DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
12 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Mau Bangun Kereta Gantung Di IKN BKS Rayu Produsen Austria –

4 min read

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berkunjung ke Austria untuk penjajakan kerja sama bidang transportasi di Ibu Kota Negara (IKN).

Di Austria, BKS-sapaan Budi Karya Sumadi, bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Na­sional (PPN)/Kepala Bappenas Suarso Monoarfa, menemui Chief Executive Officer Dop­pelmayr Thomas Pichler.

Kunjungan ke Kantor Doppel­mayr Garaventa Group di Wol­furt Austria, lantaran perusahaan tersebut merupakan produsen kereta gantung internasional. Penggerak orang untuk ke area ski, transportasi perkotaan, ta­man hiburan, dan material handling system. Hingga tahun 2019, perusahaan ini telah melakukan lebih dari 15 ribu instalasi di 96 negara.

Pada kunjungannya ke Wolfurt, Kamis (1/9), BKS merayu Dop­pelmayr Garaventa Group agar mau membangun ropeway cable car atau kereta gantung di IKN.

Bersama Suharso, BKS dan Thomas Pichler melihat lang­sung sistem pembuatan serta pengelolaan kereta gantung.

BKS mengatakan, kunjungan ke Doppelmayr memberi­kan wawasan berharga tentang teknologi kereta gantung yang telah dikembangkan.

“Kami akan kembangkan kereta gantung sebagai salah satu transportasi ramah lingkungan, untuk melayani mobilitas dan pariwisata di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di IKN,” ujar BKS dalam keterangan resminya, kemarin.

Eks Dirut Angkasa Pura ll ini memastikan tidak hanya di IKN, kereta gantung juga dapat digunakan di sejumlah wilayah di Indonesia. Terutama untuk menghubungkan daerah yang berbukit atau sulit dijangkau. Kereta gan­tung juga dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata.

Dalam kesempatan itu, BKS mengajak Doppelmayr dan sejum­lah perusahaan di Austria berpar­tisipasi dalam pembangunan dan pengembangan sistem transportasi perkeretaapian di Indonesia.

Termasuk melakukan kerja sama pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam teknologi kereta gantung. Dengan melaksanakan program pertu­karan SDM, maupun program-program lainnya.

 

Tampung 2 Ribu Penumpang/Jam

Menyikapi itu, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyaraka­tan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno memperkirakan, pembangunan kereta gantung di IKN membutuhkan biaya Rp 315 miliar per kilometer (km). Angkutan itu dapat menampung 2 ribu penumpang per jam.

“Ide kereta gantung di IKN relatif baru. Prinsip kehati-ha­tian memilih trace yang akan dibangun harus memperhatikan keamanan kepala pemerintahan, pejabat negara dan diplomat asing. Apalagi, menyangkut ke­beradaan Istana Negara sebagai tempat tinggal presiden dan ke­luarga,” jelasnya.

Djoko merinci, alternatif pi­lihan kereta gantung yang di­pakai yakni Téléphérique des Capucins. Ide terkini dengan panjang jalur kilometer yang akan dilayani 4 stasiun, durasi perjalanan 12 menit, kecepatan 20 kilometer per jam dan kapasi­tas angkutnya 2 ribu penumpang per jam per arah.

Menurut dia, keunggulan kereta gantung, yakni berkapa­sitas tinggi, dapat menampung ribuan penumpang per jam, he­mat energi, membutuhkan lahan minim, biaya investasi, opera­sional dan perawatan rendah.

Selain itu, kereta gantung dapat beroperasi tanpa penge­mudi dan ditambah biaya pe­meliharaan yang rendah. Pem­bangunannya singkat, ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan emisi CO2 yang sangat minim, dan berdampak minimal terhadap lanskap kota. [KPJ] ]]> , Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berkunjung ke Austria untuk penjajakan kerja sama bidang transportasi di Ibu Kota Negara (IKN).

Di Austria, BKS-sapaan Budi Karya Sumadi, bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Na­sional (PPN)/Kepala Bappenas Suarso Monoarfa, menemui Chief Executive Officer Dop­pelmayr Thomas Pichler.

Kunjungan ke Kantor Doppel­mayr Garaventa Group di Wol­furt Austria, lantaran perusahaan tersebut merupakan produsen kereta gantung internasional. Penggerak orang untuk ke area ski, transportasi perkotaan, ta­man hiburan, dan material handling system. Hingga tahun 2019, perusahaan ini telah melakukan lebih dari 15 ribu instalasi di 96 negara.

Pada kunjungannya ke Wolfurt, Kamis (1/9), BKS merayu Dop­pelmayr Garaventa Group agar mau membangun ropeway cable car atau kereta gantung di IKN.

Bersama Suharso, BKS dan Thomas Pichler melihat lang­sung sistem pembuatan serta pengelolaan kereta gantung.

BKS mengatakan, kunjungan ke Doppelmayr memberi­kan wawasan berharga tentang teknologi kereta gantung yang telah dikembangkan.

“Kami akan kembangkan kereta gantung sebagai salah satu transportasi ramah lingkungan, untuk melayani mobilitas dan pariwisata di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di IKN,” ujar BKS dalam keterangan resminya, kemarin.

Eks Dirut Angkasa Pura ll ini memastikan tidak hanya di IKN, kereta gantung juga dapat digunakan di sejumlah wilayah di Indonesia. Terutama untuk menghubungkan daerah yang berbukit atau sulit dijangkau. Kereta gan­tung juga dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata.

Dalam kesempatan itu, BKS mengajak Doppelmayr dan sejum­lah perusahaan di Austria berpar­tisipasi dalam pembangunan dan pengembangan sistem transportasi perkeretaapian di Indonesia.

Termasuk melakukan kerja sama pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam teknologi kereta gantung. Dengan melaksanakan program pertu­karan SDM, maupun program-program lainnya.

 

Tampung 2 Ribu Penumpang/Jam

Menyikapi itu, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyaraka­tan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno memperkirakan, pembangunan kereta gantung di IKN membutuhkan biaya Rp 315 miliar per kilometer (km). Angkutan itu dapat menampung 2 ribu penumpang per jam.

“Ide kereta gantung di IKN relatif baru. Prinsip kehati-ha­tian memilih trace yang akan dibangun harus memperhatikan keamanan kepala pemerintahan, pejabat negara dan diplomat asing. Apalagi, menyangkut ke­beradaan Istana Negara sebagai tempat tinggal presiden dan ke­luarga,” jelasnya.

Djoko merinci, alternatif pi­lihan kereta gantung yang di­pakai yakni Téléphérique des Capucins. Ide terkini dengan panjang jalur kilometer yang akan dilayani 4 stasiun, durasi perjalanan 12 menit, kecepatan 20 kilometer per jam dan kapasi­tas angkutnya 2 ribu penumpang per jam per arah.

Menurut dia, keunggulan kereta gantung, yakni berkapa­sitas tinggi, dapat menampung ribuan penumpang per jam, he­mat energi, membutuhkan lahan minim, biaya investasi, opera­sional dan perawatan rendah.

Selain itu, kereta gantung dapat beroperasi tanpa penge­mudi dan ditambah biaya pe­meliharaan yang rendah. Pem­bangunannya singkat, ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan emisi CO2 yang sangat minim, dan berdampak minimal terhadap lanskap kota. [KPJ]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2024. PT Juan Global. All rights reserved. DigiBerita.com. |