Lakukan Energize Tahap Akhir PLN UIP Jawa Bagian Barat Operasikan GI Full Digital Pertama Di Indonesia –
4 min readPT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (PLN UIP JBB), melalui Unit Pelaksana Proyek Jawa Bagian Barat 4 (UPP JBB 4) resmi melakukan pemberian tegangan (energize) tahap terakhir Gardu Induk Digital (GID) 150 kV (kiloVolt) Sepatan II, Banten.
General Manager PLN UIP JBB, Octavianus Padudung mengatakan, proses energize tersebut tepat dilakukan pada Senin (1/8) sore guna memperkuat sistem ketenagalistrikan di Kabupaten Tangerang, Banten.
Adapun, energize tahap pertama dilakukan pada 30 November 2021 di bayline#2 dan trafo#2, dilanjutkan energize tahap kedua awal Agustus dan terakhir di bayline#1 dan trafo#1.
“Ini merupakan Gardu Induk dengan teknologi mutakhir dan pertama di Indonesia karena menerapkan teknologi full digital pada GI konvensional, dengan penggunaan Fiber Optik,” ujar Octavianus dalam keterangannya, Selasa (2/8).
Ia menuturkan, GID 150 kV Sepatan II ini bentuk inovasi PLN yang memberikan banyak kelebihan. Seperti lebih aman, lebih minim potensi gangguan, monitoring operasional lebih mudah, identifikasi gangguan lebih cepat dan tepat serta proses pembangunan menjadi lebih cepat.
Menurutnya, perbedaan tidak hanya terletak dari unit bayline dan trafonya saja, melainkan secara keseluruhan karena teknologi yang digunakan juga mengalami peningkatan.
Misalnya, di tahap pertama merupakan teknologi sistem semi digital, yakni masih digunakannya CT (Current Transformer) dan VT (Voltage Transformer) Konvensional. Serta, menggunakan MU (Merging Unit) untuk mengubah data analog menjadi digital atau Sample Value (SV).
Sedangkan di tahap kedua ini, sambung dia, telah menggunakan teknologi sistem full digital, yakni terdapat CMO (Combined Measurement Optic) kombinasi antara CT Optic dan VT Optic serta penerapan CTO (Current Transformer Optic).
“Pada CMO dan CTO terdapat fungsi sensor optic yang terhubung ke Exchange Merging Unit (XMU), selanjutnya data tersebut dikirim sudah dalam bentuk digital Sample Value (SV),” ujanya.
Tak hanya itu, penggunaan teknologi Fibre Optic di GID ini memiliki keunggulan lain seperti pengurangan kabel tembaga hingga 80 persen. Sehingga, berimplikasi positif pada pengurangan material berat yang digunakan.
Hal ini sekaligus meminimalisasi material yang diangkut dan berdampak pada pengurangan emisi CO2 (karbondioksida) pada saat proses pengangkutan.
Ia mengaku, lantaran menjadi yang pertama, proses pembangunan GID 150 kV Sepatan II ini tidak terlepas dari tantangan demi tantangan. Salah satunya, yaitu terdapat peralatan-peralatan digital baru yang belum pernah dipakai sebelumnya pada GI atau GIS Konvensional.
“Akibatnya, uji tes dan commissioning di site tidak semulus biasanya. Jadi, perlu adanya pengujian accuracy test,” ungkapnya.
Ia menambahkan, melalui energize tahap kedua ini sekaligus menandakan selesainya pembangunan GID 150 kV Sepatan II. Kini, kapasitas total GI ini menjadi 2×60 MVA (mega volt ampere) dengan beroperasinya kedua trafo, melayani konsumen dengan mengalirkan listrik yang bersumber dari PLTU Lontar dan kemudian disalurkan melalui SUTT 150 kV Sepatan-Sepatan II.
Octavianus berharap, dengan beroperasinya GI Full Digital pertama di Indonesia ini, yaitu keandalan pasokan energi listrik di Provinsi Banten, khususnya wilayah sekitar yang merupakan perindustrian, semakin meningkat dan turut meningkatkan perekonomian melalui proyeksi pertumbuhan industri-industri baru.
“Selain itu diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan menjadi pintu pembuka menuju teknologi baru sistem kelistrikan Indonesia yang lebih baik,” pungkas Octavianus. ■
]]> , PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (PLN UIP JBB), melalui Unit Pelaksana Proyek Jawa Bagian Barat 4 (UPP JBB 4) resmi melakukan pemberian tegangan (energize) tahap terakhir Gardu Induk Digital (GID) 150 kV (kiloVolt) Sepatan II, Banten.
General Manager PLN UIP JBB, Octavianus Padudung mengatakan, proses energize tersebut tepat dilakukan pada Senin (1/8) sore guna memperkuat sistem ketenagalistrikan di Kabupaten Tangerang, Banten.
Adapun, energize tahap pertama dilakukan pada 30 November 2021 di bayline#2 dan trafo#2, dilanjutkan energize tahap kedua awal Agustus dan terakhir di bayline#1 dan trafo#1.
“Ini merupakan Gardu Induk dengan teknologi mutakhir dan pertama di Indonesia karena menerapkan teknologi full digital pada GI konvensional, dengan penggunaan Fiber Optik,” ujar Octavianus dalam keterangannya, Selasa (2/8).
Ia menuturkan, GID 150 kV Sepatan II ini bentuk inovasi PLN yang memberikan banyak kelebihan. Seperti lebih aman, lebih minim potensi gangguan, monitoring operasional lebih mudah, identifikasi gangguan lebih cepat dan tepat serta proses pembangunan menjadi lebih cepat.
Menurutnya, perbedaan tidak hanya terletak dari unit bayline dan trafonya saja, melainkan secara keseluruhan karena teknologi yang digunakan juga mengalami peningkatan.
Misalnya, di tahap pertama merupakan teknologi sistem semi digital, yakni masih digunakannya CT (Current Transformer) dan VT (Voltage Transformer) Konvensional. Serta, menggunakan MU (Merging Unit) untuk mengubah data analog menjadi digital atau Sample Value (SV).
Sedangkan di tahap kedua ini, sambung dia, telah menggunakan teknologi sistem full digital, yakni terdapat CMO (Combined Measurement Optic) kombinasi antara CT Optic dan VT Optic serta penerapan CTO (Current Transformer Optic).
“Pada CMO dan CTO terdapat fungsi sensor optic yang terhubung ke Exchange Merging Unit (XMU), selanjutnya data tersebut dikirim sudah dalam bentuk digital Sample Value (SV),” ujanya.
Tak hanya itu, penggunaan teknologi Fibre Optic di GID ini memiliki keunggulan lain seperti pengurangan kabel tembaga hingga 80 persen. Sehingga, berimplikasi positif pada pengurangan material berat yang digunakan.
Hal ini sekaligus meminimalisasi material yang diangkut dan berdampak pada pengurangan emisi CO2 (karbondioksida) pada saat proses pengangkutan.
Ia mengaku, lantaran menjadi yang pertama, proses pembangunan GID 150 kV Sepatan II ini tidak terlepas dari tantangan demi tantangan. Salah satunya, yaitu terdapat peralatan-peralatan digital baru yang belum pernah dipakai sebelumnya pada GI atau GIS Konvensional.
“Akibatnya, uji tes dan commissioning di site tidak semulus biasanya. Jadi, perlu adanya pengujian accuracy test,” ungkapnya.
Ia menambahkan, melalui energize tahap kedua ini sekaligus menandakan selesainya pembangunan GID 150 kV Sepatan II. Kini, kapasitas total GI ini menjadi 2×60 MVA (mega volt ampere) dengan beroperasinya kedua trafo, melayani konsumen dengan mengalirkan listrik yang bersumber dari PLTU Lontar dan kemudian disalurkan melalui SUTT 150 kV Sepatan-Sepatan II.
Octavianus berharap, dengan beroperasinya GI Full Digital pertama di Indonesia ini, yaitu keandalan pasokan energi listrik di Provinsi Banten, khususnya wilayah sekitar yang merupakan perindustrian, semakin meningkat dan turut meningkatkan perekonomian melalui proyeksi pertumbuhan industri-industri baru.
“Selain itu diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan menjadi pintu pembuka menuju teknologi baru sistem kelistrikan Indonesia yang lebih baik,” pungkas Octavianus. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID