Eks Menkeu, Bambro: Ekonomi Merdeka Kalau Tak Bergantung Ke Komoditas –
4 min readGenap 77 tahun Indonesia merdeka. Berbagai capaian telah diraih bangsa ini. Meski begitu, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya masalah ekonomi.
Tantangan ekonomi dunia ke depan makin berat. Saat ini, dunia sedang menghadapi double hit crisis. Pertama, pandemi Covid-19 yang menjebak ekonomi dunia masuk dalam resesi yang luar biasa, dengan dampaknya yang melebar ke mana-mana. Kedua, perang Rusia-Ukraina yang merembet ke krisis energi dan pangan.
Bagi negara-negara maju dan berkembang yang punya kapasitas fiskal bagus, bisa bertahan dan dapat mengendalikan dampak. Tetapi, bagi negara-negara yang tidak punya kapasitas fiskal memadai, tentu akan langsung kena dampaknya.
Ekonomi Indonesia sendiri tergolong lumayan, tapi sayang masih banyak ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Impornya masih tinggi. Sedangkan ekspornya mengandalkan barang mentah komoditas. Ditambah, pemerataan ekonominya juga belum merata.
Jika melihat permasalahan di atas, apakah ekonomi Indonesia bisa mengantisipasi ancaman krisis ekonomi dunia?
Untuk membahas hal tersebut, Rakyat Merdeka mewawancarai mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Prof Bambang PS Brodjonegoro atau yang kerap disapa Bambro.
Dunia sedang menghadapi krisis Covid-19 dan ekonomi global akibat perang Rusia-Ukraina. Apakah ekonomi kita bisa menghadapinya?
Ekonomi Indonesia mempunyai ketahanan ekonomi yang relatif kuat menghadapi ancaman inflasi tinggi dan resesi.
Apa saja indikator yang membuat ekonomi kita kuat?
Ekonomi kita ditolong kuatnya harga komoditas, surplus neraca perdagangan, dan daya beli masyarakat yang lumayan kuat.
Berarti ekonomi kita akan baik-baik saja? Apa ada yang harus kita waspadai?
Kita harus waspada terhadap volatilitas harga komoditas dan lonjakan inflasi harga pangan.
Apa yang harus dilakukan pemerintah menghadapi ancaman itu?
Pemerintah harus memperkuat nilai tambah dan posisi Indonesia di supply chain komoditas unggulan. Juga, melakukan peningkatan produksi dan kelancaran pasokan pangan.
Dengan melihat kondisi ekonomi nasional maupun global, kira-kira ekonomi Indonesia akan tumbuh berapa persen tahun ini?
Prediksi saya, akan berada di rentang 5 persen sampai 5,3 persen.
Di HUT Kemerdekaan ini, apakah ekonomi kita sudah “merdeka”?
Ekonomi kita bisa dianggap “merdeka” kalau tidak lagi terlalu bergantung pada komoditas, tapi beralih ke produk (komoditas dengan nilai tambah). Mempunyai sektor manufaktur yang dominan dan kompetitif. Mengalami surplus transaksi berjalan. Serta memiliki sistem bantuan sosial tepat sasaran ke rumah tangga yang benar-benar membutuhkan.
Sebelumnya, Bambang juga meminta Indonesia mencontoh Korea Selatan dan Chile yang mulai mengurangi ekspor komoditas. Menurut dia, Korea Selatan bisa keluar dari middle income trap karenatidak pernah tergodan dengan komoditas.
Selain Korea Selatan, Bambang juga ingin Indonesia berkaca ke Chile. Menurutnya, Chile berhasil membuat nilai tambah pada sumber daya alam mereka untuk diekspor tidak sebagai bahan mentah. [MEN] ]]> , Genap 77 tahun Indonesia merdeka. Berbagai capaian telah diraih bangsa ini. Meski begitu, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya masalah ekonomi.
Tantangan ekonomi dunia ke depan makin berat. Saat ini, dunia sedang menghadapi double hit crisis. Pertama, pandemi Covid-19 yang menjebak ekonomi dunia masuk dalam resesi yang luar biasa, dengan dampaknya yang melebar ke mana-mana. Kedua, perang Rusia-Ukraina yang merembet ke krisis energi dan pangan.
Bagi negara-negara maju dan berkembang yang punya kapasitas fiskal bagus, bisa bertahan dan dapat mengendalikan dampak. Tetapi, bagi negara-negara yang tidak punya kapasitas fiskal memadai, tentu akan langsung kena dampaknya.
Ekonomi Indonesia sendiri tergolong lumayan, tapi sayang masih banyak ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Impornya masih tinggi. Sedangkan ekspornya mengandalkan barang mentah komoditas. Ditambah, pemerataan ekonominya juga belum merata.
Jika melihat permasalahan di atas, apakah ekonomi Indonesia bisa mengantisipasi ancaman krisis ekonomi dunia?
Untuk membahas hal tersebut, Rakyat Merdeka mewawancarai mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Prof Bambang PS Brodjonegoro atau yang kerap disapa Bambro.
Dunia sedang menghadapi krisis Covid-19 dan ekonomi global akibat perang Rusia-Ukraina. Apakah ekonomi kita bisa menghadapinya?
Ekonomi Indonesia mempunyai ketahanan ekonomi yang relatif kuat menghadapi ancaman inflasi tinggi dan resesi.
Apa saja indikator yang membuat ekonomi kita kuat?
Ekonomi kita ditolong kuatnya harga komoditas, surplus neraca perdagangan, dan daya beli masyarakat yang lumayan kuat.
Berarti ekonomi kita akan baik-baik saja? Apa ada yang harus kita waspadai?
Kita harus waspada terhadap volatilitas harga komoditas dan lonjakan inflasi harga pangan.
Apa yang harus dilakukan pemerintah menghadapi ancaman itu?
Pemerintah harus memperkuat nilai tambah dan posisi Indonesia di supply chain komoditas unggulan. Juga, melakukan peningkatan produksi dan kelancaran pasokan pangan.
Dengan melihat kondisi ekonomi nasional maupun global, kira-kira ekonomi Indonesia akan tumbuh berapa persen tahun ini?
Prediksi saya, akan berada di rentang 5 persen sampai 5,3 persen.
Di HUT Kemerdekaan ini, apakah ekonomi kita sudah “merdeka”?
Ekonomi kita bisa dianggap “merdeka” kalau tidak lagi terlalu bergantung pada komoditas, tapi beralih ke produk (komoditas dengan nilai tambah). Mempunyai sektor manufaktur yang dominan dan kompetitif. Mengalami surplus transaksi berjalan. Serta memiliki sistem bantuan sosial tepat sasaran ke rumah tangga yang benar-benar membutuhkan.
Sebelumnya, Bambang juga meminta Indonesia mencontoh Korea Selatan dan Chile yang mulai mengurangi ekspor komoditas. Menurut dia, Korea Selatan bisa keluar dari middle income trap karenatidak pernah tergodan dengan komoditas.
Selain Korea Selatan, Bambang juga ingin Indonesia berkaca ke Chile. Menurutnya, Chile berhasil membuat nilai tambah pada sumber daya alam mereka untuk diekspor tidak sebagai bahan mentah. [MEN]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID