DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
11 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Ekpansi Bisnis, Startup Dagangan Pasok Sembako Sampai Pelosok Desa –

4 min read

Startup e-commerce Dagangan, terus melakukan ekspansi bisnisnya. Kini, startup yang menyasar pemenuhan kebutuhan sembako itu terus menjangkau para mitranya yang berada di pelosok-pelosok desa.

Co-founder Dagangan, Wilson Yanaprasetya mengatakan Dagangan merupakan platform e-commerce yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga, mulai dari sembako, bahan makanan segar dan beku, hingga produk fashion.

Dagangan, menurutnya kata memberikan layanan pengantaran barang belanjaan di hari yang sama dan keesokan harinya.

“Kami membangun model bisnis yang memberikan kemudahan bagi pengguna untuk dapat berbelanja melalui berbagai channel, baik secara langsung melalui platform Dagangan, maupun melalui jaringan reseller dan pihak ketiga yang bekerja sama dengan Dagangan,” ujar Wilson dalam keterangannya, Rabu (24/8).

Lebih lanjut Wilson mengatakan, Dagangan menggunakan model hub-and-spoke dalam menjalankan operasional bisnisnya.

Saat ini, pihaknya sudah membangun pusat pengadaan kebutuhan pokok atau micro fulfilment center (hub) di kota-kota tier 3-4 dan wilayah perdesaan sehingga biaya logistik menjadi lebih efisien. Antara lain, di Kendal, Salatiga, Purwokerto.

Menurut Wilson model operasional ini memberikan kemudahan bagi para pengguna aplikasi Dagangan dalam mendapatkan barang kebutuhan pokok sehari-hari dengan lebih mudah dan murah, sekaligus membantu produsen besar untuk menjangkau area-area yang sebelumnya sulit dilakukan akibat keterbatasan logistik.

“Tujuan utama kami adalah membangun perusahaan ritel dan e-commerce terintegrasi terbesar di Indonesia yang mampu menjangkau 90 ribu desa dan kota-kota tier 3-4, di mana 80 persen dari total penduduk Indonesia tinggal,” ujar Wilson.

Oleh karena itu, lanjut Wilson, pihaknya sangat fokus pada pemetaan bisnis yang tepat dengan membuat organisasi yang efisien, menciptakan pertumbuhan yang konsisten, dan tentunya disertai dengan pengembangan teknologi yang inovatif.

“Saat ini, setiap transaksi pada aplikasi Dagangan mampu memberikan profit yang terus bertumbuh, hal ini jarang terjadi pada startup yang baru berdiri,” tegas Wilson.

 

Pemesanan sembako di Dagangan kata dia juga sangat mudah. Pemilik toko atau masyarakat cukup mengakses pembelian sembako melalui aplikasi Dagangan di hp dengan sistem android.

“Dengan minimum order Rp 300 ribu, sembako pesanan pembeli akan langsung diantar ke pembeli dan bebas ongkos kirim (ongkir) pula,” ujarnya.

Sistem pembayarannya kata Wilson juga bisa dengan berbagai cara melalui transfer atau cash on delivery (COD) atau bayar di tempat dengan jarak maksimum pengantaran barang sejauh 40 km dari lokasi hub.

“Cara ini sangat disukai masyarakat yang tinggal dipelosok desa karena mereka tidak harus buang waktu dan capek tenaga belanja barang ke kota,” ujarnya.

Saat ini Dagangan telah memiliki lebih dari 40 hub yang tersebar di berbagai area di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat dan produk dan layanan Dagangan telah menjangkau hampir 17 ribu desa di 40 kota/kabupaten.

“Saat ini omzet perusahaan sudah mencapai lebih Rp 2,8 miliar setiap bulan dengan 700 outlet,” pungkas Wilson.■
]]> , Startup e-commerce Dagangan, terus melakukan ekspansi bisnisnya. Kini, startup yang menyasar pemenuhan kebutuhan sembako itu terus menjangkau para mitranya yang berada di pelosok-pelosok desa.

Co-founder Dagangan, Wilson Yanaprasetya mengatakan Dagangan merupakan platform e-commerce yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga, mulai dari sembako, bahan makanan segar dan beku, hingga produk fashion.

Dagangan, menurutnya kata memberikan layanan pengantaran barang belanjaan di hari yang sama dan keesokan harinya.

“Kami membangun model bisnis yang memberikan kemudahan bagi pengguna untuk dapat berbelanja melalui berbagai channel, baik secara langsung melalui platform Dagangan, maupun melalui jaringan reseller dan pihak ketiga yang bekerja sama dengan Dagangan,” ujar Wilson dalam keterangannya, Rabu (24/8).

Lebih lanjut Wilson mengatakan, Dagangan menggunakan model hub-and-spoke dalam menjalankan operasional bisnisnya.

Saat ini, pihaknya sudah membangun pusat pengadaan kebutuhan pokok atau micro fulfilment center (hub) di kota-kota tier 3-4 dan wilayah perdesaan sehingga biaya logistik menjadi lebih efisien. Antara lain, di Kendal, Salatiga, Purwokerto.

Menurut Wilson model operasional ini memberikan kemudahan bagi para pengguna aplikasi Dagangan dalam mendapatkan barang kebutuhan pokok sehari-hari dengan lebih mudah dan murah, sekaligus membantu produsen besar untuk menjangkau area-area yang sebelumnya sulit dilakukan akibat keterbatasan logistik.

“Tujuan utama kami adalah membangun perusahaan ritel dan e-commerce terintegrasi terbesar di Indonesia yang mampu menjangkau 90 ribu desa dan kota-kota tier 3-4, di mana 80 persen dari total penduduk Indonesia tinggal,” ujar Wilson.

Oleh karena itu, lanjut Wilson, pihaknya sangat fokus pada pemetaan bisnis yang tepat dengan membuat organisasi yang efisien, menciptakan pertumbuhan yang konsisten, dan tentunya disertai dengan pengembangan teknologi yang inovatif.

“Saat ini, setiap transaksi pada aplikasi Dagangan mampu memberikan profit yang terus bertumbuh, hal ini jarang terjadi pada startup yang baru berdiri,” tegas Wilson.

 

Pemesanan sembako di Dagangan kata dia juga sangat mudah. Pemilik toko atau masyarakat cukup mengakses pembelian sembako melalui aplikasi Dagangan di hp dengan sistem android.

“Dengan minimum order Rp 300 ribu, sembako pesanan pembeli akan langsung diantar ke pembeli dan bebas ongkos kirim (ongkir) pula,” ujarnya.

Sistem pembayarannya kata Wilson juga bisa dengan berbagai cara melalui transfer atau cash on delivery (COD) atau bayar di tempat dengan jarak maksimum pengantaran barang sejauh 40 km dari lokasi hub.

“Cara ini sangat disukai masyarakat yang tinggal dipelosok desa karena mereka tidak harus buang waktu dan capek tenaga belanja barang ke kota,” ujarnya.

Saat ini Dagangan telah memiliki lebih dari 40 hub yang tersebar di berbagai area di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat dan produk dan layanan Dagangan telah menjangkau hampir 17 ribu desa di 40 kota/kabupaten.

“Saat ini omzet perusahaan sudah mencapai lebih Rp 2,8 miliar setiap bulan dengan 700 outlet,” pungkas Wilson.■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2024. PT Juan Global. All rights reserved. DigiBerita.com. |