DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
22 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Ketemu Dua Petinggi Perusahaan Prancis Bahlil Mau Pengusaha Lokal Ikut Digandeng –

5 min read

Dalam lawatannya ke Eropa, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bertemu dengan para petinggi dua perusahaan asal Prancis. Bahlil meminta perusahaan tersebut menggandeng pengusaha lokal/Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia.

Dua perusahaan yang disambangi Bahlil, yaitu Produsen Listrik Independen (IPP) asal Prancis, HDF Energy. Dan salah satu perusahan tambang terbesar di Prancis, Eramet.

Dalam pertemuannya dengan Deputy CEO of HDF Energy Jean-Noël de Charentenay, Bahlil memberikan dukungan atas rencana investasi HDF Energy di Indonesia. Ini terkait pengem­bangan proyek energi terbarukan di Indonesia.

Bahlil berharap, ada pemerataan dalam investasi tersebut dengan menggandeng pelaku usaha lokal atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Pengusahanya juga harus pro­fesional dan memiliki kualitas,” ucap Bahlil dalam keterangannya, kemarin.

Mantan Ketua Umum Himpu­nan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu menjelaskan, saat ini dunia sedang mendorong Energi Baru Terbarukan (EBT). Dan In­donesia, memiliki sumber daya yang berlimpah. Seperti angin, air, dan matahari, yang dapat dimaksimalkan dengan meng­gunakan teknologi canggih.

Dalam proses bisnisnya, HDF menggunakan hidrogen untuk me­nyimpan kelebihan suplai energi hijau dari angin dan matahari. HDF Energy juga sedang menjalankan rencana 20 proyek dengan total investasi senilai 1,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

“Kami mengapresiasi rencana kolaborasi HDF dengan pengusaha daerah. Karena hal tersebut sejalan dengan arah kebijakan Pemerintah Indonesia saat ini,” katanya.

Deputy CEO of HDF Energy Jean-Noel de Charentenay men­jelaskan, HDF merupakan perusahaan pembangkit tenaga lis­trik menggunakan energi hijau, yaitu angin dan matahari. Yang juga didukung oleh teknologi baterai untuk menyimpan energi dari sumber hijau tersebut.

 

HDF memiliki peran potensial untuk mendukung peningkatan produksi energi hijau. Ada tan­tangan terkait stabilitas suplai energi hijau jika dibandingkan dengan energi fosil.

“Kenapa kami tertarik un­tuk berinvestasi di Indonesia? Karena kami memiliki solusi yang tepat, terkait karakteristik tantangan yang dihadapi Indone­sia, yaitu jumlah populasi yang sangat besar. Kami dapat menja­min stabilitas suplai listrik. Kami merasa memiliki kontribusi di Indonesia,” jelas Noel.

Saat ini, HDF Energy sedang mengupayakan pengembangan proyek Renewable Energy (energi terbarukan) pertama di Indo­nesia dengan target Kawasan Timur Indonesia.

Proyek tersebut direncanakan akan dikembangkan secara ber­tahap, dimulai dari Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Selan­jutnya akan diperluas ke daerah Timur Indonesia lainnya.

HDF Energy merupakan perusahaan pionir teknologi bidang pembangkit listrik hidrogen (Power-to-Power / Renewstable dan Hydrogen-to-Power) dan juga merupakan produsen fuel cell berdaya tinggi (>1 MW).

Teknologi renewable menangkap energi terbarukan (tenaga matahari, angin, atau kombinasi) dan meng­kombinasikan dengan baterai dan teknologi hidrogen, untuk meng­hasilkan listrik bersih 24 jam.

Sementara, dalam pertemuan­nya dengan Senior VP Corporate Affairs & Partnership Eramet, Pierre-Alain Gautier, Bahlil mendorong Eramet segera me­realisasikan rencana investasi membangun proyek smelter untuk bahan baku baterai.

Eramet bekerja sama dengan BASF, perusahaan kimia asal Jerman, dan berlokasi di Weda Bay dengan total investasi 2,2-2,5 miliar dolar AS. Proyek ini dinamakan Sonic Bay.

“Saya harap komitmen dari Eramet dan dapat memulai kontruksi. Saya hanya minta satu hal saja. Keterlibatan pengusaha lokal harus diperhatikan. Kon­traktor tambangnya harus beri porsi pengusaha lokal agar ada pemerataan. Saya harap, ini jadi fokus yang dibicarakan Eramet dengan BASF,” ujar Bahlil.

Menanggapi hal tersebut, Gautier menyatakan kesiapan­nya terus meningkatkan keter­libatan pengusaha lokal dalam menjalankan usahanya.

Gautier juga mengungkap­kan permohonan dukungan dari Kementerian Investasi untuk melakukan percepatan pengurusan izin konservasi lahan. [NOV] ]]> , Dalam lawatannya ke Eropa, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bertemu dengan para petinggi dua perusahaan asal Prancis. Bahlil meminta perusahaan tersebut menggandeng pengusaha lokal/Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia.

Dua perusahaan yang disambangi Bahlil, yaitu Produsen Listrik Independen (IPP) asal Prancis, HDF Energy. Dan salah satu perusahan tambang terbesar di Prancis, Eramet.

Dalam pertemuannya dengan Deputy CEO of HDF Energy Jean-Noël de Charentenay, Bahlil memberikan dukungan atas rencana investasi HDF Energy di Indonesia. Ini terkait pengem­bangan proyek energi terbarukan di Indonesia.

Bahlil berharap, ada pemerataan dalam investasi tersebut dengan menggandeng pelaku usaha lokal atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Pengusahanya juga harus pro­fesional dan memiliki kualitas,” ucap Bahlil dalam keterangannya, kemarin.

Mantan Ketua Umum Himpu­nan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu menjelaskan, saat ini dunia sedang mendorong Energi Baru Terbarukan (EBT). Dan In­donesia, memiliki sumber daya yang berlimpah. Seperti angin, air, dan matahari, yang dapat dimaksimalkan dengan meng­gunakan teknologi canggih.

Dalam proses bisnisnya, HDF menggunakan hidrogen untuk me­nyimpan kelebihan suplai energi hijau dari angin dan matahari. HDF Energy juga sedang menjalankan rencana 20 proyek dengan total investasi senilai 1,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

“Kami mengapresiasi rencana kolaborasi HDF dengan pengusaha daerah. Karena hal tersebut sejalan dengan arah kebijakan Pemerintah Indonesia saat ini,” katanya.

Deputy CEO of HDF Energy Jean-Noel de Charentenay men­jelaskan, HDF merupakan perusahaan pembangkit tenaga lis­trik menggunakan energi hijau, yaitu angin dan matahari. Yang juga didukung oleh teknologi baterai untuk menyimpan energi dari sumber hijau tersebut.

 

HDF memiliki peran potensial untuk mendukung peningkatan produksi energi hijau. Ada tan­tangan terkait stabilitas suplai energi hijau jika dibandingkan dengan energi fosil.

“Kenapa kami tertarik un­tuk berinvestasi di Indonesia? Karena kami memiliki solusi yang tepat, terkait karakteristik tantangan yang dihadapi Indone­sia, yaitu jumlah populasi yang sangat besar. Kami dapat menja­min stabilitas suplai listrik. Kami merasa memiliki kontribusi di Indonesia,” jelas Noel.

Saat ini, HDF Energy sedang mengupayakan pengembangan proyek Renewable Energy (energi terbarukan) pertama di Indo­nesia dengan target Kawasan Timur Indonesia.

Proyek tersebut direncanakan akan dikembangkan secara ber­tahap, dimulai dari Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Selan­jutnya akan diperluas ke daerah Timur Indonesia lainnya.

HDF Energy merupakan perusahaan pionir teknologi bidang pembangkit listrik hidrogen (Power-to-Power / Renewstable dan Hydrogen-to-Power) dan juga merupakan produsen fuel cell berdaya tinggi (>1 MW).

Teknologi renewable menangkap energi terbarukan (tenaga matahari, angin, atau kombinasi) dan meng­kombinasikan dengan baterai dan teknologi hidrogen, untuk meng­hasilkan listrik bersih 24 jam.

Sementara, dalam pertemuan­nya dengan Senior VP Corporate Affairs & Partnership Eramet, Pierre-Alain Gautier, Bahlil mendorong Eramet segera me­realisasikan rencana investasi membangun proyek smelter untuk bahan baku baterai.

Eramet bekerja sama dengan BASF, perusahaan kimia asal Jerman, dan berlokasi di Weda Bay dengan total investasi 2,2-2,5 miliar dolar AS. Proyek ini dinamakan Sonic Bay.

“Saya harap komitmen dari Eramet dan dapat memulai kontruksi. Saya hanya minta satu hal saja. Keterlibatan pengusaha lokal harus diperhatikan. Kon­traktor tambangnya harus beri porsi pengusaha lokal agar ada pemerataan. Saya harap, ini jadi fokus yang dibicarakan Eramet dengan BASF,” ujar Bahlil.

Menanggapi hal tersebut, Gautier menyatakan kesiapan­nya terus meningkatkan keter­libatan pengusaha lokal dalam menjalankan usahanya.

Gautier juga mengungkap­kan permohonan dukungan dari Kementerian Investasi untuk melakukan percepatan pengurusan izin konservasi lahan. [NOV]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |