Menko PMK: Semua Mahasiswa Harus Melek Teknologi Informasi –
4 min readMenteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, sebagai penerus masa depan bangsa, para pemuda harus memiliki lima life skill penting untuk mencapai generasi Indonesia emas 2045.
Kelima life skill tersebut dirumuskan dalam 5C, yakni, critical thinking, creativity and inovation, communication skill, collaboration dan confidence.
“Mahasiswa harus menguasasi semua keterampilan hidup ini, agar mampu besikap dan bertindak dengan baik dalam menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan baru,” ujar Menko PMK saat menyampaiakan kuliah umum pertukaran mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Bela Negara di Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) Kampus Kaliabang, Bekasi, seperti keterangan yang diterima RM.id, (15/9/).
Dalam pemaparannya, Menko PMK turut menyampaikan, mata kuliah bela negara yang diberikan dalam kuliah umum tersebut memiliki makna strategis dalam menyiapkan generasi Indonesia menghadapi ancaman tantangan dan gangguan terhadap negara.
Kuliah umum bela negara ini juga dinilai penting untuk mengeksplor dan mempelajari keberagaman pelaksanaan tri dharma di perguruan tinggi, bersosialisasi dengan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, dan berkesempatan belajar di perguruan tinggi yang lain.
“Saya sangat mendukung program ini karena sejalan dengan visi misi bangsa. Ini merupakan langkah strategis dalam mendukung SDM unggul. Kalian yang disini yang sudah mendapatkan bekal dalam program bela negara, maka kalian harus menjadi yang terdepan nantinya dalam membangun bangsa,” kata Muhadjir.
Sebagai catatan, saat ini penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z dan milenial. Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, dari 270,2 juta penduduk Indonesia, jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa (27,94 persen). Sementara jumlah generasi milenial mencapai 69,90 juta jiwa (25,87 persen).
Data kependudukan menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja Indonesia tahun lalu sebesar 144 juta jiwa. Artinya, Indonesia sudah memasuki era bonus demografi karena jumlah kelompok usia produktif lebih banyak daripada kelompok usia tidak produktif.
Puncak bonus demografi di Indonesia diperkirakan akan terjadi pada periode 2030-2035. Periode bonus demografi ini harus betul-betul dipersiapkan sehingga bisa dipetik hasilnya. Bonus demografi menjadi salah satu modal Indonesia untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional menuju Indonesia Emas 2045. Setelah itu, Indonesia akan memasuki era penduduk usia tua.
“Tantangan utama saat ini adalah globalisasi dan kehadiran Revolusi Industri 4.0 yang segera disusul oleh Era Society 5.0, Karena itu, di era digital saat ini kita harus bisa menguasai teknologi digital. Jangan sampai ketinggalan,” pesan Menko PMK kepada mahasiswa.
Sementara itu, Rektor Universitas BSI, Mochamad Wahyudi, menjelaskan, pelaksanaan kuliah umum bela negara yang bertajuk ‘Merdeka Belajar Kampus Merdeka Bela Negara’ ini diikuti oleh 5000 Mahasiswa dan 100 Dosen Kader Bela Negara dari 64 Universitas Swasta yang dilangsungkan secara hybrid.
“Kami berharap program ini menjadi program berkelanjutan di masa mendatang dan menjadi contoh program pembelajaran,” ujarnya.■
]]> , Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, sebagai penerus masa depan bangsa, para pemuda harus memiliki lima life skill penting untuk mencapai generasi Indonesia emas 2045.
Kelima life skill tersebut dirumuskan dalam 5C, yakni, critical thinking, creativity and inovation, communication skill, collaboration dan confidence.
“Mahasiswa harus menguasasi semua keterampilan hidup ini, agar mampu besikap dan bertindak dengan baik dalam menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan baru,” ujar Menko PMK saat menyampaiakan kuliah umum pertukaran mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Bela Negara di Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) Kampus Kaliabang, Bekasi, seperti keterangan yang diterima RM.id, (15/9/).
Dalam pemaparannya, Menko PMK turut menyampaikan, mata kuliah bela negara yang diberikan dalam kuliah umum tersebut memiliki makna strategis dalam menyiapkan generasi Indonesia menghadapi ancaman tantangan dan gangguan terhadap negara.
Kuliah umum bela negara ini juga dinilai penting untuk mengeksplor dan mempelajari keberagaman pelaksanaan tri dharma di perguruan tinggi, bersosialisasi dengan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, dan berkesempatan belajar di perguruan tinggi yang lain.
“Saya sangat mendukung program ini karena sejalan dengan visi misi bangsa. Ini merupakan langkah strategis dalam mendukung SDM unggul. Kalian yang disini yang sudah mendapatkan bekal dalam program bela negara, maka kalian harus menjadi yang terdepan nantinya dalam membangun bangsa,” kata Muhadjir.
Sebagai catatan, saat ini penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z dan milenial. Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, dari 270,2 juta penduduk Indonesia, jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa (27,94 persen). Sementara jumlah generasi milenial mencapai 69,90 juta jiwa (25,87 persen).
Data kependudukan menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja Indonesia tahun lalu sebesar 144 juta jiwa. Artinya, Indonesia sudah memasuki era bonus demografi karena jumlah kelompok usia produktif lebih banyak daripada kelompok usia tidak produktif.
Puncak bonus demografi di Indonesia diperkirakan akan terjadi pada periode 2030-2035. Periode bonus demografi ini harus betul-betul dipersiapkan sehingga bisa dipetik hasilnya. Bonus demografi menjadi salah satu modal Indonesia untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional menuju Indonesia Emas 2045. Setelah itu, Indonesia akan memasuki era penduduk usia tua.
“Tantangan utama saat ini adalah globalisasi dan kehadiran Revolusi Industri 4.0 yang segera disusul oleh Era Society 5.0, Karena itu, di era digital saat ini kita harus bisa menguasai teknologi digital. Jangan sampai ketinggalan,” pesan Menko PMK kepada mahasiswa.
Sementara itu, Rektor Universitas BSI, Mochamad Wahyudi, menjelaskan, pelaksanaan kuliah umum bela negara yang bertajuk ‘Merdeka Belajar Kampus Merdeka Bela Negara’ ini diikuti oleh 5000 Mahasiswa dan 100 Dosen Kader Bela Negara dari 64 Universitas Swasta yang dilangsungkan secara hybrid.
“Kami berharap program ini menjadi program berkelanjutan di masa mendatang dan menjadi contoh program pembelajaran,” ujarnya.■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID