Cegah Lonjakan Harga Jelang Akhir Tahun 153 Pasar Di Jakarta Bakal Diguyur 30 Ribu Ton Beras –
8 min readPemerintah akan mengguyur 30 ribu ton beras di Ibu Kota. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas harga beras yang belakangan ini mulai merangkak naik.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi meninjau Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, kemarin.
“Kami bersama Pak Menteri mengecek kepastian tersedianya beras medium untuk memastikan program KPSH (Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga) berjalan lancar. Pak Arief (Kepala Badan Pangan) memastikan bahwa beras sudah tersedia,” kata Heru.
Menteri Zulhas-sapaan Zulkifli Hasan memastikan, pihaknya bersama para pemangku kepentingan terus melakukan upaya untuk mengantisipasi lonjakan harga beras di konsumen.
Program KPSH merupakan realisasi dari Tiga Pilar Ketahan Pangan yang ditugaskan kepada Bulog, yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas.
“Kita bisa saksikan sesuai fakta di sini, beras aman, banyak. Harga pangan semua terkendali, tidak ada kenaikan (yang berarti). Kecuali kedelai. Harga kedelai yang ada kiriman bulan Juli/Agustus. Saat itu harga memang tinggi,” ungkap Zulhas.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menuturkan, program KPSH dilakukan sepanjang tahun oleh Bulog guna mengantisipasi kelonjakan harga beras di konsumen. Menurutnya, Jakarta akan mendapatkan pasokan pangan berlimpah untuk memastikan harganya stabil dan terjangkau.
“Stok dari Makasar kita geser sekitar 6.000 ton beras, dari NTB 9.845 ton, kemudian dari Bulog sekitar 14.000 ton. Jadi Jakarta akan kebanjiran stok (sekitar 30 ribu ton) sebentar lagi,” paparnya.
Stok tersebut, lanjutnya, akan disalurkan ke 153 pasar di Jakarta.
“Untuk pangan lain, harga bawang, telor, cabe itu semua terkendali. Sedangkan harga beras di tingkat produsen memang sedang tinggi. Makanya Pemerintah menyediakan beras yang baik dengan harga yang juga baik. Kami minta Satgas Pangan mengawal sampai hilir,” pesannya.
Sebelumnya, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan DKI Jakarta Onny Wijanarko memprediksi, inflasi Jakarta pada tahun ini akan berada di atas target. Akhir 2022, inflasi Jakarta diprediksi mencapai 5,25 persen dari target 4 persen.
Onny bilang, tekanan inflasi sudah terjadi sejak melonjaknya harga komoditi pangan, geopolitik dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Tekanannya itu dari segala penjuru. Karena itu, cara mengatasinya harus bersama-sama,” kata Onny di Kantor BI Perwakilan DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (20/9).
BI DKI Jakarta telah menginisiasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Jakarta. GNPIP Jakarta ini berkolaborasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta dan stakeholder Pemerintah Daerah (Pemda) luar Jakarta.
GNPIP Jakarta mencetuskan Program 4K: Keterjangkauan harga, Ketersedian pasokan, Kelancaran distribusi dan Komunikasi efektif. Wujud nyata dari implementasi 4K, di antaranya penandatanganan Kerja Sama Antar Daerah (KAD) antara PT Food Station Tjipinang dengan PT Mitra Desa Bersama Tempuran, Jawa Barat dan Koperasi Produsen Rumpun Padi Berkah, Jawa Barat.
Selain itu, pembagian 77 ribu bibit cabe kepada 10 kelompok tani urban farming di Jakarta. “Kenapa cabe? Karena secara historis cabe ini bandel, inflasinya selalu naik,” ungkap Onny
Antisipasi Resesi
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Farazandi Fidinansyah menyarankan, Perumda Dharma Jaya, Perumda Pasar Jaya dan PT Food Station Tjipinang Jaya membuat program kerja untuk dijadikan pedoman antisipatif hadapi ancaman resesi ekonomi. Sehingga BUMD nanti siap menjamin ketersediaan pangan.
“Segera dibentuk super holding pangan seperti yang dilakukan di nasional. Marwah BUMD pangan harus dikembalikan. Pasar Jaya melakukan distribusi dan etalase penjualan, Dharma Jaya siapkan kebutuhan pangan hewani dan Food Station kebutuhan pangan processing,” kata Farazandi, Rabu (2/11).
Hal senada juga diungkap anggota Badan Anggaran (Banggar) Gembong Warsono. Ia meminta ketiga BUMD ini segera mempersiapkan program jitu untuk memperkuat ketahanan pangan di Jakarta.
“Buat konsep bersama-sama agar kedaulatan pangan DKI Jakarta bisa lebih kuat,” ujarnya.
Direktur Utama (Dirut) PD Dharma Jaya Raditya Endra Budiman menjelaskan, pihaknya telah mengusulkan permohonan Penyertaan Modal Daerah (PMD) sebesar Rp 50 miliar untuk mengantisipasi resesi. Yakni, Rp 40 miliar untuk pembuatan cold storage dengan kapasitas 2.000 ton dan Rp 10 miliar untuk membuat pabrik pengolahan.
“Kami sudah menyiapkan untuk membangun konstruksi guna menjaga ketahanan pangan,” katanya.
Sedangkan Dirut Perumda Pasar Jaya Tri Prasetyo menuturkan, pihaknya telah kerja sama dengan sejumlah petani bawang di Brebes dan petani cabe di Jawa Timur untuk menjaga pasokan.
“Selain itu, kami juga merevitalisasi pasar,” katanya.
Dirut PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo mengungkapkan, pihaknya sudah mempersiapkan antisipasi resesi. Selain konsen di stok beras, pihaknya akan menanam jagung untuk diolah menjadi pakan ternak ayam. Sehingga peternak dapat menghasilkan telur tanpa perlu mengeluarkan biaya pakan.
“Dengan membuat ekosistem ketahanan pangan tersebut kami berharap ketersediaan pasokan pangan di DKI terjaga dan harganya tetap terkendali,” ungkapnya.
Pamrihadi bilang, pada 2023 pihaknya akan memperkuat penyediaan cadangan pangan seperti gabah, beras dan beras fortifikasi.
Selain itu, pihaknya juga akan terus melanjutkan pengembangan budidaya tanam dan memperkuat program kontrak dengan daerah penghasil beras.
“Rencana kerja 2023 kami telah mendapatkan dukungan dari anggota dewan. Dalam hal ini kami mendapatkan Penyertaan Modal Daerah sebesar Rp 89 miliar,” katanya, Minggu (6/11).
Pamrihadi mengungkapkan, pihaknya sedang proses perubahan badan hukum dari Perseroan Terbatas (PT) Food Station Tjipinang Jaya menjadi Perseroan Daerah (Perseroda) guna mengoptimalkan upaya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat melalui berbagai upaya dari hulu sampai hilir.
Untuk pemasaran, menurut Pamrihadi, saat ini pihaknya sedang melakukan penetrasi pasokan ke Kalimantan bekerja sama dengan PT Sinar Pangan Borneo yang mengusung brand FS Borneofood.
“Sasaran market kita saat ini ada di Kalimantan Timur. Diharapkan tahun depan dapat menjamah seluruh wilayah Kalimantan ditambah ke wilayah Bali. Kami juga sedang menyiapkan kerja sama dengan calon pembeli dari Arab Saudi,” bebernya.
Pamrihadi memastikan, selain beras, cadangan pangan seperti gula pasir, tepung terigu, minyak goreng, jagung dan kopi akan tetap terjaga dan terpenuhi.
“Pada dasarnya kami siap menjadi garda terdepan bila terjadi krisis pangan di masa mendatang,” pungkasnya. ■
]]> , Pemerintah akan mengguyur 30 ribu ton beras di Ibu Kota. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas harga beras yang belakangan ini mulai merangkak naik.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi meninjau Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, kemarin.
“Kami bersama Pak Menteri mengecek kepastian tersedianya beras medium untuk memastikan program KPSH (Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga) berjalan lancar. Pak Arief (Kepala Badan Pangan) memastikan bahwa beras sudah tersedia,” kata Heru.
Menteri Zulhas-sapaan Zulkifli Hasan memastikan, pihaknya bersama para pemangku kepentingan terus melakukan upaya untuk mengantisipasi lonjakan harga beras di konsumen.
Program KPSH merupakan realisasi dari Tiga Pilar Ketahan Pangan yang ditugaskan kepada Bulog, yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas.
“Kita bisa saksikan sesuai fakta di sini, beras aman, banyak. Harga pangan semua terkendali, tidak ada kenaikan (yang berarti). Kecuali kedelai. Harga kedelai yang ada kiriman bulan Juli/Agustus. Saat itu harga memang tinggi,” ungkap Zulhas.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menuturkan, program KPSH dilakukan sepanjang tahun oleh Bulog guna mengantisipasi kelonjakan harga beras di konsumen. Menurutnya, Jakarta akan mendapatkan pasokan pangan berlimpah untuk memastikan harganya stabil dan terjangkau.
“Stok dari Makasar kita geser sekitar 6.000 ton beras, dari NTB 9.845 ton, kemudian dari Bulog sekitar 14.000 ton. Jadi Jakarta akan kebanjiran stok (sekitar 30 ribu ton) sebentar lagi,” paparnya.
Stok tersebut, lanjutnya, akan disalurkan ke 153 pasar di Jakarta.
“Untuk pangan lain, harga bawang, telor, cabe itu semua terkendali. Sedangkan harga beras di tingkat produsen memang sedang tinggi. Makanya Pemerintah menyediakan beras yang baik dengan harga yang juga baik. Kami minta Satgas Pangan mengawal sampai hilir,” pesannya.
Sebelumnya, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan DKI Jakarta Onny Wijanarko memprediksi, inflasi Jakarta pada tahun ini akan berada di atas target. Akhir 2022, inflasi Jakarta diprediksi mencapai 5,25 persen dari target 4 persen.
Onny bilang, tekanan inflasi sudah terjadi sejak melonjaknya harga komoditi pangan, geopolitik dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Tekanannya itu dari segala penjuru. Karena itu, cara mengatasinya harus bersama-sama,” kata Onny di Kantor BI Perwakilan DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (20/9).
BI DKI Jakarta telah menginisiasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Jakarta. GNPIP Jakarta ini berkolaborasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta dan stakeholder Pemerintah Daerah (Pemda) luar Jakarta.
GNPIP Jakarta mencetuskan Program 4K: Keterjangkauan harga, Ketersedian pasokan, Kelancaran distribusi dan Komunikasi efektif. Wujud nyata dari implementasi 4K, di antaranya penandatanganan Kerja Sama Antar Daerah (KAD) antara PT Food Station Tjipinang dengan PT Mitra Desa Bersama Tempuran, Jawa Barat dan Koperasi Produsen Rumpun Padi Berkah, Jawa Barat.
Selain itu, pembagian 77 ribu bibit cabe kepada 10 kelompok tani urban farming di Jakarta. “Kenapa cabe? Karena secara historis cabe ini bandel, inflasinya selalu naik,” ungkap Onny
Antisipasi Resesi
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Farazandi Fidinansyah menyarankan, Perumda Dharma Jaya, Perumda Pasar Jaya dan PT Food Station Tjipinang Jaya membuat program kerja untuk dijadikan pedoman antisipatif hadapi ancaman resesi ekonomi. Sehingga BUMD nanti siap menjamin ketersediaan pangan.
“Segera dibentuk super holding pangan seperti yang dilakukan di nasional. Marwah BUMD pangan harus dikembalikan. Pasar Jaya melakukan distribusi dan etalase penjualan, Dharma Jaya siapkan kebutuhan pangan hewani dan Food Station kebutuhan pangan processing,” kata Farazandi, Rabu (2/11).
Hal senada juga diungkap anggota Badan Anggaran (Banggar) Gembong Warsono. Ia meminta ketiga BUMD ini segera mempersiapkan program jitu untuk memperkuat ketahanan pangan di Jakarta.
“Buat konsep bersama-sama agar kedaulatan pangan DKI Jakarta bisa lebih kuat,” ujarnya.
Direktur Utama (Dirut) PD Dharma Jaya Raditya Endra Budiman menjelaskan, pihaknya telah mengusulkan permohonan Penyertaan Modal Daerah (PMD) sebesar Rp 50 miliar untuk mengantisipasi resesi. Yakni, Rp 40 miliar untuk pembuatan cold storage dengan kapasitas 2.000 ton dan Rp 10 miliar untuk membuat pabrik pengolahan.
“Kami sudah menyiapkan untuk membangun konstruksi guna menjaga ketahanan pangan,” katanya.
Sedangkan Dirut Perumda Pasar Jaya Tri Prasetyo menuturkan, pihaknya telah kerja sama dengan sejumlah petani bawang di Brebes dan petani cabe di Jawa Timur untuk menjaga pasokan.
“Selain itu, kami juga merevitalisasi pasar,” katanya.
Dirut PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo mengungkapkan, pihaknya sudah mempersiapkan antisipasi resesi. Selain konsen di stok beras, pihaknya akan menanam jagung untuk diolah menjadi pakan ternak ayam. Sehingga peternak dapat menghasilkan telur tanpa perlu mengeluarkan biaya pakan.
“Dengan membuat ekosistem ketahanan pangan tersebut kami berharap ketersediaan pasokan pangan di DKI terjaga dan harganya tetap terkendali,” ungkapnya.
Pamrihadi bilang, pada 2023 pihaknya akan memperkuat penyediaan cadangan pangan seperti gabah, beras dan beras fortifikasi.
Selain itu, pihaknya juga akan terus melanjutkan pengembangan budidaya tanam dan memperkuat program kontrak dengan daerah penghasil beras.
“Rencana kerja 2023 kami telah mendapatkan dukungan dari anggota dewan. Dalam hal ini kami mendapatkan Penyertaan Modal Daerah sebesar Rp 89 miliar,” katanya, Minggu (6/11).
Pamrihadi mengungkapkan, pihaknya sedang proses perubahan badan hukum dari Perseroan Terbatas (PT) Food Station Tjipinang Jaya menjadi Perseroan Daerah (Perseroda) guna mengoptimalkan upaya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat melalui berbagai upaya dari hulu sampai hilir.
Untuk pemasaran, menurut Pamrihadi, saat ini pihaknya sedang melakukan penetrasi pasokan ke Kalimantan bekerja sama dengan PT Sinar Pangan Borneo yang mengusung brand FS Borneofood.
“Sasaran market kita saat ini ada di Kalimantan Timur. Diharapkan tahun depan dapat menjamah seluruh wilayah Kalimantan ditambah ke wilayah Bali. Kami juga sedang menyiapkan kerja sama dengan calon pembeli dari Arab Saudi,” bebernya.
Pamrihadi memastikan, selain beras, cadangan pangan seperti gula pasir, tepung terigu, minyak goreng, jagung dan kopi akan tetap terjaga dan terpenuhi.
“Pada dasarnya kami siap menjadi garda terdepan bila terjadi krisis pangan di masa mendatang,” pungkasnya. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID