DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
29 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Kerahkan Semua Bantuan Ayo Urusin Gempa, Stop Urusan Politik –

7 min read

Ribuan korban yang terdampak gempa bermagnitudo 5,6 di Cianjur, sangat membutuhkan bantuan mendesak. Di hari kedua kemarin, bantuan memang mulai berdatangan, tapi jumlahnya sangat terbatas. Di banyak lokasi, masih banyak warga yang membutuhkan tenda pengungsian, air bersih, makanan cepat saji, dan makanan balita. Dalam situasi begini, kerahkan semua bantuan dan fokus urusin gempa, urusan politik setop dulu. 

Gempa yang mengguncang Cianjur pada Senin siang lalu, membuat warga trauma. Banyak warga yang enggan pulang ke rumahnya karena khawatir terjadi gempa susulan. Apalagi seharian kemarin, getaran gempa masih terasa meski dengan magnitudo yang kecil. 

Warga Kampung Garogol, Desa Cibulakang, Cianjur misalnya, memilih mengungsi di kebun atau halaman rumah. Padahal kondisinya masih sangat memprihatinkan. Warga hanya berlindung di bawah selembar terpal seadanya. 

Risman, warga Garogol mengatakan, sebenarnya bantuan tenda darurat sudah datang. Namun, hanya beberapa dan sudah penuh. Ia bersama warga lain akhirnyaterpaksa menggelar tenda seadanya di kebun. Saat ini, kata dia, warga membutuhkan air bersih untuk minum. “Stok makanan bayi pun sudah menipis,” kata Risman. 

Di Desa Cibeureum, kondisinya tak jauh berbeda. Dua hari setelah gempa, masih banyak warga yang belum menerima bantuan. Padahal Cibeureum adalah salah satu lokasi terparah yang terdampak gempa. 

Di desa ini, puluhan rumah rata dengan tanah dan ratusan orang mengungsi dengan membangun tenda seadanya, tanpa ada dapur umum. Tenda dari terpal berukuran 7×4 meter diisi hingga 50 jiwa. Untuk memenuhi kebutuhan makan, warga patungan lalu membeli mie instan.

“Untuk sementara tinggal di sini tak apa asal tak hujan. Tapi kami khawatir kondisi anak-anak,” ucap Hamdan.

Sampai kemarin, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban jiwa akibat gempa Cianjur berjumlah 268 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 122 sudah teridentifikasi. Jumlah korban kemungkinan masih bertambah mengingat masih ada korban yang masih dalam pencarian. BNPB juga mencatat sebanyak 1.083 orang luka-luka dan  pengungsi mencapai 58.362 orang. 

Gempa juga merusak rumah dan fasilitas umum serta sejumlah infrastruktur. Tercatat hingga kemarin sore, sebanyak 6.570 rumah rusak berat, 2.071 unit rumah rusak sedang, dan 12.641 rumah rusak ringan. Gempa juga merusak  5 fasilitas kesehatan, 5 tempat ibadah, 13 fasilitas pendidikan rusak, hingga 2 jembatan terdampak. BNPB menargetkan masa tanggap darurat gempa di  Cianjur selesai dalam 7 hari.

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, setelah masa tanggap darurat tuntas, warga tidak perlu lagi tinggal di tenda-tenda pengungsian.  Suharyanto menambahkan, setelah masa tanggap darurat selesai, akan ada masa rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan termasuk rumah yang rusak akibat gempa.

“Hunian sementara bisa dibangun berdasarkan dana bantuan-bantuan non-pemerintah atau juga dari pemerintah nanti sesuai dengan situasi dan kondisi,” kata Suharyanto.

 

Kemudian skema kedua yaitu masyarakat diberikan dana tunggu hunian. Misalnya, warga terdampak bisa tinggal sementara waktu di rumah tetangga atau sanak saudara sembari menunggu rumah yang baru jadi. Nantinya, pemerintah akan membantu lewat uang sewa bulanan sampai rumahnya selesai dibangun.

Menko PMK, Muhadjir Effendy menyatakan,  penanganan pascagempa di Cianjur akan dilakukan secara paralel. Penanganan dimulai dari tahap tanggap darurat hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

“Pemerintah juga telah mengalokasikan dana siap pakai biaya tidak terduga dari pemerintah kabupaten sebesar Rp 5 miliar, sementara dari pemerintah provinsi sebesar Rp 20 miliar. Selain itu, dana yang bersifat elastis yang sesuai kebutuhan juga dialokasikan BNPB,” kata Muhadjir, usai rapat, kemarin.

Di jagat Twitter, gempa yang mengguncang Cianjur menjadi perhatian warganet. Seruan untuk membantu korban gempa terus disuarakan. Alhamdulillah, di masa tanggap darurat, bantuan mulai berdatangan dari berbagai pihak. Tak hanya dari relawan kebencanaan, tapi juga dari ikatan dokter dan partai politik.

BPBD DKI misalnya menerjunkan  154 personel gabungan. Tim berangkat dari Jakarta, kemarin sore. Perhimpunan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) menerjunkan puluhan dokter ortopedi untuk   membantu penanganan awal para korban gempa di Kabupaten Cianjur.

Presiden PABOI, Prof Ismail mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan BNPB untuk terjun langsung ke daerah terdampak. Menurut dia, upaya tersebut untuk menghindari terjadinya penumpukan pasien pada satu rumah sakit. Sehingga tidak terjadi keterlambatan penanganan pasien korban bencana.

“Pengurus Pusat (PP) PABOI bekerja sama dengan PABOI Jawa Barat akan mulai mendata kebutuhan logistik, pendataan rumah sakit terdekat dan layak dijadikan tempat rujukan untuk melakukan tindakan operasi pada kasus ortopedi,” kata  Prof Ismail.

Sejumlah parpol pun menginstruksikan kadernya untuk membantu korban gempa. Ketum PKB Muhaimin Iskandar misalnya meminta kadernya terjun ke lapangan membantu korban gempa. Ia berjanji akan membiayai sejumlah pengobatan warga dan renovasi kerusakan bangunan akibat gempa. 

Selain PKB, Presiden PKS Ahmad Syaikhu menginstruksikan jajarannya yang ada di Jawa Barat dan Cianjur untuk terjun langsung ke lapangan. 

Begitu juga dengan Gerindra. Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, Prabowo Subianto menginstruksikan agar seluruh kader Gerindra bahu-membahu dan gotong royong membantu masyarakat Cianjur. “Sehingga, dapur-dapur umum tenda pengungsian warga itu tetap ngebul dan tidak kekurangan makanan,” kata Muzani dalam keterangannya, kemarin. 

PDIP pun turut membantu. Tim Baguna dari Pusat dan PDIP Jawa Barat mengirimkan tim dokter dan membawa obat-obatan serta mendirikan dapur umum. 

Pengamat politik, Sugiyanto meminta, semua pihak fokus membantu korban gemba Cianjur. Apalagi masih banyak korban yang belum mendapatkan bantuan. “Kita fokus bantu korban gempa, urusan politik stop juga,” ujarnya. 
]]> , Ribuan korban yang terdampak gempa bermagnitudo 5,6 di Cianjur, sangat membutuhkan bantuan mendesak. Di hari kedua kemarin, bantuan memang mulai berdatangan, tapi jumlahnya sangat terbatas. Di banyak lokasi, masih banyak warga yang membutuhkan tenda pengungsian, air bersih, makanan cepat saji, dan makanan balita. Dalam situasi begini, kerahkan semua bantuan dan fokus urusin gempa, urusan politik setop dulu. 

Gempa yang mengguncang Cianjur pada Senin siang lalu, membuat warga trauma. Banyak warga yang enggan pulang ke rumahnya karena khawatir terjadi gempa susulan. Apalagi seharian kemarin, getaran gempa masih terasa meski dengan magnitudo yang kecil. 

Warga Kampung Garogol, Desa Cibulakang, Cianjur misalnya, memilih mengungsi di kebun atau halaman rumah. Padahal kondisinya masih sangat memprihatinkan. Warga hanya berlindung di bawah selembar terpal seadanya. 

Risman, warga Garogol mengatakan, sebenarnya bantuan tenda darurat sudah datang. Namun, hanya beberapa dan sudah penuh. Ia bersama warga lain akhirnyaterpaksa menggelar tenda seadanya di kebun. Saat ini, kata dia, warga membutuhkan air bersih untuk minum. “Stok makanan bayi pun sudah menipis,” kata Risman. 

Di Desa Cibeureum, kondisinya tak jauh berbeda. Dua hari setelah gempa, masih banyak warga yang belum menerima bantuan. Padahal Cibeureum adalah salah satu lokasi terparah yang terdampak gempa. 

Di desa ini, puluhan rumah rata dengan tanah dan ratusan orang mengungsi dengan membangun tenda seadanya, tanpa ada dapur umum. Tenda dari terpal berukuran 7×4 meter diisi hingga 50 jiwa. Untuk memenuhi kebutuhan makan, warga patungan lalu membeli mie instan.

“Untuk sementara tinggal di sini tak apa asal tak hujan. Tapi kami khawatir kondisi anak-anak,” ucap Hamdan.

Sampai kemarin, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban jiwa akibat gempa Cianjur berjumlah 268 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 122 sudah teridentifikasi. Jumlah korban kemungkinan masih bertambah mengingat masih ada korban yang masih dalam pencarian. BNPB juga mencatat sebanyak 1.083 orang luka-luka dan  pengungsi mencapai 58.362 orang. 

Gempa juga merusak rumah dan fasilitas umum serta sejumlah infrastruktur. Tercatat hingga kemarin sore, sebanyak 6.570 rumah rusak berat, 2.071 unit rumah rusak sedang, dan 12.641 rumah rusak ringan. Gempa juga merusak  5 fasilitas kesehatan, 5 tempat ibadah, 13 fasilitas pendidikan rusak, hingga 2 jembatan terdampak. BNPB menargetkan masa tanggap darurat gempa di  Cianjur selesai dalam 7 hari.

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, setelah masa tanggap darurat tuntas, warga tidak perlu lagi tinggal di tenda-tenda pengungsian.  Suharyanto menambahkan, setelah masa tanggap darurat selesai, akan ada masa rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan termasuk rumah yang rusak akibat gempa.

“Hunian sementara bisa dibangun berdasarkan dana bantuan-bantuan non-pemerintah atau juga dari pemerintah nanti sesuai dengan situasi dan kondisi,” kata Suharyanto.

 

Kemudian skema kedua yaitu masyarakat diberikan dana tunggu hunian. Misalnya, warga terdampak bisa tinggal sementara waktu di rumah tetangga atau sanak saudara sembari menunggu rumah yang baru jadi. Nantinya, pemerintah akan membantu lewat uang sewa bulanan sampai rumahnya selesai dibangun.

Menko PMK, Muhadjir Effendy menyatakan,  penanganan pascagempa di Cianjur akan dilakukan secara paralel. Penanganan dimulai dari tahap tanggap darurat hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

“Pemerintah juga telah mengalokasikan dana siap pakai biaya tidak terduga dari pemerintah kabupaten sebesar Rp 5 miliar, sementara dari pemerintah provinsi sebesar Rp 20 miliar. Selain itu, dana yang bersifat elastis yang sesuai kebutuhan juga dialokasikan BNPB,” kata Muhadjir, usai rapat, kemarin.

Di jagat Twitter, gempa yang mengguncang Cianjur menjadi perhatian warganet. Seruan untuk membantu korban gempa terus disuarakan. Alhamdulillah, di masa tanggap darurat, bantuan mulai berdatangan dari berbagai pihak. Tak hanya dari relawan kebencanaan, tapi juga dari ikatan dokter dan partai politik.

BPBD DKI misalnya menerjunkan  154 personel gabungan. Tim berangkat dari Jakarta, kemarin sore. Perhimpunan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) menerjunkan puluhan dokter ortopedi untuk   membantu penanganan awal para korban gempa di Kabupaten Cianjur.

Presiden PABOI, Prof Ismail mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan BNPB untuk terjun langsung ke daerah terdampak. Menurut dia, upaya tersebut untuk menghindari terjadinya penumpukan pasien pada satu rumah sakit. Sehingga tidak terjadi keterlambatan penanganan pasien korban bencana.

“Pengurus Pusat (PP) PABOI bekerja sama dengan PABOI Jawa Barat akan mulai mendata kebutuhan logistik, pendataan rumah sakit terdekat dan layak dijadikan tempat rujukan untuk melakukan tindakan operasi pada kasus ortopedi,” kata  Prof Ismail.

Sejumlah parpol pun menginstruksikan kadernya untuk membantu korban gempa. Ketum PKB Muhaimin Iskandar misalnya meminta kadernya terjun ke lapangan membantu korban gempa. Ia berjanji akan membiayai sejumlah pengobatan warga dan renovasi kerusakan bangunan akibat gempa. 

Selain PKB, Presiden PKS Ahmad Syaikhu menginstruksikan jajarannya yang ada di Jawa Barat dan Cianjur untuk terjun langsung ke lapangan. 

Begitu juga dengan Gerindra. Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, Prabowo Subianto menginstruksikan agar seluruh kader Gerindra bahu-membahu dan gotong royong membantu masyarakat Cianjur. “Sehingga, dapur-dapur umum tenda pengungsian warga itu tetap ngebul dan tidak kekurangan makanan,” kata Muzani dalam keterangannya, kemarin. 

PDIP pun turut membantu. Tim Baguna dari Pusat dan PDIP Jawa Barat mengirimkan tim dokter dan membawa obat-obatan serta mendirikan dapur umum. 

Pengamat politik, Sugiyanto meminta, semua pihak fokus membantu korban gemba Cianjur. Apalagi masih banyak korban yang belum mendapatkan bantuan. “Kita fokus bantu korban gempa, urusan politik stop juga,” ujarnya. 

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |