Inflasi AS Melambat, Rupiah Ikutan Merosot –
3 min readPagi ini nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,26 persen ke level Rp 14.706 per dolar Amerika Serikat (AS) dibanding perdagangan Jumat (12/8) ke level Rp 14.668 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia di kawasan Asia bergerak melemah terhadap dolar AS. Peso Filipina anjlok 0,59 persen, yen Jepang minus 0,18 persen, baht Thailand melemah 0,26 persen, dolar Taiwan turun 0,12 persen, rupee India minus 0,08 persen, dolar Singapura melemah 0,07 persen, yuan China menguat 0,14, dolar Hong Kong naik 0,11 persen, won Korea Selatan menguat 0,06 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,02 persen.
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya menguat 0,25 persen ke level 105,35. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro menguat 0,58 persen ke level Rp 14.993, terhadap poundsterling Inggris naik 0,60 persen ke level Rp 17.724, dan terhadap dolar Australia juga naik 0,71 persen ke level Rp 10.392.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pergerakan rupiah dipengaruhi akibat Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi negara itu pada Juli di level 8,5 persen year-on-year (yoy) lebih lambat dari bulan sebelumnya yang mencapai 9,1 persen YoY.
“Laju inflasi yang melambat menimbulkan ekspektasi The Fed akan kurang agresif dalam menaikkan suku bunga seperti diperkirakan sebelumnya. Untuk itu, resesi ekonomi di Negeri Paman Sam kemungkinan tidak akan berkepanjangan. Permintaan dolar pun melemah,” jelasnya dalam riset yang dikutip, Senin (15/8).
Dari dalam negeri, Data ekonomi dalam negeri pun cenderung positif. Anggaran pendapatan dan Belanja Negara atau APBN mencatatkan surplus selama tujuh bulan berturut-turut pada tahun ini, dengan catatan surplus Rp 106,1 triliun per Juli 2022. Kinerja teranyar itu setara surplus 0,57 persen terhadap PDB.
Ia memproyeksi, nilai tukar rupiah sepanjang hari ini menguat di kisaran Rp 14.650 hingga Rp14.720 per dolar AS.
]]> , Pagi ini nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,26 persen ke level Rp 14.706 per dolar Amerika Serikat (AS) dibanding perdagangan Jumat (12/8) ke level Rp 14.668 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia di kawasan Asia bergerak melemah terhadap dolar AS. Peso Filipina anjlok 0,59 persen, yen Jepang minus 0,18 persen, baht Thailand melemah 0,26 persen, dolar Taiwan turun 0,12 persen, rupee India minus 0,08 persen, dolar Singapura melemah 0,07 persen, yuan China menguat 0,14, dolar Hong Kong naik 0,11 persen, won Korea Selatan menguat 0,06 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,02 persen.
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya menguat 0,25 persen ke level 105,35. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro menguat 0,58 persen ke level Rp 14.993, terhadap poundsterling Inggris naik 0,60 persen ke level Rp 17.724, dan terhadap dolar Australia juga naik 0,71 persen ke level Rp 10.392.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pergerakan rupiah dipengaruhi akibat Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi negara itu pada Juli di level 8,5 persen year-on-year (yoy) lebih lambat dari bulan sebelumnya yang mencapai 9,1 persen YoY.
“Laju inflasi yang melambat menimbulkan ekspektasi The Fed akan kurang agresif dalam menaikkan suku bunga seperti diperkirakan sebelumnya. Untuk itu, resesi ekonomi di Negeri Paman Sam kemungkinan tidak akan berkepanjangan. Permintaan dolar pun melemah,” jelasnya dalam riset yang dikutip, Senin (15/8).
Dari dalam negeri, Data ekonomi dalam negeri pun cenderung positif. Anggaran pendapatan dan Belanja Negara atau APBN mencatatkan surplus selama tujuh bulan berturut-turut pada tahun ini, dengan catatan surplus Rp 106,1 triliun per Juli 2022. Kinerja teranyar itu setara surplus 0,57 persen terhadap PDB.
Ia memproyeksi, nilai tukar rupiah sepanjang hari ini menguat di kisaran Rp 14.650 hingga Rp14.720 per dolar AS.
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID