Gandeng Kampus, BNPP Kembangkan Potensi Kawasan Perbatasan Paloh –
5 min readUntuk mengembangkan usaha dan teknologi serta keberlanjutan pemberdayaan masyarakat di kawasan perbatasan negara Indonesia-Malaysia di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) bersama Forum Perguruan Tinggi untuk Perbatasan (FOPERTAS) menginisiasi pengembangan kerja sama.
Kerja sama ini meliputi pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis agroekowisata perbatasan. FOPERTAS adalah wadah 12 perguruan tinggi yang memiliki concern terhadap pembangunan perbatasan baik kajian maupun implementasinya di lapangan.
Ke-12 perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Airlangga, Universitas Padjajaran, Universitas Brawijaya, Universitas Tanjungpura, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Padang, Universitas Mulawarman, Universitas Sriwijaya, Institut Teknologi Surabaya, Institut Teknologi Bandung.
Kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Inovasi Bisnis (Laboratorium Perbatasan) dan Pelatihan Pemasaran terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Tata Kelola Desa Wisata pada tanggal 21-22 November 2022, di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh.
Kegiatan ini akan diikuti oleh pelaku UMKM, Satuan Karya Pramuka Pariwisata, Gerakan Pesona Indonesia, Kelompok Sadar Wisata, dan Karang Taruna.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, BNPP, FOPERTAS bersama Pemerintah Kabupaten Sambas juga akan mendiskusikan upaya kolaborasi pembinaan ekonomi masyarakat yang dikaitkan dengan rencana program Laboratorium Perbatasan oleh perguruan tinggi di masa mendatang.
Tematik kegiatan di Temajuk yang diangkat adalah Border Edu-Ecotourism, sesuai potensi unggulan kawasan tersebut di sektor pariwisata.
Sekretaris BNPP Restuardy Daud, menyampaikan dukungan perguruan tinggi tersebut merupakan salah satu upaya pengembangan kawasan perbatasan, baik darat maupun laut.
Salah satu upaya pengelolaan perbatasan negara dilakukan melalui strategi pengembangan kerja sama dengan perguruan tinggi (akademisi) yang menjadi bagian dari kolaborasi pentahelix.
Hal tersebut merupakan penjabaran dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 Tahun 2022 tentang Rencana Induk Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan (Renduk PBWN-KP) Tahun 2020-2024.
“Kegiatan tersebut diharapkan dapat mendukung pengembangan potensi kepariwisataan di perbatasan Paloh, antara lain pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kelompok usaha masyarakat bidang pariwisata (UMKM), pemasaran produk UMKM, akses informasi finansial termasuk modal usaha, serta turut mendorong inovasi masyarakat lokal,” ujar Restuardy, Minggu (20/11).
Dijelaskannya, kegiatan ini merupakan rangkaian aktivitas yang diimplementasikan untuk transfer pengetahuan, teknologi maupun inovasi lainnya.
Hal ini diharapkan dapat membentuk kemandirian masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya, melalui pendekatan pengembangan masyarakat secara berkelanjutan.
Melalui kegiatan ini juga juga diharapkan dapat diperoleh rujukan best practices inkubator bisnis yang efektif dan efisien di tingakat lokal serta dapat direplikasi di kawasan perbatasan lainnya.
Restuardy menambahkan, Paloh merupakan salah satu lokasi pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi pada Kawasan Perbatasan Negara di Aruk, Motaain, dan Skouw.
Terkait dengan percepatan pembangunan ekonomi, sektor pariwisata merupakan sektor yang berkembang pesat dan strategis sebagai sumber pendapatan dan devisa nasional, pencipta kesempatan kerja dan berusaha.
Sekaligus, sebagai media untuk melestarikan nilai-nilai budaya dalam arah pembangunan pariwisata, terutama dilihat sebagai penggerak ekonomi. Hal tersebut yang ingin dikembangkan di Temajuk-Paloh.
Kegiatan FGD Pengembangan Inovasi Bisnis (Laboratorium Perbatasan) dan Pelatihan Pemasaran terhadap UMKM dan Tata Kelola Desa Wisata tersebut diharapkan dapat membentuk pelaku usaha pemula dalam mengembangkan potensi di wilayahnya.
Kemudian, adanya aktivitas kewirausahaan khususnya peningkatan usaha kecil, terbentuknya SDM yang handal dalam pengembangan potensi unggulan di wilayah perbatasan.
Selanjutnya, penguatan kelembagaan desa wisata, serta tersusunnya bahan acuan dokumen telaah strategis kerja sama pengelolaan potensi perbatasan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan.
Beberapa narasumber dalam kegiatan ini, antara lain Prof. Suratman dan Agung M dari Universitas Gadjah Mada, Prof. Dewi Apri Astuti dari Institut Pertanian Bogor, dan Elyta dari Universitas Tanjungpura.
Lalu, Irman Irawan dari Universitas Mulawarman; Mudiyati Rahmatunnisa dari Universitas Padjajaran, serta fasilitator dari Universitas Tanjungpura. Selain itu kegiatan ini turut difasilitasi oleh Badan Amil dan Zakat Nasional (Baznas) Pusat dan BRI. ■
]]> , Untuk mengembangkan usaha dan teknologi serta keberlanjutan pemberdayaan masyarakat di kawasan perbatasan negara Indonesia-Malaysia di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) bersama Forum Perguruan Tinggi untuk Perbatasan (FOPERTAS) menginisiasi pengembangan kerja sama.
Kerja sama ini meliputi pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis agroekowisata perbatasan. FOPERTAS adalah wadah 12 perguruan tinggi yang memiliki concern terhadap pembangunan perbatasan baik kajian maupun implementasinya di lapangan.
Ke-12 perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Airlangga, Universitas Padjajaran, Universitas Brawijaya, Universitas Tanjungpura, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Padang, Universitas Mulawarman, Universitas Sriwijaya, Institut Teknologi Surabaya, Institut Teknologi Bandung.
Kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Inovasi Bisnis (Laboratorium Perbatasan) dan Pelatihan Pemasaran terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Tata Kelola Desa Wisata pada tanggal 21-22 November 2022, di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh.
Kegiatan ini akan diikuti oleh pelaku UMKM, Satuan Karya Pramuka Pariwisata, Gerakan Pesona Indonesia, Kelompok Sadar Wisata, dan Karang Taruna.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, BNPP, FOPERTAS bersama Pemerintah Kabupaten Sambas juga akan mendiskusikan upaya kolaborasi pembinaan ekonomi masyarakat yang dikaitkan dengan rencana program Laboratorium Perbatasan oleh perguruan tinggi di masa mendatang.
Tematik kegiatan di Temajuk yang diangkat adalah Border Edu–Ecotourism, sesuai potensi unggulan kawasan tersebut di sektor pariwisata.
Sekretaris BNPP Restuardy Daud, menyampaikan dukungan perguruan tinggi tersebut merupakan salah satu upaya pengembangan kawasan perbatasan, baik darat maupun laut.
Salah satu upaya pengelolaan perbatasan negara dilakukan melalui strategi pengembangan kerja sama dengan perguruan tinggi (akademisi) yang menjadi bagian dari kolaborasi pentahelix.
Hal tersebut merupakan penjabaran dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 Tahun 2022 tentang Rencana Induk Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan (Renduk PBWN-KP) Tahun 2020-2024.
“Kegiatan tersebut diharapkan dapat mendukung pengembangan potensi kepariwisataan di perbatasan Paloh, antara lain pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kelompok usaha masyarakat bidang pariwisata (UMKM), pemasaran produk UMKM, akses informasi finansial termasuk modal usaha, serta turut mendorong inovasi masyarakat lokal,” ujar Restuardy, Minggu (20/11).
Dijelaskannya, kegiatan ini merupakan rangkaian aktivitas yang diimplementasikan untuk transfer pengetahuan, teknologi maupun inovasi lainnya.
Hal ini diharapkan dapat membentuk kemandirian masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya, melalui pendekatan pengembangan masyarakat secara berkelanjutan.
Melalui kegiatan ini juga juga diharapkan dapat diperoleh rujukan best practices inkubator bisnis yang efektif dan efisien di tingakat lokal serta dapat direplikasi di kawasan perbatasan lainnya.
Restuardy menambahkan, Paloh merupakan salah satu lokasi pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi pada Kawasan Perbatasan Negara di Aruk, Motaain, dan Skouw.
Terkait dengan percepatan pembangunan ekonomi, sektor pariwisata merupakan sektor yang berkembang pesat dan strategis sebagai sumber pendapatan dan devisa nasional, pencipta kesempatan kerja dan berusaha.
Sekaligus, sebagai media untuk melestarikan nilai-nilai budaya dalam arah pembangunan pariwisata, terutama dilihat sebagai penggerak ekonomi. Hal tersebut yang ingin dikembangkan di Temajuk-Paloh.
Kegiatan FGD Pengembangan Inovasi Bisnis (Laboratorium Perbatasan) dan Pelatihan Pemasaran terhadap UMKM dan Tata Kelola Desa Wisata tersebut diharapkan dapat membentuk pelaku usaha pemula dalam mengembangkan potensi di wilayahnya.
Kemudian, adanya aktivitas kewirausahaan khususnya peningkatan usaha kecil, terbentuknya SDM yang handal dalam pengembangan potensi unggulan di wilayah perbatasan.
Selanjutnya, penguatan kelembagaan desa wisata, serta tersusunnya bahan acuan dokumen telaah strategis kerja sama pengelolaan potensi perbatasan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan.
Beberapa narasumber dalam kegiatan ini, antara lain Prof. Suratman dan Agung M dari Universitas Gadjah Mada, Prof. Dewi Apri Astuti dari Institut Pertanian Bogor, dan Elyta dari Universitas Tanjungpura.
Lalu, Irman Irawan dari Universitas Mulawarman; Mudiyati Rahmatunnisa dari Universitas Padjajaran, serta fasilitator dari Universitas Tanjungpura. Selain itu kegiatan ini turut difasilitasi oleh Badan Amil dan Zakat Nasional (Baznas) Pusat dan BRI. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID