DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
31 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Menyelamatkan Diri Saat Gempa, Nih Caranya… –

4 min read

Gempa bumi merupakan jenis bencana yang bersifat merusak, dapat terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu sing­kat. Untuk itu, masyarakat harus tahu cara menyelamatkan diri saat gempa bumi.

Akun @indonesiabaik.id mengungkap langkah-langkah utama untuk menyela­matkan diri saat gempa bumi. Yaitu, tidak panik ketika terjadi gempa dan segera mencari tempat aman berlindung.

Setelah terjadi gempa, segera ke luar dengan tertib dan teratur, mencari lapangan terbuka, matikan listrik dan kompor serta berikan pertolongan pertama pada yang luka. Ketika gempa berpotensi tsunami, segera cari informasi akurat, lakukan evakuasi ke daerah aman dan hindari jalan rentan.

Akun @mfajrul.anfal mengatakan, berlindung di kolong meja atau di sudut ruangan menjadi pilihan tepat saat gempa terjadi. Dia bilang, tulangan beton pada bangunan kemungkinan bisa melindungi dan menghindari tembok dan kaca.

Indonesia butuh banget pemahaman mitigasi bencana karena kita tinggal di area rawan,” ujar @helloastari.

Akun @helloastari mengatakan, pal­ing penting saat gempa terjadi, yakni tidak panik, buru-buru turun gedung. Tapi, berlindung di bawah meja/dekat kolom bangunan dan jauh dari kaca.

“Setelah mereda dan dipastikan ng­gak ada susulan, baru evakuasi,” ujarnya.

Akun @MarjenRokcalva mengatakan, edukasi keluarga terdekat dan rekan kerja atau komunitas soal cara menghadapi gempa juga sangat penting. Selain itu, map­ping semua area aman dan tidak aman.

“Simulasikan dengan keluarga dan kantor/komunitas kalau situasi darurat ter­jadi. Asuransikan property, kendaraan cov­er gempa dan berdoa,” tuturnya.

Akun @imyourwestt mengatakan, tanggap bencana bukan cuma mengandalkan bantuan Pemerintah saja, juga kesiapan diri. “Pas kejadian gempa Cianjur jadi waswas, karena diri sendiri belum dibekali tanggap darurat gempa,” ungkapnya.

Akun @LaNyallaMM1 mengatakan, mitigasi bencana gempa menjadi tugas penting Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan harus diikuti. Sebab, faktanya korban rata-rata tertimpa reruntuhan bangunan yang terkena gempa dan berimbas fatal.

 

“Salah satu solusi yang ditawarkan un­tuk mitigasi gempa adalah slot edukasi di sekolah. Tapi ini nggak cuma solusi untuk gempa: literally everything solusinya ada­lah edukasi: keuangan, entrepreneurship, budaya, agama, antikorupsi, semua harus diajarkan,” tutur @PNS_Ababil.

Akun @DaryonoBMKG mengatakan, gempa tidak membunuh dan melukai. Namun, bangunan roboh dan menimpa penghuni adalah penyebabnya. Untuk itu, solusi utama mitigasi gempa adalah mewujudkan bangunan tahan gempa (struktur kuat) atau bagunan ramah gempa (berbahan ringan).

“Local wisdom di daerah yang rawan bencana seperti gempa/tsunami kayaknya sudah mulai pudar. Sangat disayangkan edukasi tentang mitigasi bencana belum merata, dan sifatnya masih insidentil. Coba jika mitigasi bencana masuk dalam kurikulum pendidikan dasar hingga me­nengah,” timpal @pithiQ.

Akun @Cenytha2 mendesak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera menerapkan mitigasi bencana di sekolah.

Dia mengingatkan @BNPB_Indonesia bahwa negeri ini terletak di jalur ring of fire, yang akan selalu akrab dengan gempa, tsunami, gunung meletus. “Siap tidak siap mitigasi bencana mesti digerakkan, mulai sekarang,” katanya.

Akun @AryBandung mengatakan, bagi masyarakat yang mempunyai akses informasi bisa mulai bantu edukasi lingkungan terdekat jika ada gempa. Dia bilang, bahan edukasi di linimasa BMKG Sudah tersedia.

“Antisipasinya di rumah/tempat kerja dengan menata yang mengurangi ba­haya. Menyediakan tas khusus darurat berisi dokumen dan P3K. Minimalnya,” tuturnya. [ASI] ]]> , Gempa bumi merupakan jenis bencana yang bersifat merusak, dapat terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu sing­kat. Untuk itu, masyarakat harus tahu cara menyelamatkan diri saat gempa bumi.

Akun @indonesiabaik.id mengungkap langkah-langkah utama untuk menyela­matkan diri saat gempa bumi. Yaitu, tidak panik ketika terjadi gempa dan segera mencari tempat aman berlindung.

Setelah terjadi gempa, segera ke luar dengan tertib dan teratur, mencari lapangan terbuka, matikan listrik dan kompor serta berikan pertolongan pertama pada yang luka. Ketika gempa berpotensi tsunami, segera cari informasi akurat, lakukan evakuasi ke daerah aman dan hindari jalan rentan.

Akun @mfajrul.anfal mengatakan, berlindung di kolong meja atau di sudut ruangan menjadi pilihan tepat saat gempa terjadi. Dia bilang, tulangan beton pada bangunan kemungkinan bisa melindungi dan menghindari tembok dan kaca.

Indonesia butuh banget pemahaman mitigasi bencana karena kita tinggal di area rawan,” ujar @helloastari.

Akun @helloastari mengatakan, pal­ing penting saat gempa terjadi, yakni tidak panik, buru-buru turun gedung. Tapi, berlindung di bawah meja/dekat kolom bangunan dan jauh dari kaca.

“Setelah mereda dan dipastikan ng­gak ada susulan, baru evakuasi,” ujarnya.

Akun @MarjenRokcalva mengatakan, edukasi keluarga terdekat dan rekan kerja atau komunitas soal cara menghadapi gempa juga sangat penting. Selain itu, map­ping semua area aman dan tidak aman.

“Simulasikan dengan keluarga dan kantor/komunitas kalau situasi darurat ter­jadi. Asuransikan property, kendaraan cov­er gempa dan berdoa,” tuturnya.

Akun @imyourwestt mengatakan, tanggap bencana bukan cuma mengandalkan bantuan Pemerintah saja, juga kesiapan diri. “Pas kejadian gempa Cianjur jadi waswas, karena diri sendiri belum dibekali tanggap darurat gempa,” ungkapnya.

Akun @LaNyallaMM1 mengatakan, mitigasi bencana gempa menjadi tugas penting Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan harus diikuti. Sebab, faktanya korban rata-rata tertimpa reruntuhan bangunan yang terkena gempa dan berimbas fatal.

 

“Salah satu solusi yang ditawarkan un­tuk mitigasi gempa adalah slot edukasi di sekolah. Tapi ini nggak cuma solusi untuk gempa: literally everything solusinya ada­lah edukasi: keuangan, entrepreneurship, budaya, agama, antikorupsi, semua harus diajarkan,” tutur @PNS_Ababil.

Akun @DaryonoBMKG mengatakan, gempa tidak membunuh dan melukai. Namun, bangunan roboh dan menimpa penghuni adalah penyebabnya. Untuk itu, solusi utama mitigasi gempa adalah mewujudkan bangunan tahan gempa (struktur kuat) atau bagunan ramah gempa (berbahan ringan).

“Local wisdom di daerah yang rawan bencana seperti gempa/tsunami kayaknya sudah mulai pudar. Sangat disayangkan edukasi tentang mitigasi bencana belum merata, dan sifatnya masih insidentil. Coba jika mitigasi bencana masuk dalam kurikulum pendidikan dasar hingga me­nengah,” timpal @pithiQ.

Akun @Cenytha2 mendesak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera menerapkan mitigasi bencana di sekolah.

Dia mengingatkan @BNPB_Indonesia bahwa negeri ini terletak di jalur ring of fire, yang akan selalu akrab dengan gempa, tsunami, gunung meletus. “Siap tidak siap mitigasi bencana mesti digerakkan, mulai sekarang,” katanya.

Akun @AryBandung mengatakan, bagi masyarakat yang mempunyai akses informasi bisa mulai bantu edukasi lingkungan terdekat jika ada gempa. Dia bilang, bahan edukasi di linimasa BMKG Sudah tersedia.

“Antisipasinya di rumah/tempat kerja dengan menata yang mengurangi ba­haya. Menyediakan tas khusus darurat berisi dokumen dan P3K. Minimalnya,” tuturnya. [ASI]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |