New Look Batam, Singapura-nya Indonesia Yang Makin Kinclong –
4 min readBatam sekarang sudah makin berubah. Jauh lebih maju dan cantik. Sepuluh tahun lalu, berlayar dari kota ini menuju Singapura, kita merasakan perubahan peradaban yang ekstrim. Dari ketertinggalan, ke kemajuan. New look atau wajah baru Batam sekarang, makin cantik dan kinclong. Bikin kita bangga.
Pelabuhan Batam Centre, tak kalah keren dengan Harbor Front Singapura. Pembangunan di Batam memang tak pernah berhenti. Bahkan, di kala pandemi, investasi tetap mengalir ke Batam.
Rakyat Merdeka tiga kali mendatangi Batam. Tahun 2008, di saat Singapura mulai aktif mempromosikan paket tur, melalui jalur feri dari Batam. Berikutnya, saat peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2015. Dan, kunjungan paling anyar, Sabtu-Minggu (27-28 Agustus lalu), Rakyat Merdeka bersama sejumlah pemimpin media massa nasional diajak Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian (Sesmenko) Susiwijono Moegiarso, keliling beberapa lokasi di Batam.
Dulu, orang mengenal Otorita Batam. Tapi, sesuai Undang- Undang (UU) Nomor 44 Tahun 2007, berubah menjadi BP (Badan Pengusahaan) Batam. Lembaga inilah yang diberi hak mengelola kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas. Bertanggung jawab langsung kepada Dewan Kawasan, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI.
Tiga tahun terakhir, perkembangan Batam sangat cepat. Di masa pemerintahan Jokowi, ada sejumlah terobosan dilakukan. Pertama, Kepala BP Batam kini dijabat ex officio oleh Walikota Batam, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 62 Tahun 2019. Dampaknya sangat bagus, dan menjadi solusi dualisme kepemimpinan di Batam. Sekaligus memberikan kepastian hukum kepada investor. Tidak ada lagi perebutan kewenangan antara Walikota dan BP Batam. Sehingga mengurangi hambatan-hambatan investasi, terkait aturan dan perizinan.
Kedua, Presiden juga menetapkan PP Nomor 67 dan 68 tahun 2021, yang menetapkan ada dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam. Yaitu: KEK Batam Aero Technic dan KEK Nongsa. Dua KEK itu berlokasi di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Satu KEK lagi sudah lebih dulu ditetapkan, yaitu KEK Galang Batang di Bintan.
Tidak ada provinsi lain di Indonesia, yang punya tiga KEK, kecuali di Kepulauan Riau.
KEK Batam Aero Technic dan KEK Nongsa diharapkan menjadi pilot plan, atau mercusuar kawasan ekonomi berbasis service dan digital. Keberhasilannya nanti bisa direplikasi di wilayah lain Indonesia.
Meski pandemi, investasi di Batam tetap mengalir. Pada 2020, investasi asing mencapai 643 juta dolar AS, dengan 1.714 proyek. Pada 2021, terdapat 1.983 proyek Penanaman Modal Asing (PMA) yang direalisasikan. Sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tahun lalu mencapai 520,4 juta dolar AS, dengan 3.320 proyek.
Sejak Januari sampai Juni 2022, terdapat lima negara yang paling banyak berinvestasi di Batam. Posisi pertama Singapura (257,7 juta dolar AS), disusul Jerman (40,7 juta dolar AS), Taiwan (21,8 juta dolar AS), Prancis (8,2 juta dolar AS) dan Jepang (3,3 juta dolar AS).
Menurut Susiwijono, Pemerintah ingin membangun narasi yang baik dan positif kepada dunia usaha dan masyarakat bahwa dalam dua tahun terakhir ini, kemajuan ekonomi dan pembangunan di Batam begitu pesat.
“Di tengah kelesuan perekonomian global akibat pandemi Covid-19, Batam justru tak berhenti membangun infrastruktur dan memberikan sinyal ekonomi yang makin baik,” kata Susiwijono. [Ratna Susilowati] ]]> , Batam sekarang sudah makin berubah. Jauh lebih maju dan cantik. Sepuluh tahun lalu, berlayar dari kota ini menuju Singapura, kita merasakan perubahan peradaban yang ekstrim. Dari ketertinggalan, ke kemajuan. New look atau wajah baru Batam sekarang, makin cantik dan kinclong. Bikin kita bangga.
Pelabuhan Batam Centre, tak kalah keren dengan Harbor Front Singapura. Pembangunan di Batam memang tak pernah berhenti. Bahkan, di kala pandemi, investasi tetap mengalir ke Batam.
Rakyat Merdeka tiga kali mendatangi Batam. Tahun 2008, di saat Singapura mulai aktif mempromosikan paket tur, melalui jalur feri dari Batam. Berikutnya, saat peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2015. Dan, kunjungan paling anyar, Sabtu-Minggu (27-28 Agustus lalu), Rakyat Merdeka bersama sejumlah pemimpin media massa nasional diajak Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian (Sesmenko) Susiwijono Moegiarso, keliling beberapa lokasi di Batam.
Dulu, orang mengenal Otorita Batam. Tapi, sesuai Undang- Undang (UU) Nomor 44 Tahun 2007, berubah menjadi BP (Badan Pengusahaan) Batam. Lembaga inilah yang diberi hak mengelola kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas. Bertanggung jawab langsung kepada Dewan Kawasan, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI.
Tiga tahun terakhir, perkembangan Batam sangat cepat. Di masa pemerintahan Jokowi, ada sejumlah terobosan dilakukan. Pertama, Kepala BP Batam kini dijabat ex officio oleh Walikota Batam, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 62 Tahun 2019. Dampaknya sangat bagus, dan menjadi solusi dualisme kepemimpinan di Batam. Sekaligus memberikan kepastian hukum kepada investor. Tidak ada lagi perebutan kewenangan antara Walikota dan BP Batam. Sehingga mengurangi hambatan-hambatan investasi, terkait aturan dan perizinan.
Kedua, Presiden juga menetapkan PP Nomor 67 dan 68 tahun 2021, yang menetapkan ada dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam. Yaitu: KEK Batam Aero Technic dan KEK Nongsa. Dua KEK itu berlokasi di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Satu KEK lagi sudah lebih dulu ditetapkan, yaitu KEK Galang Batang di Bintan.
Tidak ada provinsi lain di Indonesia, yang punya tiga KEK, kecuali di Kepulauan Riau.
KEK Batam Aero Technic dan KEK Nongsa diharapkan menjadi pilot plan, atau mercusuar kawasan ekonomi berbasis service dan digital. Keberhasilannya nanti bisa direplikasi di wilayah lain Indonesia.
Meski pandemi, investasi di Batam tetap mengalir. Pada 2020, investasi asing mencapai 643 juta dolar AS, dengan 1.714 proyek. Pada 2021, terdapat 1.983 proyek Penanaman Modal Asing (PMA) yang direalisasikan. Sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tahun lalu mencapai 520,4 juta dolar AS, dengan 3.320 proyek.
Sejak Januari sampai Juni 2022, terdapat lima negara yang paling banyak berinvestasi di Batam. Posisi pertama Singapura (257,7 juta dolar AS), disusul Jerman (40,7 juta dolar AS), Taiwan (21,8 juta dolar AS), Prancis (8,2 juta dolar AS) dan Jepang (3,3 juta dolar AS).
Menurut Susiwijono, Pemerintah ingin membangun narasi yang baik dan positif kepada dunia usaha dan masyarakat bahwa dalam dua tahun terakhir ini, kemajuan ekonomi dan pembangunan di Batam begitu pesat.
“Di tengah kelesuan perekonomian global akibat pandemi Covid-19, Batam justru tak berhenti membangun infrastruktur dan memberikan sinyal ekonomi yang makin baik,” kata Susiwijono. [Ratna Susilowati]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID