Gandeng Universitas Naresuan, KBRI Bangkok Gelar Indonesian Cultural Day –
5 min readKedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok bekerjasama dengan Univeristas Naresuan menyelenggarakan kegiatan Indonesian Cultural Day bertempat di Aula Fakultas Humaniora Universitas Naresuan, Kamis (25/8).
Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 150 orang mahasiswa tersebut menampilkan berbagai macam tari Indonesia, kuis pengetahuan mengenai Indonesia serta penyediaan booth Indonesia yang berisi banner dan brosur-brosur promosi pariwisata Indonesia, produk kerajinan tangan, patung dan wayang Indonesia.
;
Selain itu, kegiatan diisi dengan workshop Angklung Indonesia. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Humaniora Universitas Naresuan Associate Prof. Dr. Thanya Sangkhaphanthanon.
Dalam pidatonya, Ia menyampaikan apresiasi kepada KBRI Bangkok atas kerja sama yang baik selama ini serta dukungan kegiatan Indonesian Cultural Day tersebut.
Menurutnya kegiatan tersebut merupakan kegiatan festival secara luring pertama kalinya dilaksanakan oleh Universitas Naresuan setelah pandemi Covid-19. Dalam upaya pertukaran budaya sesama negara ASEAN, kegiatan kali ini juga diikuti oleh pertunjukan budaya dari Laos dan Vietnam sebagai mata kuliah minor yang diajarkan di kampus tersebut selain Bahasa Indonesia.
Ia berharap melalui kegiatan tersebut mahasiswa dapat mengenal lebih dekat seni budaya dari bahasa yang telah mereka dipelajari.
Sementara itu, Dosen pengajar Bahasa Indonesia di Universitas Naresuan, Robertus Pujo Leksono menyampaikan apresiasi kepada Dekan Fakultas Humaniora dan KBRI Bangkok atas penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Ia berharap dengan kesuksesan kegiatan tersebut nantinya akan dapat mendorong penyelenggaraan kegiatan promosi pertukaran budaya ASEAN dalam bentuk yang lebih besar dan meriah ke depannya.
Sekretaris I Fungsi Pensosbud, Tinus Zainal mewakili Duta Besar RI untuk Thailand Rachmat Budiman menyampaikan apresiasi kepada pihak universitas atas penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Menurutnya kedua negara perlu terus memupuk kerja sama bilateral yang telah terjalin dengan baik antara Indonesia dan Thailand selama ini, terutama di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Dalam upaya meningkatkan people-to-people contact, dijelaskan bahwa pemerintah Indonesia akan terus berupaya memberikan program beasiswa kepada mahasiswa asing untuk belajar Bahasa Indonesia dan seni budaya Indonesia di Indonesia.
Tinus Zaenal menyampaikan, beasiswa ini sempat ditunda atau dilaksanakan secara daring pada masa pendemi Covid-19, namun diharapkan program tersebut dapat dilaksanakan secara luring setelah situasi pandemi Covid-19 semakin membaik ke depannya. Para mahasiswa Universitas Naresuan yang hadir diimbau untuk dapat memanfaatkan peluang tersebut.
Kegiatan Indonesian Cultural Day kali ini dimulai dengan penampilan Tari Melayu yaitu “Zapin Kasih dan Budi”. Tari ini mengandalkan gerakan kaki yang cepat mengikuti irama musik dan terkenal di berbagai provinsi yang memiliki masyarakat Melayu di Indonesia seperti Provinsi Riau, Jambi, Sumatra Utara, Bangka Belitung, Kepulauan Riau dan Kalimantan.
Penampilan kedua adalah “Tari Kelana Topeng Sewandana” yang berasal dari Jawa Tengah. Tari ini menceritakan gerakan ekspresif seorang Raja Kelana Sewandana yang sedang jatuh cinta kepada Putri Sekartaji. Penampilan tari terakhir yaitu Tari Piring yang berasal dari Sumatra Barat.
Tari ini memperlihatkan keahlian penari dalam mengatur keseimbangan dan gerakan mengayun-ayunkan piring kaca di kedua tangan tanpa terjatuh dan pecah.
Tari ini mendapat perhatian yang cukup tinggi dari penonton karena diakhiri dengan pertunjukkan kemampuan penari dalam menginjak-injak pecahan piring kaca.
Kegiatan diakhiri dengan workshop cara memainkan alat musik tradisional Indonesia yaitu Angklung. Workshop ini dipandu oleh salah seorang diaspora Indonesia yaitu Bhawika Hikmat Prasetya selaku alumni penerima beasiswa seni dan budaya Indonesia yang sudah bekerja dan tinggal di Thailand.
Di akhir acara, seluruh peserta diajak untuk memainkan alat musik Angklung dalam mengiringi lagu-lagu Indonesia dan Thailand. Kegiatan terasa semarak karena bersifat interaktif dimana panitia memberikan kuis di sela-sela pertunjukkan yaitu pertanyaan seputar Indonesia. ■
]]> , Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok bekerjasama dengan Univeristas Naresuan menyelenggarakan kegiatan Indonesian Cultural Day bertempat di Aula Fakultas Humaniora Universitas Naresuan, Kamis (25/8).
Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 150 orang mahasiswa tersebut menampilkan berbagai macam tari Indonesia, kuis pengetahuan mengenai Indonesia serta penyediaan booth Indonesia yang berisi banner dan brosur-brosur promosi pariwisata Indonesia, produk kerajinan tangan, patung dan wayang Indonesia.
;
Selain itu, kegiatan diisi dengan workshop Angklung Indonesia. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Humaniora Universitas Naresuan Associate Prof. Dr. Thanya Sangkhaphanthanon.
Dalam pidatonya, Ia menyampaikan apresiasi kepada KBRI Bangkok atas kerja sama yang baik selama ini serta dukungan kegiatan Indonesian Cultural Day tersebut.
Menurutnya kegiatan tersebut merupakan kegiatan festival secara luring pertama kalinya dilaksanakan oleh Universitas Naresuan setelah pandemi Covid-19. Dalam upaya pertukaran budaya sesama negara ASEAN, kegiatan kali ini juga diikuti oleh pertunjukan budaya dari Laos dan Vietnam sebagai mata kuliah minor yang diajarkan di kampus tersebut selain Bahasa Indonesia.
Ia berharap melalui kegiatan tersebut mahasiswa dapat mengenal lebih dekat seni budaya dari bahasa yang telah mereka dipelajari.
Sementara itu, Dosen pengajar Bahasa Indonesia di Universitas Naresuan, Robertus Pujo Leksono menyampaikan apresiasi kepada Dekan Fakultas Humaniora dan KBRI Bangkok atas penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Ia berharap dengan kesuksesan kegiatan tersebut nantinya akan dapat mendorong penyelenggaraan kegiatan promosi pertukaran budaya ASEAN dalam bentuk yang lebih besar dan meriah ke depannya.
Sekretaris I Fungsi Pensosbud, Tinus Zainal mewakili Duta Besar RI untuk Thailand Rachmat Budiman menyampaikan apresiasi kepada pihak universitas atas penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Menurutnya kedua negara perlu terus memupuk kerja sama bilateral yang telah terjalin dengan baik antara Indonesia dan Thailand selama ini, terutama di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Dalam upaya meningkatkan people-to-people contact, dijelaskan bahwa pemerintah Indonesia akan terus berupaya memberikan program beasiswa kepada mahasiswa asing untuk belajar Bahasa Indonesia dan seni budaya Indonesia di Indonesia.
Tinus Zaenal menyampaikan, beasiswa ini sempat ditunda atau dilaksanakan secara daring pada masa pendemi Covid-19, namun diharapkan program tersebut dapat dilaksanakan secara luring setelah situasi pandemi Covid-19 semakin membaik ke depannya. Para mahasiswa Universitas Naresuan yang hadir diimbau untuk dapat memanfaatkan peluang tersebut.
Kegiatan Indonesian Cultural Day kali ini dimulai dengan penampilan Tari Melayu yaitu “Zapin Kasih dan Budi”. Tari ini mengandalkan gerakan kaki yang cepat mengikuti irama musik dan terkenal di berbagai provinsi yang memiliki masyarakat Melayu di Indonesia seperti Provinsi Riau, Jambi, Sumatra Utara, Bangka Belitung, Kepulauan Riau dan Kalimantan.
Penampilan kedua adalah “Tari Kelana Topeng Sewandana” yang berasal dari Jawa Tengah. Tari ini menceritakan gerakan ekspresif seorang Raja Kelana Sewandana yang sedang jatuh cinta kepada Putri Sekartaji. Penampilan tari terakhir yaitu Tari Piring yang berasal dari Sumatra Barat.
Tari ini memperlihatkan keahlian penari dalam mengatur keseimbangan dan gerakan mengayun-ayunkan piring kaca di kedua tangan tanpa terjatuh dan pecah.
Tari ini mendapat perhatian yang cukup tinggi dari penonton karena diakhiri dengan pertunjukkan kemampuan penari dalam menginjak-injak pecahan piring kaca.
Kegiatan diakhiri dengan workshop cara memainkan alat musik tradisional Indonesia yaitu Angklung. Workshop ini dipandu oleh salah seorang diaspora Indonesia yaitu Bhawika Hikmat Prasetya selaku alumni penerima beasiswa seni dan budaya Indonesia yang sudah bekerja dan tinggal di Thailand.
Di akhir acara, seluruh peserta diajak untuk memainkan alat musik Angklung dalam mengiringi lagu-lagu Indonesia dan Thailand. Kegiatan terasa semarak karena bersifat interaktif dimana panitia memberikan kuis di sela-sela pertunjukkan yaitu pertanyaan seputar Indonesia. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID