Dialog B20-G20 Akan Bahas Tata Kelola Bisnis Dan Pemerintahan Yang Bersih-Transparan –
7 min readB20 Integrity and Compliance Task Force (I&C TF) akan menggelar dialog bersama dengan para menteri negara G20 dan pemangku kepentingan global terkait dengan komitmen Integritas dan Kepatuhan dalam menjalankan agenda B20-G20 sehingga dapat mendorong pemulihan, pertumbuhan, dan transformasi global.
Acara dialog B20-G20 ini akan berlangsung pada Kamis (18/8) secara hybrid dan berisi mengenai diskusi strategis dan pemaparan seputar rekomendasi kebijakan yang sudah dirumuskan I&C TF selama rentang waktu beberapa bulan terakhir. Seperti diketahui, komunitas bisnis global dari negara-negara G20 telah membentuk I&C TF sebagai salah satu dari tujuh gugus tugas prioritas dalam agenda mereka sejak 2012.
Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani, mengatakan B20 Indonesia berkomitmen untuk mendorong pelaku bisnis tanah air dan global agar mengembangkan dan mengadopsi praktik-praktik bisnis dan pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel dan berintegritas. Hal ini sejalan dengan tujuan B20-G20 Indonesia sekaligus prinsip dan 17 tujuan SDGs (Sustainable Development Goals) yang terangkum dalam 4 pilar yakni Pilar Pembangunan Sosial, Pilar Pembangunan Ekonomi, Pilar Pembangunan Lingkungan, dan Pilar Pembangunan Hukum dan Tata Kelola.
“Standar dan praktik bisnis serta pemerintahan yang baik, transparan, berkelanjutan dan antikorupsi akan membuat kehidupan ekonomi sosial menjadi lebih baik, terutama pascapandemi. Ini juga akan membantu negara-negara berkembang menarik investor ke proyek-proyek utama yang penting untuk mengurangi kesenjangan, beradaptasi dengan perubahan iklim dan mencegah proyek mangkrak akibat praktik koruptif,” jelas Shinta.
Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid, menjelaskan inovasi praktik pembangunan berkelanjutan, transparan, berintegritas dan bisnis yang jauh dari praktik kecurangan akan mempercepat pemulihan ekonomi dan akan membuat pondasi yang kuat bagi tata kelola dunia yang lebih adil baik itu secara ekonomi maupun sosial.
Saat ini, lanjut Arsjad, KADIN Indonesia tengah mendorong adopsi prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) yang baik di kalangan dunia usaha demi keberlanjutan usaha di masa depan. Praktek bisnis yang mengadopsi prinsip ESG dan berintegritas akan membawa nilai tambah kepada perusahaan, salah satunya membuat pengelolaan bisnis akan jalan secara efektif dan efisien.
Hal senada juga dikatakan Haryanto T. Budiman selaku Chair of I&C TF yang juga menjabat sebagai Managing Director PT. Bank Central Asia Tbk, yaitu upaya global untuk bangkit dan pulih pascapandemi tidak boleh mengabaikan aspek integritas, kepatuhan dan berkelanjutan. Saat ini, kata Haryanto, pelaporan keberlanjutan telah memberikan kontribusi dalam meningkatkan bisnis selama beberapa tahun terakhir dan sekarang harus kembali diperbaiki setelah adanya pandemi.
“I&C TF menekankan pada rekomendasi kebijakan integritas anti-korupsi, anti-pencucian uang, anti-terorisme dan pelayanan pemerintahan serta bisnis yang berintegritas terutama di era digital yang harus melindungi hak-hak privasi dari kejahatan siber,” ujarnya.
Saat ini, I&C TF telah merumuskan empat rekomendasi. Pertama, mempromosikan tata kelola yang berkelanjutan dalam bisnis untuk mendukung inisiatif ESG. Kedua, mendorong aksi kolektif untuk mengurangi risiko integritas. Ketiga, menumbuhkan tindakan perlawanan yang tangkas untuk memerangi risiko pencucian uang/pendanaan teroris dan keempat, memperkuat tata kelola untuk mengurangi risiko kejahatan siber yang semakin meningkat.
Diskusi B20-G20 yang digelar I&C TF ini juga rencananya akan dihadiri oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Polhukam Mahfud MD, Ketua KPK Firli Bahuri, serta perwakilan pejabat dari OJK dan PPATK.
Perwakilan Pemerintah India juga akan memberikan sambutan, yaitu Secretary at Department of Personnel and Training, Government of India, Smt. S. Radha Chauhan dan Chairman of Confederation of Indian Industry (CII) National Council on Corporate Governance, Keki Mistry sebagai perwakilan dari CII.
Selain itu, acara ini juga akan dibagi dalam dua sesi diskusi panel. Panel pertama membahas tentang ‘Mempromosikan tata kelola yang berkelanjutan dan mempercepat adopsi standar pelaporan keberlanjutan global dalam bisnis untuk mendukung inisiatif ESG’.
Sesi panel pertama akan dipandu oleh Amelia Susanto, B20 I&C TF Policy Manager yang juga menjabat sebagai Vice President Financial Institutions Group di PT Bank Central Asia, Tbk. dengan menghadirkan pembicara dari Chair of G20 Indonesia Anti-Corruption Working Group, Rolliansyah Soemirat; B20 I&C TF Co-Chair: Daniel Malan (Assistant Professor of Business Ethics, Trinity Business School) dan Klaus Moosmayer (Member of Executive Committee and Chief Ethics, Risk and Compliance Officer of Novartis); serta Ali Izadi Najafabadi (Head of Asia-Pacific at BloombergNEF).
Sedangkan panel kedua mengambil topik tentang ‘Mendorong inisiatif Aksi Kolektif untuk mempromosikan integritas yang lebih besar’. Sesi panel kedua akan dipandu oleh Paolo Kartadjoemena, B20 I&C TF Deputy Chair yang juga menjabat sebagai Senior Executive Vice President Corporate Transformation di PT Bank Negara Indonesia, Tbk. dengan menghadirkan pembicara dari B20 I&C TF Co-Chair: Gemma Aiolfi (Head of Compliance, Corporate Governance & Collective Action of Basel Institute on Governance), Che Sidanius (Global Head of Financial Crime & Industry Affairs of Refinitiv) dan Reynaldo Goto (Chief Compliance Officer of BRF Global); serta Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN, Nawal Nely.
Diskusi panel kemudian ditutup dengan wrap-up session yang akan dibawakan oleh Stevanus Alexander Sianturi, B20 I&C TF Knowledge Partner yang juga menjabat sebagai Forensic and Integrity Services Partner dari EY Indonesia.
]]> , B20 Integrity and Compliance Task Force (I&C TF) akan menggelar dialog bersama dengan para menteri negara G20 dan pemangku kepentingan global terkait dengan komitmen Integritas dan Kepatuhan dalam menjalankan agenda B20-G20 sehingga dapat mendorong pemulihan, pertumbuhan, dan transformasi global.
Acara dialog B20-G20 ini akan berlangsung pada Kamis (18/8) secara hybrid dan berisi mengenai diskusi strategis dan pemaparan seputar rekomendasi kebijakan yang sudah dirumuskan I&C TF selama rentang waktu beberapa bulan terakhir. Seperti diketahui, komunitas bisnis global dari negara-negara G20 telah membentuk I&C TF sebagai salah satu dari tujuh gugus tugas prioritas dalam agenda mereka sejak 2012.
Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani, mengatakan B20 Indonesia berkomitmen untuk mendorong pelaku bisnis tanah air dan global agar mengembangkan dan mengadopsi praktik-praktik bisnis dan pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel dan berintegritas. Hal ini sejalan dengan tujuan B20-G20 Indonesia sekaligus prinsip dan 17 tujuan SDGs (Sustainable Development Goals) yang terangkum dalam 4 pilar yakni Pilar Pembangunan Sosial, Pilar Pembangunan Ekonomi, Pilar Pembangunan Lingkungan, dan Pilar Pembangunan Hukum dan Tata Kelola.
“Standar dan praktik bisnis serta pemerintahan yang baik, transparan, berkelanjutan dan antikorupsi akan membuat kehidupan ekonomi sosial menjadi lebih baik, terutama pascapandemi. Ini juga akan membantu negara-negara berkembang menarik investor ke proyek-proyek utama yang penting untuk mengurangi kesenjangan, beradaptasi dengan perubahan iklim dan mencegah proyek mangkrak akibat praktik koruptif,” jelas Shinta.
Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid, menjelaskan inovasi praktik pembangunan berkelanjutan, transparan, berintegritas dan bisnis yang jauh dari praktik kecurangan akan mempercepat pemulihan ekonomi dan akan membuat pondasi yang kuat bagi tata kelola dunia yang lebih adil baik itu secara ekonomi maupun sosial.
Saat ini, lanjut Arsjad, KADIN Indonesia tengah mendorong adopsi prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) yang baik di kalangan dunia usaha demi keberlanjutan usaha di masa depan. Praktek bisnis yang mengadopsi prinsip ESG dan berintegritas akan membawa nilai tambah kepada perusahaan, salah satunya membuat pengelolaan bisnis akan jalan secara efektif dan efisien.
Hal senada juga dikatakan Haryanto T. Budiman selaku Chair of I&C TF yang juga menjabat sebagai Managing Director PT. Bank Central Asia Tbk, yaitu upaya global untuk bangkit dan pulih pascapandemi tidak boleh mengabaikan aspek integritas, kepatuhan dan berkelanjutan. Saat ini, kata Haryanto, pelaporan keberlanjutan telah memberikan kontribusi dalam meningkatkan bisnis selama beberapa tahun terakhir dan sekarang harus kembali diperbaiki setelah adanya pandemi.
“I&C TF menekankan pada rekomendasi kebijakan integritas anti-korupsi, anti-pencucian uang, anti-terorisme dan pelayanan pemerintahan serta bisnis yang berintegritas terutama di era digital yang harus melindungi hak-hak privasi dari kejahatan siber,” ujarnya.
Saat ini, I&C TF telah merumuskan empat rekomendasi. Pertama, mempromosikan tata kelola yang berkelanjutan dalam bisnis untuk mendukung inisiatif ESG. Kedua, mendorong aksi kolektif untuk mengurangi risiko integritas. Ketiga, menumbuhkan tindakan perlawanan yang tangkas untuk memerangi risiko pencucian uang/pendanaan teroris dan keempat, memperkuat tata kelola untuk mengurangi risiko kejahatan siber yang semakin meningkat.
Diskusi B20-G20 yang digelar I&C TF ini juga rencananya akan dihadiri oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Polhukam Mahfud MD, Ketua KPK Firli Bahuri, serta perwakilan pejabat dari OJK dan PPATK.
Perwakilan Pemerintah India juga akan memberikan sambutan, yaitu Secretary at Department of Personnel and Training, Government of India, Smt. S. Radha Chauhan dan Chairman of Confederation of Indian Industry (CII) National Council on Corporate Governance, Keki Mistry sebagai perwakilan dari CII.
Selain itu, acara ini juga akan dibagi dalam dua sesi diskusi panel. Panel pertama membahas tentang ‘Mempromosikan tata kelola yang berkelanjutan dan mempercepat adopsi standar pelaporan keberlanjutan global dalam bisnis untuk mendukung inisiatif ESG’.
Sesi panel pertama akan dipandu oleh Amelia Susanto, B20 I&C TF Policy Manager yang juga menjabat sebagai Vice President Financial Institutions Group di PT Bank Central Asia, Tbk. dengan menghadirkan pembicara dari Chair of G20 Indonesia Anti-Corruption Working Group, Rolliansyah Soemirat; B20 I&C TF Co-Chair: Daniel Malan (Assistant Professor of Business Ethics, Trinity Business School) dan Klaus Moosmayer (Member of Executive Committee and Chief Ethics, Risk and Compliance Officer of Novartis); serta Ali Izadi Najafabadi (Head of Asia-Pacific at BloombergNEF).
Sedangkan panel kedua mengambil topik tentang ‘Mendorong inisiatif Aksi Kolektif untuk mempromosikan integritas yang lebih besar’. Sesi panel kedua akan dipandu oleh Paolo Kartadjoemena, B20 I&C TF Deputy Chair yang juga menjabat sebagai Senior Executive Vice President Corporate Transformation di PT Bank Negara Indonesia, Tbk. dengan menghadirkan pembicara dari B20 I&C TF Co-Chair: Gemma Aiolfi (Head of Compliance, Corporate Governance & Collective Action of Basel Institute on Governance), Che Sidanius (Global Head of Financial Crime & Industry Affairs of Refinitiv) dan Reynaldo Goto (Chief Compliance Officer of BRF Global); serta Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN, Nawal Nely.
Diskusi panel kemudian ditutup dengan wrap-up session yang akan dibawakan oleh Stevanus Alexander Sianturi, B20 I&C TF Knowledge Partner yang juga menjabat sebagai Forensic and Integrity Services Partner dari EY Indonesia.
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID