Mulai Dikerjakan, Proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi Telan Dana Triliunan –
4 min readKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Tol Jagat Kerthi Bali, memulai pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi 96.8 Km. Hal ini ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono bersama Gubernur Bali I Wayan Koster di Pekutatan, Jembrana, Sabtu (10/9).
“Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi ini dalam rangka meningkatkan konektivitas infrastruktur jalan bebas hambatan di wilayah Bali,” ujar Basuki.
Menteri dari PDI Perjuangan ini mengatakan, pembangunan jalan tol ini sebagai destinasi wisata dunia harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, pasti kualitas. Kedua, perhatikan estetika.
“Tidak hanya struktur-struktur jalan saja. Juga, kualitas dan estetikanya, tanpa mengurangi kecepatan kerjanya,” katanya.
Basuki mengungkapkan, pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi ini menelan investasi sebesar Rp 24,6 triliun. Jalan tol ini ditargetkan selesai pada tahun 2028, namun Menteri Basuki menghendaki tuntas semua pada tahun 2025 akhir.
Dikatakan Basuki, jalan tol Gilimanuk-Mengwi terbagi menjadi 3 Seksi. Seksi 1 Gilimanuk-Pekutatan sepanjang 53,6 km, Seksi 2 Pekutatan-Soka sepanjang 24,3 km dan Seksi 3 Soka-Mengwi sepanjang 18,9 km. Proses pembangunan jalan tol ini tetap memperhatikan kearifan lokal Bali dengan menghindari tempat-tempat suci serta membangun jalur khusus roda dua untuk sepeda dan sepeda motor.
“Saya sangat gembira karena akan ada jalur untuk pengendara sepeda motor dan sepeda. Ini merupakan salah satu perhatian kita pada social heritage di Bali, sehingga cepat sampai tujuan dengan selamat sambil menikmati keindahan alam di Jembrana, Tabanan dan Badung,” ujar Basuki.
Ia menjelaskan, jalan tol Gilimanuk-Mengwi akan dibangun melintasi 3 Kabupaten, 13 Kecamatan dan 58 Desa. Dengan pemberdayaan 4 Desa di Bali sebagai Rest Area terpadu yang masing-masing memiliki konsep berbeda, yaitu Jembrana yang mengangkat kearifan lokal.
Lalu, pekutatan yang menunjang area taman bermain internasional. Kemudian Soka dengan konsep pedesaan sebagai tempat beristirahat, serta Tabanan sebagai pusat logistik untuk distribusi dalam kota.
Gubernur Koster Bersorak
Menurut Gubernur Bali, I Wayan Koster, masyarakat Bali telah lama menantikan pembangunan jalan tol ini untuk meningkatkan konektivitas antar Kabupaten serta memperpendek jarak tempuh menuju kawasan Denpasar.
“Terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Menteri PUPR beserta jajaran dan semua pihak yang telah mendukung, hingga terealisasinya program pembangunan jalan tol Jagat Kerthi Bali yang keberadaannya telah lama ditunggu-tunggu oleh masyarakat,” ungkapnya.
Selain menjadi solusi atas permasalahan kemacetan ruas arteri nasional, dan mempersingkat waktu perjalanan menuju Denpasar yang awalnya bisa sekitar 5-7 jam dapat menjadi sekitar 1,5-2 jam saja,
Menurut Koster keberadaan jalan tol ini akan berdampak bagi masyarakat Bali.
“Jalan tol ini memiliki dampak positif dalam peningkatan investasi pembangunan, peningkatan lapangan kerja, efisiensi jarak dan waktu tempuh logistic, bahkan akan mampu memicu timbulnya destinasi wisata baru serta pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru dan menyeimbangkan pembangunan antar wilayah di provinsi Bali,” ujar Koster.■
]]> , Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Tol Jagat Kerthi Bali, memulai pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi 96.8 Km. Hal ini ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono bersama Gubernur Bali I Wayan Koster di Pekutatan, Jembrana, Sabtu (10/9).
“Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi ini dalam rangka meningkatkan konektivitas infrastruktur jalan bebas hambatan di wilayah Bali,” ujar Basuki.
Menteri dari PDI Perjuangan ini mengatakan, pembangunan jalan tol ini sebagai destinasi wisata dunia harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, pasti kualitas. Kedua, perhatikan estetika.
“Tidak hanya struktur-struktur jalan saja. Juga, kualitas dan estetikanya, tanpa mengurangi kecepatan kerjanya,” katanya.
Basuki mengungkapkan, pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi ini menelan investasi sebesar Rp 24,6 triliun. Jalan tol ini ditargetkan selesai pada tahun 2028, namun Menteri Basuki menghendaki tuntas semua pada tahun 2025 akhir.
Dikatakan Basuki, jalan tol Gilimanuk-Mengwi terbagi menjadi 3 Seksi. Seksi 1 Gilimanuk-Pekutatan sepanjang 53,6 km, Seksi 2 Pekutatan-Soka sepanjang 24,3 km dan Seksi 3 Soka-Mengwi sepanjang 18,9 km. Proses pembangunan jalan tol ini tetap memperhatikan kearifan lokal Bali dengan menghindari tempat-tempat suci serta membangun jalur khusus roda dua untuk sepeda dan sepeda motor.
“Saya sangat gembira karena akan ada jalur untuk pengendara sepeda motor dan sepeda. Ini merupakan salah satu perhatian kita pada social heritage di Bali, sehingga cepat sampai tujuan dengan selamat sambil menikmati keindahan alam di Jembrana, Tabanan dan Badung,” ujar Basuki.
Ia menjelaskan, jalan tol Gilimanuk-Mengwi akan dibangun melintasi 3 Kabupaten, 13 Kecamatan dan 58 Desa. Dengan pemberdayaan 4 Desa di Bali sebagai Rest Area terpadu yang masing-masing memiliki konsep berbeda, yaitu Jembrana yang mengangkat kearifan lokal.
Lalu, pekutatan yang menunjang area taman bermain internasional. Kemudian Soka dengan konsep pedesaan sebagai tempat beristirahat, serta Tabanan sebagai pusat logistik untuk distribusi dalam kota.
Gubernur Koster Bersorak
Menurut Gubernur Bali, I Wayan Koster, masyarakat Bali telah lama menantikan pembangunan jalan tol ini untuk meningkatkan konektivitas antar Kabupaten serta memperpendek jarak tempuh menuju kawasan Denpasar.
“Terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Menteri PUPR beserta jajaran dan semua pihak yang telah mendukung, hingga terealisasinya program pembangunan jalan tol Jagat Kerthi Bali yang keberadaannya telah lama ditunggu-tunggu oleh masyarakat,” ungkapnya.
Selain menjadi solusi atas permasalahan kemacetan ruas arteri nasional, dan mempersingkat waktu perjalanan menuju Denpasar yang awalnya bisa sekitar 5-7 jam dapat menjadi sekitar 1,5-2 jam saja,
Menurut Koster keberadaan jalan tol ini akan berdampak bagi masyarakat Bali.
“Jalan tol ini memiliki dampak positif dalam peningkatan investasi pembangunan, peningkatan lapangan kerja, efisiensi jarak dan waktu tempuh logistic, bahkan akan mampu memicu timbulnya destinasi wisata baru serta pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru dan menyeimbangkan pembangunan antar wilayah di provinsi Bali,” ujar Koster.■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID