DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
16 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Erick Resmi Luncurkan Program Solusi Untuk Nelayan Di Cilacap –

6 min read

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir secara resmi meluncurkan Program Solar Untuk Koperasi (Solusi) Nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (17/9).

Peluncuran Program Solusi nelayan ini juga dihadiri Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, dan Anggota Komisi VI DPR Adisatrya Suryo Sulisto.

 

Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) berbagi kegembiraan dengan nelayan Cilacap, Sabtu (17/9). Disaksikan Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki. (Foto: Humas BUMN)

 

Erick menyampaikan, Presiden Jokowi menugaskan dirinya dan Teten mencari solusi dalam meningkatkan taraf hidup para nelayan.

Dia pun lantas menyebut, kesejahteraan nelayan harus menjadi bagian penting dari program pemerintah.

“Salah satunya, melalui Program Solusi Nelayan yang pada hari ini memberikan akses harga BBM (Solar) yang selama ini diperoleh nelayan dengan kisaran harga Rp 7.000 hingga Rp 10 ribu per liter, hari ini kita pastikan harganya Rp 6.800 per liter,” ujar Erick.

Dalam program ini, Pertamina menyalurkan langsung Solar bersubsidi ke SPBU Nelayan di bawah Koperasi Mino Saroyo yang beranggotakan 8.500 nelayan.

Pria kelahiran Jakarta itu menyampaikan, program inisiatif Kementerian BUMN dan Kementerian Koperasi dan UKM ini merupakan bentuk keberpihakan pemerintah terhadap para nelayan, di tengah kebijakan pengalihan subsidi BBM.

Erick menyebut, Program Solusi dapat memperbaiki akses nelayan terhadap Solar. Sehingga, subsidi Solar bisa lebih tepat sasaran, dan langsung dialokasikan kepada nelayan.

Erick dan Teten juga memastikan, koperasi jadi ujung tombak, agar solar subsidi benar-benar tepat sasaran.

“Dengan koperasi, itu berarti ada nama, alamat, dan sistem digital. Jadi, kalau ada yang bawa jeriken itu tidak masalah. Karena ada barcode, datanya kelihatan,” ucap mantan Presiden Inter Milan itu.

Program Solusi Nelayan tak sekadar mendistribusikan Solar subsidi, melainkan juga membenahi model bisnis perikanan rakyat. Dengan melibatkan koperasi, sebagai agregator dan penjamin pertama bagi nelayan.

Bagi Erick, nelayan Indonesia adalah pelaut tangguh yang bukan sekedar membutuhkan subsidi. Melainkan juga ekosistem bisnis perikanan rakyat yang sehat, dan berpihak pada nelayan.

“Dari Pak Teten, nanti koperasinya diberikan pembiayaan berupa modal kerja. Kami dari BRI, juga mendorong pembiayaan untuk nelayan. Lalu, ibu-ibu nelayan juga tidak ditinggalkan. Ada PNM Mekaar yang juga akan hadir,” beber Erick.

Selain itu, BUMN juga berupaya membuka akses pasar di dalam dan luar negeri. Serta melibatkan pihak swasta, sebagai offtaker atau pembeli hasil produksi para nelayan.

Erick berharap, Program Solusi Nelayan ini dapat menjadi gebrakan dalam menjawab permasalahan nelayan.

“Bukan sekedar menyentuh masalah di permukaan. Tetapi juga membenahi ekosistem bisnis, sebagai wujud solusi jangka panjang. Apa pun masalahnya, kita hadapi. Kita atasi,” tutur Erick.

“Pikiran yang produktif, bisa mengantarkan kita pada solusi konkret demi Indonesia yang maju, makmur, dan mendunia,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Erick juga mengapresiasi kolaborasi bersama Kementerian Koperasi dan UKM, serta dukungan Pertamina dalam program Solusi nelayan.

 

Selain Cilacap, terdapat enam lokasi percontohan program Solusi Nelayan. Yakni di Lhoknga, Aceh; Deli Serdang, Sumatera Utara; Indramayu, Jawa Barat; Pekalongan, Semarang, Jawa Tengah; Surabaya, Jawa Timur; dan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang akan dijalankan selama tiga bulan ke depan.

“Cilacap ini pilot project. Kalau berjalan baik, bisa dikembangkan di tujuh lokasi dan diperluas ke seluruh Indonesia,” ucap Erick.

Sementara Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meyakini, Program Solusi menjadi jawaban atas sejumlah persoalan yang selama ini dihadapi para nelayan.

Teten menyebut, 60 persen biaya produksi nelayan selama ini tercurah untuk BBM. Sehingga, subsidi Solar akan berdampak besar bagi kesejahteraan nelayan.

Kemenkop dan UKM bersama Kementerian BUMN juga mendorong peningkatan pengolahan, bagi nilai tambah hasil produksi nelayan.

“Kami dengan Pak Erick juga memikirkan jadi pembiayaan, pengolahan, hingga offtaker. Apakah dari dalam negeri atau luar negeri, sehingga nelayan punya keuntungan yang maksimal,” kata Teten.

Kolaborasi Erick dan Teten dalam membantu para nelayan di Cilacap, diapresiasi Anggota Komisi VI DPR Adisatrya Suryo Sulisto.

Adi menilai, keberpihakan seperti ini memberikan rasa nyaman bagi nelayan. Sehingga, dapat meningkatkan produktivitas hasil tangkapan.

“Ke depan, bukan hanya ketersediaan BBM. Tetapi juga penyerapan hasil produk perikanan, yang tadi disampaikan Pak Erick. Itu juga akan dibantu. Semoga, program-program Kementerian BUMN dan Kementerian Koperasi & UKM bisa terus membantu para nelayan di Cilacap,” kata Adi. ■
]]> , Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir secara resmi meluncurkan Program Solar Untuk Koperasi (Solusi) Nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (17/9).

Peluncuran Program Solusi nelayan ini juga dihadiri Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, dan Anggota Komisi VI DPR Adisatrya Suryo Sulisto.

 

Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) berbagi kegembiraan dengan nelayan Cilacap, Sabtu (17/9). Disaksikan Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki. (Foto: Humas BUMN)

 

Erick menyampaikan, Presiden Jokowi menugaskan dirinya dan Teten mencari solusi dalam meningkatkan taraf hidup para nelayan.

Dia pun lantas menyebut, kesejahteraan nelayan harus menjadi bagian penting dari program pemerintah.

“Salah satunya, melalui Program Solusi Nelayan yang pada hari ini memberikan akses harga BBM (Solar) yang selama ini diperoleh nelayan dengan kisaran harga Rp 7.000 hingga Rp 10 ribu per liter, hari ini kita pastikan harganya Rp 6.800 per liter,” ujar Erick.

Dalam program ini, Pertamina menyalurkan langsung Solar bersubsidi ke SPBU Nelayan di bawah Koperasi Mino Saroyo yang beranggotakan 8.500 nelayan.

Pria kelahiran Jakarta itu menyampaikan, program inisiatif Kementerian BUMN dan Kementerian Koperasi dan UKM ini merupakan bentuk keberpihakan pemerintah terhadap para nelayan, di tengah kebijakan pengalihan subsidi BBM.

Erick menyebut, Program Solusi dapat memperbaiki akses nelayan terhadap Solar. Sehingga, subsidi Solar bisa lebih tepat sasaran, dan langsung dialokasikan kepada nelayan.

Erick dan Teten juga memastikan, koperasi jadi ujung tombak, agar solar subsidi benar-benar tepat sasaran.

“Dengan koperasi, itu berarti ada nama, alamat, dan sistem digital. Jadi, kalau ada yang bawa jeriken itu tidak masalah. Karena ada barcode, datanya kelihatan,” ucap mantan Presiden Inter Milan itu.

Program Solusi Nelayan tak sekadar mendistribusikan Solar subsidi, melainkan juga membenahi model bisnis perikanan rakyat. Dengan melibatkan koperasi, sebagai agregator dan penjamin pertama bagi nelayan.

Bagi Erick, nelayan Indonesia adalah pelaut tangguh yang bukan sekedar membutuhkan subsidi. Melainkan juga ekosistem bisnis perikanan rakyat yang sehat, dan berpihak pada nelayan.

“Dari Pak Teten, nanti koperasinya diberikan pembiayaan berupa modal kerja. Kami dari BRI, juga mendorong pembiayaan untuk nelayan. Lalu, ibu-ibu nelayan juga tidak ditinggalkan. Ada PNM Mekaar yang juga akan hadir,” beber Erick.

Selain itu, BUMN juga berupaya membuka akses pasar di dalam dan luar negeri. Serta melibatkan pihak swasta, sebagai offtaker atau pembeli hasil produksi para nelayan.

Erick berharap, Program Solusi Nelayan ini dapat menjadi gebrakan dalam menjawab permasalahan nelayan.

“Bukan sekedar menyentuh masalah di permukaan. Tetapi juga membenahi ekosistem bisnis, sebagai wujud solusi jangka panjang. Apa pun masalahnya, kita hadapi. Kita atasi,” tutur Erick.

“Pikiran yang produktif, bisa mengantarkan kita pada solusi konkret demi Indonesia yang maju, makmur, dan mendunia,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Erick juga mengapresiasi kolaborasi bersama Kementerian Koperasi dan UKM, serta dukungan Pertamina dalam program Solusi nelayan.

 

Selain Cilacap, terdapat enam lokasi percontohan program Solusi Nelayan. Yakni di Lhoknga, Aceh; Deli Serdang, Sumatera Utara; Indramayu, Jawa Barat; Pekalongan, Semarang, Jawa Tengah; Surabaya, Jawa Timur; dan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang akan dijalankan selama tiga bulan ke depan.

“Cilacap ini pilot project. Kalau berjalan baik, bisa dikembangkan di tujuh lokasi dan diperluas ke seluruh Indonesia,” ucap Erick.

Sementara Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meyakini, Program Solusi menjadi jawaban atas sejumlah persoalan yang selama ini dihadapi para nelayan.

Teten menyebut, 60 persen biaya produksi nelayan selama ini tercurah untuk BBM. Sehingga, subsidi Solar akan berdampak besar bagi kesejahteraan nelayan.

Kemenkop dan UKM bersama Kementerian BUMN juga mendorong peningkatan pengolahan, bagi nilai tambah hasil produksi nelayan.

“Kami dengan Pak Erick juga memikirkan jadi pembiayaan, pengolahan, hingga offtaker. Apakah dari dalam negeri atau luar negeri, sehingga nelayan punya keuntungan yang maksimal,” kata Teten.

Kolaborasi Erick dan Teten dalam membantu para nelayan di Cilacap, diapresiasi Anggota Komisi VI DPR Adisatrya Suryo Sulisto.

Adi menilai, keberpihakan seperti ini memberikan rasa nyaman bagi nelayan. Sehingga, dapat meningkatkan produktivitas hasil tangkapan.

“Ke depan, bukan hanya ketersediaan BBM. Tetapi juga penyerapan hasil produk perikanan, yang tadi disampaikan Pak Erick. Itu juga akan dibantu. Semoga, program-program Kementerian BUMN dan Kementerian Koperasi & UKM bisa terus membantu para nelayan di Cilacap,” kata Adi. ■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2024. PT Juan Global. All rights reserved. DigiBerita.com. |