Jokowi: Hati-hati Bikin Kebijakan, Salah Sedikit, Bisa Berdarah-Darah –
4 min readPresiden Jokowi menegaskan, saat ini Indonesia berada di puncak kepemimpinan global.
Setelah sukses menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali, Indonesia bersiap menyambut Keketuaan ASEAN 2023.
Suatu hal yang patut kita syukuri.
“Ini adalah sebuah amanat dan kehormatan besar. Betul-betul kita berada di puncak kepemimpinan global saat ini. Karena saat ini, kita juga menjadi Keketuaan ASEAN,” ujar Jokowi dalam Musyawarah Nasional ke-17 Himpunan Pengusaha Muslim Indonesia (HIPMI) di Surakarta, Jawa Tengah, Senin (21/11).
“Yang ingin saya ingatkan, kepercayaan adalah hal yang tidak mudah kita peroleh. Kalau kita jadi pengusaha, yang kita bangun adalah kepercayaan orang terhadap kita. Begitu juga sebagai negara. Kita membangun kepercayaan internasional, kepercayaan global, kepercayaan negara-negara lain terhadap Indonesia. Ini yang tidak mudah. Ini yang tidak mudah,” papar Jokowi.
Dia pun menyampaikan alasan, mengapa dunia memiliki kepercayaan tinggi terhadap Indonesia.
Utamanya, karena Indonesia bisa dipercaya dan konkret, riil menyajikan angka-angka.
“Ekonomi kita bagus, di antara negara-negara G20 kita termasuk yang terbaik. Ini membangun kepercayaan dari sana. Pas kita sebagai ketua G20, menyelenggarakan KTT G20 di Bali, pas ekonomi kita di kuartal ketiga berada di angka 5,72 persen. Coba dibandingkan dengan negara-negara G20 lainnya,” jelas Jokowi.
Tak cuma itu. Inflasi kita juga berada pada kendali. Terkendali di posisi juga yang masih sangat baik, di angka 5,7 persen.
Inilah yang menumbuhkan kepercayaan (trust) global terhadap kita.
“Kalau sudah muncul trust, muncul kepercayaan, apa yang akan terjadi? Sama seperti kalau kita pengusaha, punya perusahaan, punya produk. Kalau dipercaya, jual barangnya itu mudah. Kalau orang sudah trust dan percaya brand kita baik, kita akan mudah menjual produk,” beber Jokowi.
“Dalam scope besar, negara juga seperti itu. Inilah posisi kita sekarang ini. Jadi kita harus meningkatkan, mempertahankan hal-hal angka-angka yang baik, seperti yang tadi saya sampaikan. Inflasi atau growth/pertumbuhan ekonomi kita, harus kita jaga dan terus kita tingkatkan. Itu hasil kerja keras dari para pengusaha Bapak-Ibu sekalian yang berada di hadapan saya,” imbuhnya.
Coba kalau kita lihat angka-angka: inflasi 5,7 (persen), pertumbuhan ekonomi 5,72 (persen). Konsumsi rumah tangga, saya juga kaget di kuartal ketiga itu di 5,4 persen.
Ekspor kita, yang lain-lain yang namanya ekspor itu sangat kesulitan, kita masih berada di angka di triwulan ketiga, ekspor kita masih tumbuh 21 persen, 21,6 persen. Lanskap seperti ini harus kita tahu.
Kalau ekonomi dunia gonjang-ganjing, hati-hati, lanskap ekonomi global nanti juga akan bisa berimbas ke kita. Oleh sebab itu, strateginya harus benar. Ini betul-betul harus hati-hati mengelola dalam posisi dunia global yang sulit diprediksi, sulit dihitung, sulit dikalkulasi.
Hati-hati membuat kebijakan. Begitu salah sedikit, bisa berdarah-darah dan itu sudah ada contohnya. Saya kira Saudara-Saudara tahu di Inggris karena salah sedikit kebijakan, salah membuat policy, hasilnya bisa ke mana-mana. Inilah yang kita tidak mau.
Jadi, saya selalu berpesan kepada seluruh menteri, hati-hati membuat kebijakan dalam posisi yang sangat rentan seperti ini. Jangan keliru, jangan salah. Utamanya yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. ***
]]> , Presiden Jokowi menegaskan, saat ini Indonesia berada di puncak kepemimpinan global.
Setelah sukses menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali, Indonesia bersiap menyambut Keketuaan ASEAN 2023.
Suatu hal yang patut kita syukuri.
“Ini adalah sebuah amanat dan kehormatan besar. Betul-betul kita berada di puncak kepemimpinan global saat ini. Karena saat ini, kita juga menjadi Keketuaan ASEAN,” ujar Jokowi dalam Musyawarah Nasional ke-17 Himpunan Pengusaha Muslim Indonesia (HIPMI) di Surakarta, Jawa Tengah, Senin (21/11).
“Yang ingin saya ingatkan, kepercayaan adalah hal yang tidak mudah kita peroleh. Kalau kita jadi pengusaha, yang kita bangun adalah kepercayaan orang terhadap kita. Begitu juga sebagai negara. Kita membangun kepercayaan internasional, kepercayaan global, kepercayaan negara-negara lain terhadap Indonesia. Ini yang tidak mudah. Ini yang tidak mudah,” papar Jokowi.
Dia pun menyampaikan alasan, mengapa dunia memiliki kepercayaan tinggi terhadap Indonesia.
Utamanya, karena Indonesia bisa dipercaya dan konkret, riil menyajikan angka-angka.
“Ekonomi kita bagus, di antara negara-negara G20 kita termasuk yang terbaik. Ini membangun kepercayaan dari sana. Pas kita sebagai ketua G20, menyelenggarakan KTT G20 di Bali, pas ekonomi kita di kuartal ketiga berada di angka 5,72 persen. Coba dibandingkan dengan negara-negara G20 lainnya,” jelas Jokowi.
Tak cuma itu. Inflasi kita juga berada pada kendali. Terkendali di posisi juga yang masih sangat baik, di angka 5,7 persen.
Inilah yang menumbuhkan kepercayaan (trust) global terhadap kita.
“Kalau sudah muncul trust, muncul kepercayaan, apa yang akan terjadi? Sama seperti kalau kita pengusaha, punya perusahaan, punya produk. Kalau dipercaya, jual barangnya itu mudah. Kalau orang sudah trust dan percaya brand kita baik, kita akan mudah menjual produk,” beber Jokowi.
“Dalam scope besar, negara juga seperti itu. Inilah posisi kita sekarang ini. Jadi kita harus meningkatkan, mempertahankan hal-hal angka-angka yang baik, seperti yang tadi saya sampaikan. Inflasi atau growth/pertumbuhan ekonomi kita, harus kita jaga dan terus kita tingkatkan. Itu hasil kerja keras dari para pengusaha Bapak-Ibu sekalian yang berada di hadapan saya,” imbuhnya.
Coba kalau kita lihat angka-angka: inflasi 5,7 (persen), pertumbuhan ekonomi 5,72 (persen). Konsumsi rumah tangga, saya juga kaget di kuartal ketiga itu di 5,4 persen.
Ekspor kita, yang lain-lain yang namanya ekspor itu sangat kesulitan, kita masih berada di angka di triwulan ketiga, ekspor kita masih tumbuh 21 persen, 21,6 persen. Lanskap seperti ini harus kita tahu.
Kalau ekonomi dunia gonjang-ganjing, hati-hati, lanskap ekonomi global nanti juga akan bisa berimbas ke kita. Oleh sebab itu, strateginya harus benar. Ini betul-betul harus hati-hati mengelola dalam posisi dunia global yang sulit diprediksi, sulit dihitung, sulit dikalkulasi.
Hati-hati membuat kebijakan. Begitu salah sedikit, bisa berdarah-darah dan itu sudah ada contohnya. Saya kira Saudara-Saudara tahu di Inggris karena salah sedikit kebijakan, salah membuat policy, hasilnya bisa ke mana-mana. Inilah yang kita tidak mau.
Jadi, saya selalu berpesan kepada seluruh menteri, hati-hati membuat kebijakan dalam posisi yang sangat rentan seperti ini. Jangan keliru, jangan salah. Utamanya yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. ***
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID