Menyelamatkan Diri Saat Gempa, Nih Caranya… –
4 min readGempa bumi merupakan jenis bencana yang bersifat merusak, dapat terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu singkat. Untuk itu, masyarakat harus tahu cara menyelamatkan diri saat gempa bumi.
Akun @indonesiabaik.id mengungkap langkah-langkah utama untuk menyelamatkan diri saat gempa bumi. Yaitu, tidak panik ketika terjadi gempa dan segera mencari tempat aman berlindung.
Setelah terjadi gempa, segera ke luar dengan tertib dan teratur, mencari lapangan terbuka, matikan listrik dan kompor serta berikan pertolongan pertama pada yang luka. Ketika gempa berpotensi tsunami, segera cari informasi akurat, lakukan evakuasi ke daerah aman dan hindari jalan rentan.
Akun @mfajrul.anfal mengatakan, berlindung di kolong meja atau di sudut ruangan menjadi pilihan tepat saat gempa terjadi. Dia bilang, tulangan beton pada bangunan kemungkinan bisa melindungi dan menghindari tembok dan kaca.
Indonesia butuh banget pemahaman mitigasi bencana karena kita tinggal di area rawan,” ujar @helloastari.
Akun @helloastari mengatakan, paling penting saat gempa terjadi, yakni tidak panik, buru-buru turun gedung. Tapi, berlindung di bawah meja/dekat kolom bangunan dan jauh dari kaca.
“Setelah mereda dan dipastikan nggak ada susulan, baru evakuasi,” ujarnya.
Akun @MarjenRokcalva mengatakan, edukasi keluarga terdekat dan rekan kerja atau komunitas soal cara menghadapi gempa juga sangat penting. Selain itu, mapping semua area aman dan tidak aman.
“Simulasikan dengan keluarga dan kantor/komunitas kalau situasi darurat terjadi. Asuransikan property, kendaraan cover gempa dan berdoa,” tuturnya.
Akun @imyourwestt mengatakan, tanggap bencana bukan cuma mengandalkan bantuan Pemerintah saja, juga kesiapan diri. “Pas kejadian gempa Cianjur jadi waswas, karena diri sendiri belum dibekali tanggap darurat gempa,” ungkapnya.
Akun @LaNyallaMM1 mengatakan, mitigasi bencana gempa menjadi tugas penting Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan harus diikuti. Sebab, faktanya korban rata-rata tertimpa reruntuhan bangunan yang terkena gempa dan berimbas fatal.
“Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mitigasi gempa adalah slot edukasi di sekolah. Tapi ini nggak cuma solusi untuk gempa: literally everything solusinya adalah edukasi: keuangan, entrepreneurship, budaya, agama, antikorupsi, semua harus diajarkan,” tutur @PNS_Ababil.
Akun @DaryonoBMKG mengatakan, gempa tidak membunuh dan melukai. Namun, bangunan roboh dan menimpa penghuni adalah penyebabnya. Untuk itu, solusi utama mitigasi gempa adalah mewujudkan bangunan tahan gempa (struktur kuat) atau bagunan ramah gempa (berbahan ringan).
“Local wisdom di daerah yang rawan bencana seperti gempa/tsunami kayaknya sudah mulai pudar. Sangat disayangkan edukasi tentang mitigasi bencana belum merata, dan sifatnya masih insidentil. Coba jika mitigasi bencana masuk dalam kurikulum pendidikan dasar hingga menengah,” timpal @pithiQ.
Akun @Cenytha2 mendesak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera menerapkan mitigasi bencana di sekolah.
Dia mengingatkan @BNPB_Indonesia bahwa negeri ini terletak di jalur ring of fire, yang akan selalu akrab dengan gempa, tsunami, gunung meletus. “Siap tidak siap mitigasi bencana mesti digerakkan, mulai sekarang,” katanya.
Akun @AryBandung mengatakan, bagi masyarakat yang mempunyai akses informasi bisa mulai bantu edukasi lingkungan terdekat jika ada gempa. Dia bilang, bahan edukasi di linimasa BMKG Sudah tersedia.
“Antisipasinya di rumah/tempat kerja dengan menata yang mengurangi bahaya. Menyediakan tas khusus darurat berisi dokumen dan P3K. Minimalnya,” tuturnya. [ASI] ]]> , Gempa bumi merupakan jenis bencana yang bersifat merusak, dapat terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu singkat. Untuk itu, masyarakat harus tahu cara menyelamatkan diri saat gempa bumi.
Akun @indonesiabaik.id mengungkap langkah-langkah utama untuk menyelamatkan diri saat gempa bumi. Yaitu, tidak panik ketika terjadi gempa dan segera mencari tempat aman berlindung.
Setelah terjadi gempa, segera ke luar dengan tertib dan teratur, mencari lapangan terbuka, matikan listrik dan kompor serta berikan pertolongan pertama pada yang luka. Ketika gempa berpotensi tsunami, segera cari informasi akurat, lakukan evakuasi ke daerah aman dan hindari jalan rentan.
Akun @mfajrul.anfal mengatakan, berlindung di kolong meja atau di sudut ruangan menjadi pilihan tepat saat gempa terjadi. Dia bilang, tulangan beton pada bangunan kemungkinan bisa melindungi dan menghindari tembok dan kaca.
Indonesia butuh banget pemahaman mitigasi bencana karena kita tinggal di area rawan,” ujar @helloastari.
Akun @helloastari mengatakan, paling penting saat gempa terjadi, yakni tidak panik, buru-buru turun gedung. Tapi, berlindung di bawah meja/dekat kolom bangunan dan jauh dari kaca.
“Setelah mereda dan dipastikan nggak ada susulan, baru evakuasi,” ujarnya.
Akun @MarjenRokcalva mengatakan, edukasi keluarga terdekat dan rekan kerja atau komunitas soal cara menghadapi gempa juga sangat penting. Selain itu, mapping semua area aman dan tidak aman.
“Simulasikan dengan keluarga dan kantor/komunitas kalau situasi darurat terjadi. Asuransikan property, kendaraan cover gempa dan berdoa,” tuturnya.
Akun @imyourwestt mengatakan, tanggap bencana bukan cuma mengandalkan bantuan Pemerintah saja, juga kesiapan diri. “Pas kejadian gempa Cianjur jadi waswas, karena diri sendiri belum dibekali tanggap darurat gempa,” ungkapnya.
Akun @LaNyallaMM1 mengatakan, mitigasi bencana gempa menjadi tugas penting Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan harus diikuti. Sebab, faktanya korban rata-rata tertimpa reruntuhan bangunan yang terkena gempa dan berimbas fatal.
“Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mitigasi gempa adalah slot edukasi di sekolah. Tapi ini nggak cuma solusi untuk gempa: literally everything solusinya adalah edukasi: keuangan, entrepreneurship, budaya, agama, antikorupsi, semua harus diajarkan,” tutur @PNS_Ababil.
Akun @DaryonoBMKG mengatakan, gempa tidak membunuh dan melukai. Namun, bangunan roboh dan menimpa penghuni adalah penyebabnya. Untuk itu, solusi utama mitigasi gempa adalah mewujudkan bangunan tahan gempa (struktur kuat) atau bagunan ramah gempa (berbahan ringan).
“Local wisdom di daerah yang rawan bencana seperti gempa/tsunami kayaknya sudah mulai pudar. Sangat disayangkan edukasi tentang mitigasi bencana belum merata, dan sifatnya masih insidentil. Coba jika mitigasi bencana masuk dalam kurikulum pendidikan dasar hingga menengah,” timpal @pithiQ.
Akun @Cenytha2 mendesak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera menerapkan mitigasi bencana di sekolah.
Dia mengingatkan @BNPB_Indonesia bahwa negeri ini terletak di jalur ring of fire, yang akan selalu akrab dengan gempa, tsunami, gunung meletus. “Siap tidak siap mitigasi bencana mesti digerakkan, mulai sekarang,” katanya.
Akun @AryBandung mengatakan, bagi masyarakat yang mempunyai akses informasi bisa mulai bantu edukasi lingkungan terdekat jika ada gempa. Dia bilang, bahan edukasi di linimasa BMKG Sudah tersedia.
“Antisipasinya di rumah/tempat kerja dengan menata yang mengurangi bahaya. Menyediakan tas khusus darurat berisi dokumen dan P3K. Minimalnya,” tuturnya. [ASI]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID