DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
28 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Gempa Cianjur, Kementerian PPPA Dorong Pembentukan Posko Ramah Anak –

3 min read

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyampaikan duka mendalam atas terjadinya gempa bumi di Cianjur yang mengakibatkan banyak korban meninggal. Menteri PPPA Bintang Puspayoga dijadwalkan mengunjungi lokasi bencana gempa bumi Cianjur hari ini, Selasa (22/11).

Data dari Pemkab Cianjur per Senin malam (21/11), tercatat 162 orang meninggal dan mayoritas adalah anak-anak. Merespons hal itu, Kementerian PPPA telah menerjunkan tim untuk memantau langsung kondisi korban anak dan perempuan di lapangan.

“Kami telah menerjunkan tim untuk memantau langsung kondisi di lapangan dan mengupayakan penanggulangan bencana yang ramah terhadap anak dan perempuan, termasuk mendukung penyediaan data kelompok berisiko, dan melakukan pendampingan anak dan perempuan di lokasi bencana sesuai hasil Rapat Koordinasi 21 November 2022 yang diselenggarakan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Hal tersebut dilaksanakan karena anak dan perempuan lebih rentan terhadap kasus kekerasan di lokasi pengungsian, dan memiliki kebutuhan spesifik yang perlu dipenuhi meskipun dalam kondisi bencana,” ujar Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Nahar, dalam keterangan yang diterima RM.id, Selasa (22/11).

Tim Layanan Kementerian PPPA juga telah menyiapkan 100 paket bantuan kebutuhan spesifik. Rinciannya, bagi anak usia 0-2 tahun sebanyak 24 paket, 3-7 tahun sebanyak 20 paket, 8-18 tahun sebanyak 56 paket. Paket bantuan spesifik tersebut terdiri dari popok bayi, biskuit, bubur bayi, susu bubuk, masker anak, peralatan sanitasi, mainan kayu, dan peralatan sholat.

Nahar menyatakan, anak-anak dan perempuan yang terdampak akibat bencana alam memerlukan perlindungan khusus. Dalam kondisi bencana, perempuan dan anak menjadi kelompok rentan sehingga Pemerintah Daerah setempat diharapkan memberikan perhatian khusus. Oleh karenanya, Nahar mendorong Pemerintah Daerah setempat menyiapkan pos ramah perempuan dan anak di kawasan pengungsian gempa Cianjur.

“Segera setelah terjadi gempa, Kementerian PPPA melalui tim layanan SAPA telah berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Jawa Barat. Kami mendorong Pemerintah Daerah setempat agar dapat memberikan respons penanggulangan bencana yang ramah terhadap kelompok rentan, anak, perempuan, lansia dan disabilitas, salah satunya melalui penyediaan pos bencana ramah perempuan dan anak di lokasi pengungsian,” ungkap Nahar.

Nahar menerangkan, pos bencana ramah perempuan dan anak adalah bentuk respons cepat Pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap anak dan perempuan sebagai kelompok yang lebih rentan dan memerlukan kebutuhan spesifik.■
]]> , Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyampaikan duka mendalam atas terjadinya gempa bumi di Cianjur yang mengakibatkan banyak korban meninggal. Menteri PPPA Bintang Puspayoga dijadwalkan mengunjungi lokasi bencana gempa bumi Cianjur hari ini, Selasa (22/11).

Data dari Pemkab Cianjur per Senin malam (21/11), tercatat 162 orang meninggal dan mayoritas adalah anak-anak. Merespons hal itu, Kementerian PPPA telah menerjunkan tim untuk memantau langsung kondisi korban anak dan perempuan di lapangan.

“Kami telah menerjunkan tim untuk memantau langsung kondisi di lapangan dan mengupayakan penanggulangan bencana yang ramah terhadap anak dan perempuan, termasuk mendukung penyediaan data kelompok berisiko, dan melakukan pendampingan anak dan perempuan di lokasi bencana sesuai hasil Rapat Koordinasi 21 November 2022 yang diselenggarakan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Hal tersebut dilaksanakan karena anak dan perempuan lebih rentan terhadap kasus kekerasan di lokasi pengungsian, dan memiliki kebutuhan spesifik yang perlu dipenuhi meskipun dalam kondisi bencana,” ujar Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Nahar, dalam keterangan yang diterima RM.id, Selasa (22/11).

Tim Layanan Kementerian PPPA juga telah menyiapkan 100 paket bantuan kebutuhan spesifik. Rinciannya, bagi anak usia 0-2 tahun sebanyak 24 paket, 3-7 tahun sebanyak 20 paket, 8-18 tahun sebanyak 56 paket. Paket bantuan spesifik tersebut terdiri dari popok bayi, biskuit, bubur bayi, susu bubuk, masker anak, peralatan sanitasi, mainan kayu, dan peralatan sholat.

Nahar menyatakan, anak-anak dan perempuan yang terdampak akibat bencana alam memerlukan perlindungan khusus. Dalam kondisi bencana, perempuan dan anak menjadi kelompok rentan sehingga Pemerintah Daerah setempat diharapkan memberikan perhatian khusus. Oleh karenanya, Nahar mendorong Pemerintah Daerah setempat menyiapkan pos ramah perempuan dan anak di kawasan pengungsian gempa Cianjur.

“Segera setelah terjadi gempa, Kementerian PPPA melalui tim layanan SAPA telah berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Jawa Barat. Kami mendorong Pemerintah Daerah setempat agar dapat memberikan respons penanggulangan bencana yang ramah terhadap kelompok rentan, anak, perempuan, lansia dan disabilitas, salah satunya melalui penyediaan pos bencana ramah perempuan dan anak di lokasi pengungsian,” ungkap Nahar.

Nahar menerangkan, pos bencana ramah perempuan dan anak adalah bentuk respons cepat Pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap anak dan perempuan sebagai kelompok yang lebih rentan dan memerlukan kebutuhan spesifik.■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |