DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
24 December 2024

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Eks Menkeu, Bambro: Ekonomi Merdeka Kalau Tak Bergantung Ke Komoditas –

4 min read

Genap 77 tahun Indonesia merdeka. Berbagai ca­paian telah diraih bangsa ini. Meski begitu, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya masalah ekonomi.

Tantangan ekonomi dunia ke depan makin berat. Saat ini, dunia sedang menghadapi double hit crisis. Pertama, pandemi Covid-19 yang menjebak ekonomi dunia masuk dalam resesi yang luar biasa, dengan dampaknya yang melebar ke mana-mana. Kedua, perang Rusia-Ukraina yang merembet ke krisis energi dan pangan.

Bagi negara-negara maju dan berkembang yang pu­­nya kapasitas fiskal bagus, bisa bertahan dan dapat me­ngendalikan dampak. Tetapi, bagi ne­gara-negara yang tidak punya kapa­­sitas fiskal memadai, tentu akan langsung kena dampaknya.

Ekonomi Indonesia sendiri tergolong lumayan, tapi sayang masih banyak ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Impornya masih tinggi. Sedangkan eks­pornya mengandalkan barang mentah komoditas. Ditambah, pemerataan eko­nominya juga belum merata.

Jika melihat permasalahan di atas, apakah ekonomi Indonesia bisa meng­antisipasi ancaman krisis ekonomi du­nia?

Untuk membahas hal tersebut, Rakyat Merdeka mewawancarai man­tan Menteri Keuangan (Menkeu) Prof Bambang PS Brodjonegoro atau yang kerap disapa Bambro.

Dunia sedang menghadapi krisis Covid-19 dan ekonomi global aki­bat perang Rusia-Ukraina. Apakah ekonomi kita bisa menghadapinya?

Ekonomi Indonesia mempunyai ketahanan ekonomi yang relatif kuat menghadapi ancaman inflasi tinggi dan resesi.

Apa saja indikator yang mem­buat ekonomi kita kuat?

Ekonomi kita ditolong kuatnya harga komoditas, surplus neraca perdagangan, dan daya beli masyarakat yang lumayan kuat.

 

Berarti ekonomi kita akan baik-baik saja? Apa ada yang harus kita waspadai?

Kita harus waspada terhadap volatili­tas harga komoditas dan lonjakan inflasi harga pangan.

Apa yang harus dilakukan peme­rintah menghadapi ancaman itu?

Pemerintah harus memperkuat nilai tambah dan posisi Indonesia di supply chain komoditas unggulan. Juga, me­lakukan peningkatan produksi dan ke­lancaran pasokan pangan.

Dengan melihat kondisi ekonomi nasional maupun global, kira-kira ekonomi Indonesia akan tumbuh be­rapa persen tahun ini?

Prediksi saya, akan berada di ren­tang 5 persen sampai 5,3 persen.

Di HUT Kemerdekaan ini, apa­kah ekonomi kita sudah “mer­deka”?

Ekonomi kita bisa dianggap “mer­deka” kalau tidak lagi terlalu bergantung pada komoditas, tapi beralih ke produk (komoditas dengan nilai tambah). Mem­punyai sektor manufaktur yang dominan dan kompetitif. Mengalami surplus transaksi berjalan. Serta me­miliki sistem bantuan sosial tepat sa­­sa­ran ke rumah tangga yang benar-benar membutuhkan.

Sebelumnya, Bambang juga meminta Indonesia mencontoh Korea Selatan dan Chile yang mulai mengurangi ekspor komoditas. Menurut dia, Korea Selatan bisa keluar dari middle income trap karenatidak pernah tergodan dengan komoditas.

Selain Korea Selatan, Bam­­bang juga ingin Indonesia berkaca ke Chile. Menurutnya, Chile berhasil membuat nilai tambah pada sumber daya alam mereka untuk diekspor tidak sebagai bahan mentah. [MEN] ]]> , Genap 77 tahun Indonesia merdeka. Berbagai ca­paian telah diraih bangsa ini. Meski begitu, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya masalah ekonomi.

Tantangan ekonomi dunia ke depan makin berat. Saat ini, dunia sedang menghadapi double hit crisis. Pertama, pandemi Covid-19 yang menjebak ekonomi dunia masuk dalam resesi yang luar biasa, dengan dampaknya yang melebar ke mana-mana. Kedua, perang Rusia-Ukraina yang merembet ke krisis energi dan pangan.

Bagi negara-negara maju dan berkembang yang pu­­nya kapasitas fiskal bagus, bisa bertahan dan dapat me­ngendalikan dampak. Tetapi, bagi ne­gara-negara yang tidak punya kapa­­sitas fiskal memadai, tentu akan langsung kena dampaknya.

Ekonomi Indonesia sendiri tergolong lumayan, tapi sayang masih banyak ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Impornya masih tinggi. Sedangkan eks­pornya mengandalkan barang mentah komoditas. Ditambah, pemerataan eko­nominya juga belum merata.

Jika melihat permasalahan di atas, apakah ekonomi Indonesia bisa meng­antisipasi ancaman krisis ekonomi du­nia?

Untuk membahas hal tersebut, Rakyat Merdeka mewawancarai man­tan Menteri Keuangan (Menkeu) Prof Bambang PS Brodjonegoro atau yang kerap disapa Bambro.

Dunia sedang menghadapi krisis Covid-19 dan ekonomi global aki­bat perang Rusia-Ukraina. Apakah ekonomi kita bisa menghadapinya?

Ekonomi Indonesia mempunyai ketahanan ekonomi yang relatif kuat menghadapi ancaman inflasi tinggi dan resesi.

Apa saja indikator yang mem­buat ekonomi kita kuat?

Ekonomi kita ditolong kuatnya harga komoditas, surplus neraca perdagangan, dan daya beli masyarakat yang lumayan kuat.

 

Berarti ekonomi kita akan baik-baik saja? Apa ada yang harus kita waspadai?

Kita harus waspada terhadap volatili­tas harga komoditas dan lonjakan inflasi harga pangan.

Apa yang harus dilakukan peme­rintah menghadapi ancaman itu?

Pemerintah harus memperkuat nilai tambah dan posisi Indonesia di supply chain komoditas unggulan. Juga, me­lakukan peningkatan produksi dan ke­lancaran pasokan pangan.

Dengan melihat kondisi ekonomi nasional maupun global, kira-kira ekonomi Indonesia akan tumbuh be­rapa persen tahun ini?

Prediksi saya, akan berada di ren­tang 5 persen sampai 5,3 persen.

Di HUT Kemerdekaan ini, apa­kah ekonomi kita sudah “mer­deka”?

Ekonomi kita bisa dianggap “mer­deka” kalau tidak lagi terlalu bergantung pada komoditas, tapi beralih ke produk (komoditas dengan nilai tambah). Mem­punyai sektor manufaktur yang dominan dan kompetitif. Mengalami surplus transaksi berjalan. Serta me­miliki sistem bantuan sosial tepat sa­­sa­ran ke rumah tangga yang benar-benar membutuhkan.

Sebelumnya, Bambang juga meminta Indonesia mencontoh Korea Selatan dan Chile yang mulai mengurangi ekspor komoditas. Menurut dia, Korea Selatan bisa keluar dari middle income trap karenatidak pernah tergodan dengan komoditas.

Selain Korea Selatan, Bam­­bang juga ingin Indonesia berkaca ke Chile. Menurutnya, Chile berhasil membuat nilai tambah pada sumber daya alam mereka untuk diekspor tidak sebagai bahan mentah. [MEN]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2024. PT Juan Global. All rights reserved. DigiBerita.com. |