Kasus Covid-19 Naik, Rupiah Turun Tipis –
2 min readPagi ini nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,1 persen ke level Rp 15.727 per dolar AS dibanding perdagangan kemarin di level ke Rp 15.712 per dolar AS.
Pergerakan mata uang di kawasan Asia bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Baht Thailand naik 0,29 persen, dolar Singapura melesat 0,14 persen, dolar Hong Kong menguat 0,02 persen, yen Jepang melonjak 0,23 persen, yuan China anjlok 0,64 persen, rupee India minus 0,2 persen, dan won Korea Selatan turun 0,08 persen.
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya turun 0,22 persen ke level 107,47. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 0,23 persen ke level Rp 16.037, terhadap poundsterling Inggris minus 0,31 persen ke level Rp 18.532, dan terhadap dolar Australia melemah 0,17 persen ke level Rp 10.336.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar mengalami fluktuatif lantaran adanya meningkatnya kasus Covid-19 dan pengetatan pembatasan di beberapa kota dengan perekonomian besar.
Meningkatnya kasus Covid-19 membuat adanya keraguan akan dilonggarkannya pembatasan aktivias masyarakat. Hal lain yang menjadi sentimen global menguatnya dolar AS adalah potensi krisis nuklir dalam konflik Rusia-Ukraina di tengah penembakan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia Ukraina.
“Sentimen ini lantas mendorong aliran safe haven ke dalam dolar, kemudian prospek dolar juga terdongkrak oleh adanya sinyal hawkish dari bank sentral AS atau the Fed,” ujarnya dalam riset, Selasa (22/11).
Menurutnya, investor akan sangat tertarik dengan risalah dari pertemuan November Fed yang akan dirilis pada hari Rabu, untuk setiap petunjuk tentang bagaimana pejabat tinggi pada akhirnya berharap untuk menaikkan suku bunga.
Ia memproyeksi, nilai tukar rupiah sepanjanh hari ini akan cenderung melemah pada rentang Rp 15.700-Rp 15.760 per dolar AS.
]]> , Pagi ini nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,1 persen ke level Rp 15.727 per dolar AS dibanding perdagangan kemarin di level ke Rp 15.712 per dolar AS.
Pergerakan mata uang di kawasan Asia bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Baht Thailand naik 0,29 persen, dolar Singapura melesat 0,14 persen, dolar Hong Kong menguat 0,02 persen, yen Jepang melonjak 0,23 persen, yuan China anjlok 0,64 persen, rupee India minus 0,2 persen, dan won Korea Selatan turun 0,08 persen.
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya turun 0,22 persen ke level 107,47. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 0,23 persen ke level Rp 16.037, terhadap poundsterling Inggris minus 0,31 persen ke level Rp 18.532, dan terhadap dolar Australia melemah 0,17 persen ke level Rp 10.336.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar mengalami fluktuatif lantaran adanya meningkatnya kasus Covid-19 dan pengetatan pembatasan di beberapa kota dengan perekonomian besar.
Meningkatnya kasus Covid-19 membuat adanya keraguan akan dilonggarkannya pembatasan aktivias masyarakat. Hal lain yang menjadi sentimen global menguatnya dolar AS adalah potensi krisis nuklir dalam konflik Rusia-Ukraina di tengah penembakan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia Ukraina.
“Sentimen ini lantas mendorong aliran safe haven ke dalam dolar, kemudian prospek dolar juga terdongkrak oleh adanya sinyal hawkish dari bank sentral AS atau the Fed,” ujarnya dalam riset, Selasa (22/11).
Menurutnya, investor akan sangat tertarik dengan risalah dari pertemuan November Fed yang akan dirilis pada hari Rabu, untuk setiap petunjuk tentang bagaimana pejabat tinggi pada akhirnya berharap untuk menaikkan suku bunga.
Ia memproyeksi, nilai tukar rupiah sepanjanh hari ini akan cenderung melemah pada rentang Rp 15.700-Rp 15.760 per dolar AS.
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID