Jualan `Prabowo Capres, Petani Makmur` Gerindra Ditanya Nasib Food Estate –
5 min readJelang Pilpres 2024, Gerindra rajin jualan Prabowo Subianto sebagai Capres. Salah satu jualannya adalah prabowo capres, petani makmur. Mendengar jargon tersebut, warganet menanyakan nasib program Food Estate alias lumbung pangan yang jadi tanggung jawab Prabowo.
Jargon prabowo capres, petani makmur disampaikan oleh Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani saat bersilaturahmi dengan petani Jember di City Forest, Jawa Timur, kemarin. Mulanya, Muzani menyatakan, Prabowo selalu peduli dengan kesejahteraan petani. Karenanya dia yakin petani akan lebih sejahtera jika Prabowo memenangkanPilpres 2024 mendatang.
“Kalau kemudian kita semua bertekad agar 2024 menjadi era petani, petani makmur, petani kuat, negara kuat maka Pak Prabowo Presiden 2024,” ujar Muzani.
Sejumlah latar belakang Prabowo terkait pertanian dibeberkan Muzani kepada para petani yang hadir. Misalnya, Prabowo pernah menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), sehingga tahu betul kondisi petani. Kemudian bosnya itu juga sering memberikan pembelaan serta membantu para petani, pelaku UMKM serta nelayan.
“Singkat cerita tidak mungkin ini terjadi kalau tidak dengan politik. Maka pengalaman beliau memimpin HKTI menjadikan semangat beliau untuk membangun partai,” kata Wakil Ketua MPR itu.
Tak hanya itu, diakui Muzani, Prabowo membentuk dan memimpin Gerindra dengan tujuan menyejahterakan kalangan terpinggirkan. “Karena beliau merasa bahwa bangsa ini, negara ini telah memberi banyak hal kepada beliau. Maka di sisa umurnya ini Pak Prabowo berfokus untuk memberikan yang terbaik bagi rakyat dan bangsa,” ujarnya.
Pengamat Politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto justru beranggapan jualan Gerindra konkrit. Sekalipun harus diseret dengan food estate, tapi dengan penyederhanaan bahasa, masyarakat akan tertarik dengan jualan Gerindra. “Saya pikir langkah itu langkah cerdas. Terlebih isu ketahanan pangan adalah isu krusial,” tandas Wasis.
Mendengar soal jargon kampanye Gerindra itu bikin eks Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, geleng-geleng kepala. “Bagaimana kabar food estate singkong di Kalimantan?” tanya Said Didu di akun Twitternya: @msaid_didu, kemarin. “Yhaaa…. Food estate aja gagal,” samber @mas_mpank.
Sementara @dapitdong mengatakan, jika tidak ada Food Estate, kampanye Gerindra bisa mempengaruhui banyak orang. “Sebelum buat Food Estate mungkin masih banyak yang bisa dipengaruhi omongan kek gini,” katanya.
Nyinyiran lebih pedas diungkapkan mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah. Dia khawatir pernyataan Muzani itu ditafsirkan seolah-olah menihilkan peran Pak Jokowi dalam menyejahterakan petani. Padahal, bosnya dan Jokowi sedang bekerja bersama di kabinet. “Inilah rancunya presidensialisme kita. Pak jokowi dan Pak prabowo ada di kabinet yang sama. Padahal,” ujar @Fahrihamzah.
Untuk diketahui, Presiden Jokowi menugaskan Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan mengurus Food Estate. Prabowo mendapat tugas pada lumbung pangan singkong. Dia pun menargetkan akan ada 30.000 hektar lahan yang ditanami singkong di Kalimantan Tengah pada tahun 2021.
Lalu jumlahnya akan terus meningkat sampai 1,4 juta di akhir 2025. Lalu bagaimana kondisi Food Estate di Kalimantan Tengah? Misalnya di Pulau Pisang, Kalimantan Tengah, persoalannya masih sama. Yaitu perkembangan teknologi, biaya operasional produksi, infrastruktur dan pemasaran hasil panen belum memadai.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai Food Estate di Kalimantan Tengah yang terbengkalai menambah daftar panjang cerita kegagalan proyek lumbung pangan. Pasalnya, program Food Estate secara historis, sejak masa Presiden Soeharto, tak pernah mendulang cerita sukses.
Sekarang cerita kegagalan itu diulang lagi Seperti tidak belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya,” kata Pengkampanye Hutan dan Kebun Walhi, Uli Arta Siagian. ■
]]> , Jelang Pilpres 2024, Gerindra rajin jualan Prabowo Subianto sebagai Capres. Salah satu jualannya adalah prabowo capres, petani makmur. Mendengar jargon tersebut, warganet menanyakan nasib program Food Estate alias lumbung pangan yang jadi tanggung jawab Prabowo.
Jargon prabowo capres, petani makmur disampaikan oleh Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani saat bersilaturahmi dengan petani Jember di City Forest, Jawa Timur, kemarin. Mulanya, Muzani menyatakan, Prabowo selalu peduli dengan kesejahteraan petani. Karenanya dia yakin petani akan lebih sejahtera jika Prabowo memenangkanPilpres 2024 mendatang.
“Kalau kemudian kita semua bertekad agar 2024 menjadi era petani, petani makmur, petani kuat, negara kuat maka Pak Prabowo Presiden 2024,” ujar Muzani.
Sejumlah latar belakang Prabowo terkait pertanian dibeberkan Muzani kepada para petani yang hadir. Misalnya, Prabowo pernah menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), sehingga tahu betul kondisi petani. Kemudian bosnya itu juga sering memberikan pembelaan serta membantu para petani, pelaku UMKM serta nelayan.
“Singkat cerita tidak mungkin ini terjadi kalau tidak dengan politik. Maka pengalaman beliau memimpin HKTI menjadikan semangat beliau untuk membangun partai,” kata Wakil Ketua MPR itu.
Tak hanya itu, diakui Muzani, Prabowo membentuk dan memimpin Gerindra dengan tujuan menyejahterakan kalangan terpinggirkan. “Karena beliau merasa bahwa bangsa ini, negara ini telah memberi banyak hal kepada beliau. Maka di sisa umurnya ini Pak Prabowo berfokus untuk memberikan yang terbaik bagi rakyat dan bangsa,” ujarnya.
Pengamat Politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto justru beranggapan jualan Gerindra konkrit. Sekalipun harus diseret dengan food estate, tapi dengan penyederhanaan bahasa, masyarakat akan tertarik dengan jualan Gerindra. “Saya pikir langkah itu langkah cerdas. Terlebih isu ketahanan pangan adalah isu krusial,” tandas Wasis.
Mendengar soal jargon kampanye Gerindra itu bikin eks Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, geleng-geleng kepala. “Bagaimana kabar food estate singkong di Kalimantan?” tanya Said Didu di akun Twitternya: @msaid_didu, kemarin. “Yhaaa…. Food estate aja gagal,” samber @mas_mpank.
Sementara @dapitdong mengatakan, jika tidak ada Food Estate, kampanye Gerindra bisa mempengaruhui banyak orang. “Sebelum buat Food Estate mungkin masih banyak yang bisa dipengaruhi omongan kek gini,” katanya.
Nyinyiran lebih pedas diungkapkan mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah. Dia khawatir pernyataan Muzani itu ditafsirkan seolah-olah menihilkan peran Pak Jokowi dalam menyejahterakan petani. Padahal, bosnya dan Jokowi sedang bekerja bersama di kabinet. “Inilah rancunya presidensialisme kita. Pak jokowi dan Pak prabowo ada di kabinet yang sama. Padahal,” ujar @Fahrihamzah.
Untuk diketahui, Presiden Jokowi menugaskan Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan mengurus Food Estate. Prabowo mendapat tugas pada lumbung pangan singkong. Dia pun menargetkan akan ada 30.000 hektar lahan yang ditanami singkong di Kalimantan Tengah pada tahun 2021.
Lalu jumlahnya akan terus meningkat sampai 1,4 juta di akhir 2025. Lalu bagaimana kondisi Food Estate di Kalimantan Tengah? Misalnya di Pulau Pisang, Kalimantan Tengah, persoalannya masih sama. Yaitu perkembangan teknologi, biaya operasional produksi, infrastruktur dan pemasaran hasil panen belum memadai.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai Food Estate di Kalimantan Tengah yang terbengkalai menambah daftar panjang cerita kegagalan proyek lumbung pangan. Pasalnya, program Food Estate secara historis, sejak masa Presiden Soeharto, tak pernah mendulang cerita sukses.
Sekarang cerita kegagalan itu diulang lagi Seperti tidak belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya,” kata Pengkampanye Hutan dan Kebun Walhi, Uli Arta Siagian. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID