Kalau Prabowo All Out Sosialisasi Gerindra Bisa Robohkan Banteng –
4 min readPartai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tak mau berpuas diri menjadi saingan terdekat PDI Perjuangan, di tengah tren penurunan dukungan rakyat terhadap partai politik yang ada pada saat ini. Hal tersebut diketahui dari hasil survei teranyar lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Menanggapi hasil survei ini, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra KH. Irfan Yusuf Hasyim bersyukur dengan capaian ini. Dia bilang, informasi ini akan dijadikan evaluasi perbaikan strategi meraup suara pada Pemilu 2024.
“Memang kerja-kerja kami semakin solid dan maksimal. Kami masih punya waktu menggenjot suara. Terima kasih data surveinya, kami jadi semakin bersemangat. Artinya apa yang kami lakukan ada dampaknya,” tutur Gus Irfan kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Dikatakan semua punya peran dan kontribusi sehingga elektabilitas Partai Gerindra moncer. Faktor pertama, kata Gus Irfan, deklarasi pencapresan Ketua Umumnya Prabowo Subianto turut mengerek elektabilitas partai. Kegigihan dan semangat Prabowo bertarung kembali dalam pilpres ikut menyuntik adrenalin kader di bawah. Faktor kedua, yakni prestasi dan kinerja Prabowo sebagai pembantu Presiden Jokowi sebagai Menteri Pertahanan.
“Kinerja beliau di Menhan yang apik, turut memberi kepercayaan rakyat kepada Gerindra. Padahal beliau belum gencar menyosialisasikan diri sebagai Capres. Insya Allah akan semakin bertambah kalau sudah all out,” cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratusyaikh Hasyim Asy’ari ini.
Faktor ketiga, adalah strategi massif yang dilakukan kader dari pusat hingga ke akar rumput dalam menyosialisasikan Partai berlambang kepala Garuda ini. “Ya sosialisasi umum saja. Masuk ke berbagai kalangan dan kelompok sesuai khas dan tipikal daerah pemilihan masing-masing. Strategi khususnya, mengapa trend kita positif terus, tentu tidak kita bongkar ya,” kata Ketua Umum Sayap Partai Gerindra, PP Gerakan Muslim Indonesia Raya (Gemira) ini.
Diketahui, Gerindra dan Capresnya Prabowo Subianto memang gencar masuk ke berbagai kelompok masyarakat. Misalnya di Jawa Timur, dari mulai Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan sejumlah kader di bawah aktif keliling berkomunikasi intens dengan kelompok Nahdlatul Ulama (NU).
Prabowo bahkan sempat bersilaturahmi ke Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar di Pondok Pesantren Miftachus Sunnah di Jalan Kedung Tarukan, Surabaya, Minggu (6/11). Meskipun demikian, Prabowo maupun Kiai Miftach membantah pertemuan ini bernuansa politik praktis jelang 2024.
Untuk diketahui, hasil survei SMRC teranyar dukungan pada PDI Perjuangan mencapai 24 persen. Di posisi kedua, Partai Gerindra mendapat dukungan 13,4 persen. Sementara Golkar mendapatkan dukungan 8,5 persen disusul PKB 7,1 persen, PKS 6,9 persen, Demokrat 5,5 persen, NasDem 5,4 persen, dan PPP 3,3 persen. Partai-partai lain di bawah 3 persen. Masih ada 19,3 persen yang belum menentukan pilihan.
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani menjelaskan, PDI Perjuangan adalah satu-satunya partai yang mendapatkan dukungan lebih banyak dari perolehan suara pada Pemilu 2019. “Dibanding hasil pemilu 2019, dukungan kepada PDIP naik dari 19.3 persen menjadi 24 persen. Gerindra naik sedikit dari 12,6 persen menjadi 13,4 persen,” tutur Deni.
Sementara partai-partai lain cenderung menurun. Golkar menurun dari 12,3 persen menjadi 8,5 persen; PKB dari 9,7 persen menjadi 7,1 persen; PKS dari 8,2 persen menjadi 6,9 persen; Demokrat dari 7,8 persen menjadi 5,5 persen; Nasdem dari 9,1 persen menjadi 5,4 persen; PPP dari 4,5 persen menjadi 3,3 persen; PAN dari 6,8 persen menjadi 1,2 persen; dan partai lain dari 9,7 persen menjadi 5,4 persen. ■
]]> , Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tak mau berpuas diri menjadi saingan terdekat PDI Perjuangan, di tengah tren penurunan dukungan rakyat terhadap partai politik yang ada pada saat ini. Hal tersebut diketahui dari hasil survei teranyar lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Menanggapi hasil survei ini, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra KH. Irfan Yusuf Hasyim bersyukur dengan capaian ini. Dia bilang, informasi ini akan dijadikan evaluasi perbaikan strategi meraup suara pada Pemilu 2024.
“Memang kerja-kerja kami semakin solid dan maksimal. Kami masih punya waktu menggenjot suara. Terima kasih data surveinya, kami jadi semakin bersemangat. Artinya apa yang kami lakukan ada dampaknya,” tutur Gus Irfan kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Dikatakan semua punya peran dan kontribusi sehingga elektabilitas Partai Gerindra moncer. Faktor pertama, kata Gus Irfan, deklarasi pencapresan Ketua Umumnya Prabowo Subianto turut mengerek elektabilitas partai. Kegigihan dan semangat Prabowo bertarung kembali dalam pilpres ikut menyuntik adrenalin kader di bawah. Faktor kedua, yakni prestasi dan kinerja Prabowo sebagai pembantu Presiden Jokowi sebagai Menteri Pertahanan.
“Kinerja beliau di Menhan yang apik, turut memberi kepercayaan rakyat kepada Gerindra. Padahal beliau belum gencar menyosialisasikan diri sebagai Capres. Insya Allah akan semakin bertambah kalau sudah all out,” cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratusyaikh Hasyim Asy’ari ini.
Faktor ketiga, adalah strategi massif yang dilakukan kader dari pusat hingga ke akar rumput dalam menyosialisasikan Partai berlambang kepala Garuda ini. “Ya sosialisasi umum saja. Masuk ke berbagai kalangan dan kelompok sesuai khas dan tipikal daerah pemilihan masing-masing. Strategi khususnya, mengapa trend kita positif terus, tentu tidak kita bongkar ya,” kata Ketua Umum Sayap Partai Gerindra, PP Gerakan Muslim Indonesia Raya (Gemira) ini.
Diketahui, Gerindra dan Capresnya Prabowo Subianto memang gencar masuk ke berbagai kelompok masyarakat. Misalnya di Jawa Timur, dari mulai Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan sejumlah kader di bawah aktif keliling berkomunikasi intens dengan kelompok Nahdlatul Ulama (NU).
Prabowo bahkan sempat bersilaturahmi ke Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar di Pondok Pesantren Miftachus Sunnah di Jalan Kedung Tarukan, Surabaya, Minggu (6/11). Meskipun demikian, Prabowo maupun Kiai Miftach membantah pertemuan ini bernuansa politik praktis jelang 2024.
Untuk diketahui, hasil survei SMRC teranyar dukungan pada PDI Perjuangan mencapai 24 persen. Di posisi kedua, Partai Gerindra mendapat dukungan 13,4 persen. Sementara Golkar mendapatkan dukungan 8,5 persen disusul PKB 7,1 persen, PKS 6,9 persen, Demokrat 5,5 persen, NasDem 5,4 persen, dan PPP 3,3 persen. Partai-partai lain di bawah 3 persen. Masih ada 19,3 persen yang belum menentukan pilihan.
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani menjelaskan, PDI Perjuangan adalah satu-satunya partai yang mendapatkan dukungan lebih banyak dari perolehan suara pada Pemilu 2019. “Dibanding hasil pemilu 2019, dukungan kepada PDIP naik dari 19.3 persen menjadi 24 persen. Gerindra naik sedikit dari 12,6 persen menjadi 13,4 persen,” tutur Deni.
Sementara partai-partai lain cenderung menurun. Golkar menurun dari 12,3 persen menjadi 8,5 persen; PKB dari 9,7 persen menjadi 7,1 persen; PKS dari 8,2 persen menjadi 6,9 persen; Demokrat dari 7,8 persen menjadi 5,5 persen; Nasdem dari 9,1 persen menjadi 5,4 persen; PPP dari 4,5 persen menjadi 3,3 persen; PAN dari 6,8 persen menjadi 1,2 persen; dan partai lain dari 9,7 persen menjadi 5,4 persen. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID