DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
23 December 2024

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Jelang Rapimnas Gerindra Pendamping Prabowo Umumin Sekalian Dong –

5 min read

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) akan menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) 30 Juli mendatang. Salah satu agenda utamanya, mendeklarasikan Ketua Umumnya, Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Sebaiknya, momentum itu sekalian untuk mengumumkan Cawapres Prabowo, agar punya daya kejut politik buat publik.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro mengatakan, peresmian pencapresan Prabowo memastikan soliditas internal. Di saat yang sama, secara eksternal, efek ekor jas yang melekat pada sosok Prabowo dapat memberi insentif elektoral partai.

“Apalagi ini didukung dengan manuver Gerindra yang mulai intensif menjajaki peluang kerjasama bersama PKB dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR),” kata Agung kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Namun, akan lebih dahsyat jika Gerindra sekalian mengumumkan juga nama calon wakil presiden (cawapres) Prabowo. Apalagi, saat ini sudah dapat teman koalisi, yakni PKB.

Di titik inilah, lanjut Agung, momentum Rapimnas bisa jadi arahan bagi Gerindra untuk menghasilkan rekomendasi cawapres ideal bagi Prabowo. Bila NasDem ada tiga nama capres rekomendasi yakni Anies Baswedan, Andika Perkasa, dan Ganjar Pranowo, maka Gerindra bisa juga minimal menawarkan tiga nama cawapres sebagai rekomendasi.

“Setidaknya ini membuat panggung politik menjadi lebih atraktif untuk menarik perhatian publik. Sekaligus memberi ruang bagi partai untuk menimbang pendamping terbaik bagi Prabowo,” sarannya.

Menurutnya, mencari cawapres bukan perkara mudah. Melihat kebutuhan fundamental Prabowo, jelas perlu sosok pendamping yang berasal dari NU. Karena dalam beberapa Pilpres, NU mampu mengirimkan berturut-turut pemimpinnya, seperti Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001), Wakil Presiden Hamzah Haz (2001-2004), dan Wakil Presiden Maruf Amin (2019-2024) di tengah instabilitas atau polarisasi politik yang tajam dalam beberapa periode di masa lalu hingga sekarang.

“Cari tiga cawapres yang mewakili kelompok Islam, khususnya NU. Selain cawapresnya mesti didukung dengan rekam jejak yang mumpuni untuk melengkapi figur Prabowo,” tuturnya.

 

Agung mengingatkan, peluang Prabowo kembali kalah untuk ketiga kalinya alias hattrick menjadi besar bila sejak awal kembali salah memilih cawapres. Sebagaimana Pilpres 2014 dan 2019 karena gagap membaca tren perilaku elit dan pemilih yang senantiasa berubah.

Di titik inilah, lanjutnya, Gerindra perlu mengupayakan beberapa jalan politik agar pencarian sosok cawapres ideal Prabowo segera ditentukan. Pertama, membuka komunikasi politik dengan partai-partai berbasis massa Islam selain PKB secara intensif. Seperti PKS dan PAN. Jika semakin banyak partai Islam digaet, akan memperbesar kemenangan karena jadi representasi beragam kelompok.

Kedua, menggelar konvensi terbatas saat Rapimnas untuk menghasilkan cawapres rekomendasi dari NU dengan melibatkan struktur internal. Sebagaimana NasDem melakukannya saat menjaring capres.

Ketiga, momentum Rapimnas harus menjadi sarana bagi Gerindra dan Prabowo mengucapkan visi, misi, program, dan inovasi kebijakan atau platform Pilpres yang bisa menjawab tantangan zaman pasca pandemi dan resesi. “Agar Gerinda dan Prabowo serta cawapresnya, maju dengan solusi-solusi mutakhir bukan sebatas meramaikan pesta demokrasi,” sarannya.

Wakil Ketua Umum Gerindra, KH. Irfan Yusuf Hasyim menegaskan, sejauh ini, agenda Rapimnas hanya menanyakan kesediaan dan deklarasi Prabowo nyapres. “Setahu saya belum ada agenda lainnya (Cawapres),” kata Gus Irfan, sapaan akrabnya singkat, kemarin.

Ketua harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad juga mengatakan, agenda utama Rapimnas adalah menanyakan kesiapan Prabowo menjadi Capres dan mendeklarasikannya. “Rapimnas menerima aspirasi dari DPD, DPC seluruh Indonesia untuk meminta kepada Pak Prabowo bersedia maju sebagai capres dari Partai Gerindra,” ujar Dasco usai melantik pengurus DPC partai Gerindra di Sulawesi Utara, di Manado, di Sulawesi Utara, Kamis (21/7).

Selain deklarasi Capres, Rapimnas juga mengumumkan partai yang akan menjalin koalisi dengan Partai Gerindra. Soal cawapres, Dasco juga tak mau berkomentar banyak. “Saya tidak bisa bilang karena takut melanggar aturan partai. Setelah Rapimnas, kami selenggarakan lagi satu forum mengumumkan cawapres,” tandas Dasco. ■
]]> , Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) akan menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) 30 Juli mendatang. Salah satu agenda utamanya, mendeklarasikan Ketua Umumnya, Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Sebaiknya, momentum itu sekalian untuk mengumumkan Cawapres Prabowo, agar punya daya kejut politik buat publik.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro mengatakan, peresmian pencapresan Prabowo memastikan soliditas internal. Di saat yang sama, secara eksternal, efek ekor jas yang melekat pada sosok Prabowo dapat memberi insentif elektoral partai.

“Apalagi ini didukung dengan manuver Gerindra yang mulai intensif menjajaki peluang kerjasama bersama PKB dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR),” kata Agung kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Namun, akan lebih dahsyat jika Gerindra sekalian mengumumkan juga nama calon wakil presiden (cawapres) Prabowo. Apalagi, saat ini sudah dapat teman koalisi, yakni PKB.

Di titik inilah, lanjut Agung, momentum Rapimnas bisa jadi arahan bagi Gerindra untuk menghasilkan rekomendasi cawapres ideal bagi Prabowo. Bila NasDem ada tiga nama capres rekomendasi yakni Anies Baswedan, Andika Perkasa, dan Ganjar Pranowo, maka Gerindra bisa juga minimal menawarkan tiga nama cawapres sebagai rekomendasi.

“Setidaknya ini membuat panggung politik menjadi lebih atraktif untuk menarik perhatian publik. Sekaligus memberi ruang bagi partai untuk menimbang pendamping terbaik bagi Prabowo,” sarannya.

Menurutnya, mencari cawapres bukan perkara mudah. Melihat kebutuhan fundamental Prabowo, jelas perlu sosok pendamping yang berasal dari NU. Karena dalam beberapa Pilpres, NU mampu mengirimkan berturut-turut pemimpinnya, seperti Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001), Wakil Presiden Hamzah Haz (2001-2004), dan Wakil Presiden Maruf Amin (2019-2024) di tengah instabilitas atau polarisasi politik yang tajam dalam beberapa periode di masa lalu hingga sekarang.

“Cari tiga cawapres yang mewakili kelompok Islam, khususnya NU. Selain cawapresnya mesti didukung dengan rekam jejak yang mumpuni untuk melengkapi figur Prabowo,” tuturnya.

 

Agung mengingatkan, peluang Prabowo kembali kalah untuk ketiga kalinya alias hattrick menjadi besar bila sejak awal kembali salah memilih cawapres. Sebagaimana Pilpres 2014 dan 2019 karena gagap membaca tren perilaku elit dan pemilih yang senantiasa berubah.

Di titik inilah, lanjutnya, Gerindra perlu mengupayakan beberapa jalan politik agar pencarian sosok cawapres ideal Prabowo segera ditentukan. Pertama, membuka komunikasi politik dengan partai-partai berbasis massa Islam selain PKB secara intensif. Seperti PKS dan PAN. Jika semakin banyak partai Islam digaet, akan memperbesar kemenangan karena jadi representasi beragam kelompok.

Kedua, menggelar konvensi terbatas saat Rapimnas untuk menghasilkan cawapres rekomendasi dari NU dengan melibatkan struktur internal. Sebagaimana NasDem melakukannya saat menjaring capres.

Ketiga, momentum Rapimnas harus menjadi sarana bagi Gerindra dan Prabowo mengucapkan visi, misi, program, dan inovasi kebijakan atau platform Pilpres yang bisa menjawab tantangan zaman pasca pandemi dan resesi. “Agar Gerinda dan Prabowo serta cawapresnya, maju dengan solusi-solusi mutakhir bukan sebatas meramaikan pesta demokrasi,” sarannya.

Wakil Ketua Umum Gerindra, KH. Irfan Yusuf Hasyim menegaskan, sejauh ini, agenda Rapimnas hanya menanyakan kesediaan dan deklarasi Prabowo nyapres. “Setahu saya belum ada agenda lainnya (Cawapres),” kata Gus Irfan, sapaan akrabnya singkat, kemarin.

Ketua harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad juga mengatakan, agenda utama Rapimnas adalah menanyakan kesiapan Prabowo menjadi Capres dan mendeklarasikannya. “Rapimnas menerima aspirasi dari DPD, DPC seluruh Indonesia untuk meminta kepada Pak Prabowo bersedia maju sebagai capres dari Partai Gerindra,” ujar Dasco usai melantik pengurus DPC partai Gerindra di Sulawesi Utara, di Manado, di Sulawesi Utara, Kamis (21/7).

Selain deklarasi Capres, Rapimnas juga mengumumkan partai yang akan menjalin koalisi dengan Partai Gerindra. Soal cawapres, Dasco juga tak mau berkomentar banyak. “Saya tidak bisa bilang karena takut melanggar aturan partai. Setelah Rapimnas, kami selenggarakan lagi satu forum mengumumkan cawapres,” tandas Dasco. ■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2024. PT Juan Global. All rights reserved. DigiBerita.com. |