras berteriak menghasut rakyat. “Apakah negara nggak bisa be­rangus KKB?” tanya dia.

Akun @Rifku heran, sangat susah me­nyelesaikan KKB di Papua. Dia khawatir, akan terjadi penembakan terus-terusan terhadap para pekerja proyek di Papua.

Akun @S_B Darmawan marah ke­pada TPNPB-OPM yang membunuh para pekerja untuk kesekian kalinya. Dia menyebut OPM sebagai kelompok yang kejam dan tidak punya hati nurani.

“Aparat keamanan tindak tegas dong para KKB di Papua,” desak @Setyo_Karyo.

Akun @Mr_Bedjo kesal. Dia bilang, para pekerja merupakan orang baik-baik dan sedang mengerjakan infrastruktur di Papua, malah ditembak KKB. “Bagaimana hati nurani mereka,” katanya.

Menurut @JusmangDjalil, biasanya KKB menyerang pekerja yang tidak ada pengamanan dari TNI/Polri saat mereka melakukan pekerjaan.” Konyol betul,” ujarnya.

Akun @Paimo kangen dengan suara Komnas HAM bila terjadi penembakan warga sipil di Papua oleh KKB. Sebab, saat giliran TNI/Polri menembak KKB dibilang kena HAM. Sementara untuk sebaliknya tidak berlaku.

“Tindakan TPNPB-OPM yang mem­bantai pekerja sangat sadis. Mana Komnas HAM, lihat tuh pelanggaran hak hidup,” ujar @SarifudiTjeng. [TIF] ]]> , Kasus pembantaian pekerja proyek jalan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) baru ramai disorot, sete­lah rekaman suara peristiwa sadis tersebut beredar luas. Mereka yang tewas karena diidentifikasi bagian dari intelijen.

“Di sini terjadi pembunuhan dan penembakan 4 orang pekerja perusa­haan jalan, karena alasan kedapatan senjata tabung dan 12 butir amunisi,” ujar Komandan Operasi TPNPB-OPM Kodap IV Sorong Raya, Mayor Arnoldus Yancen Kocu, seperti dikutip tvonenews.com, kemarin.

Seluruh korban tewas saat ini masih dalam pengusaan TPNPB-OPM Kodap IV Sorong Raya. TPNPB-OPM menung­gu aparat TNI dan Polri untuk datang mengambil para korban.

“Mayat kami tahan, kami tidak akan kasih ke siapa-siapa,” tegas Arnoldus.

Arnoldus menjelaskan alasan penyerangannya itu sebagai perjuangan. Kata dia, pihaknya bukan minta pembangunan dan minta uang, tapi minta merdeka.

“Titik akhirnya merdeka. Kami tidak akan lari dan siap melayani tamu yang datang,” katanya.

Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Adam Erwindi membenarkan serangan TPNPB-OPM kepada sejumlah pekerja.

Dia mengatakan, hal itu diketahui setelah salah satu pekerja selamat dan dievakuasi oleh Satuan Yonif RK 136-TS di Kampung Mayerga, Distrik Moskona Barat.

“Polres Teluk Bintuni, Kodim Bintuni dan Brimob telah diterjunkan ke lokasi penyerangan guna melakukan evakuasi terhadap korban,” ujarnya.

Sebelumnya, TPNPB-OPM melaku­kan serangan yang menewaskan 8 orang pekerja yang sedang memperbaiki me­nara Base Transceiver Station (BTS) di Boega, Kabupaten Puncak, Papua, pada 1 Maret 2022.

Kemudian, 31 orang pekerja proyek jalan Trans Papua yang sedang bekerja membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Nduga, Papua, juga dibunuh pada 3 Desember 2018.

Akun @AssaJanatan geram. Kata dia, mau menunggu berapa banyak lagi kor­ban berjatuhan dibantai oleh KKB. Masa tidak ada gerakan sama sekali.

“Ayolah kenapa harus berlarut larut, Tentara kita kan disegani dunia,” kata dia.

“TNI/Polri, segera tumpas kelompok TPNPB-OPM karena meresahkan dan menyengsarakan masyarakat Papua,” desak @MLindaZahra.

 

Akun @Hendar_Ajah sangat geram dengan adanya penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap para pekerja di proyek di Papua. Hal ini, sep­erti mengejek TNI dan Polri, seolah-olah tidak berdaya menghadapi mereka.

“Untuk apa kita mempunyai tentara paling kuat se Asia Tenggara, tapi menangkap KKB saja nggak bisa,” kritiknya.

Akun @Arh411 geram dan gemas den­gan aksi TPNPB-OPM yang membunuh pekerja. “Kenapa TNI kita tidak bisa memberantas kelompok ini?” tanya dia.

Senada dilontarkan @Jaga5_sila. Dia bilang, apakah TNI terlalu sabar atau tidak mampu berantas tuntas KKB dengan cepat. Jika terlambat, mereka akan semakin keras berteriak menghasut rakyat. “Apakah negara nggak bisa be­rangus KKB?” tanya dia.

Akun @Rifku heran, sangat susah me­nyelesaikan KKB di Papua. Dia khawatir, akan terjadi penembakan terus-terusan terhadap para pekerja proyek di Papua.

Akun @S_B Darmawan marah ke­pada TPNPB-OPM yang membunuh para pekerja untuk kesekian kalinya. Dia menyebut OPM sebagai kelompok yang kejam dan tidak punya hati nurani.

“Aparat keamanan tindak tegas dong para KKB di Papua,” desak @Setyo_Karyo.

Akun @Mr_Bedjo kesal. Dia bilang, para pekerja merupakan orang baik-baik dan sedang mengerjakan infrastruktur di Papua, malah ditembak KKB. “Bagaimana hati nurani mereka,” katanya.

Menurut @JusmangDjalil, biasanya KKB menyerang pekerja yang tidak ada pengamanan dari TNI/Polri saat mereka melakukan pekerjaan.” Konyol betul,” ujarnya.

Akun @Paimo kangen dengan suara Komnas HAM bila terjadi penembakan warga sipil di Papua oleh KKB. Sebab, saat giliran TNI/Polri menembak KKB dibilang kena HAM. Sementara untuk sebaliknya tidak berlaku.

“Tindakan TPNPB-OPM yang mem­bantai pekerja sangat sadis. Mana Komnas HAM, lihat tuh pelanggaran hak hidup,” ujar @SarifudiTjeng. [TIF]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |