Buntut Gas Bocor, Legislator PKS Minta Operasional PT SMGP Distop –
3 min readAnggota Komisi VII DPR, Rofik Hananto meminta operasional PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara (Sumut) dihentikan. Hal itu menyusul dugaan terjadinya kebocoran gas PT SMGP yang menyebabkan 79 warga keracunan gas pada Selasa (27/9).
“Fraksi PKS meminta agar kegiatan operasional PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) segera dihentikan sambil dilakukan penyelidikan oleh pihak berwenang. Kali ini Pemerintah harus serius. Karena kejadian ini sudah yang kesekian kalinya, dan kejadian sebelumnya bahkan sudah memakan korban jiwa,” kata Rofik, Kamis, (29/9).
Dia menambahkan, Komisi VII DPR pada bulan April lalu juga sudah merekomendasikan Dirjen EBTKE Kementerian ESDM RI untuk mencabut izin operasi PT SMGP di Kabupaten Mandailing Natal mengingat insiden kebocoran gas H2S pada sumur milik PT SMGP ini.
“Health and safety standard-nya sangat buruk. Ini kan sudah menyangkut SOP dan kebijakan keselamatan. Direksi harus bertanggung jawab ini,” kata Rofik.
Rofik yang juga pengusaha obat herbal ini menilai, sensitivitas perusahaan sangat rendah dalam mengevaluasi dan meningkatkan kondisi kerja. Ketika ditemukan pelangaran prosedur operasi (SOP), maka perlu ada sanksi yang tegas siapapun yang bertanggung jawab terhadap kejadian naas ini. Biar bagaimanapun keselamatan manusia harus didahulukan. Tidak ada kompromi kalau menyangkut nyawa manusia.
“Kejadian ini menjadi awan kelam bagi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Ironis, padahal kita sedang menggenjot agar EBT ini meningkat. Apalagi saat ini RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan (EB-ET) akan segera dibahas antara DPR dan Pemerintah,” kata legislator asal Dapil Jawa Tengah VII itu.
Diketahui, kebocoran gas dari PT SMGP itu terjadi pada Selasa (27/9) sekitar pukul 18.00 WIB. Diduga akibat kejadian itu, sebanyak 79 orang keracunan. Sebanyak, 71 di antaranya dirawat di RSUD Panyabungan dan RS Permata Madina dan 8 orang menjalani rawat jalan setelah sempat dirawat di RS Permata Madina.■
]]> , Anggota Komisi VII DPR, Rofik Hananto meminta operasional PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara (Sumut) dihentikan. Hal itu menyusul dugaan terjadinya kebocoran gas PT SMGP yang menyebabkan 79 warga keracunan gas pada Selasa (27/9).
“Fraksi PKS meminta agar kegiatan operasional PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) segera dihentikan sambil dilakukan penyelidikan oleh pihak berwenang. Kali ini Pemerintah harus serius. Karena kejadian ini sudah yang kesekian kalinya, dan kejadian sebelumnya bahkan sudah memakan korban jiwa,” kata Rofik, Kamis, (29/9).
Dia menambahkan, Komisi VII DPR pada bulan April lalu juga sudah merekomendasikan Dirjen EBTKE Kementerian ESDM RI untuk mencabut izin operasi PT SMGP di Kabupaten Mandailing Natal mengingat insiden kebocoran gas H2S pada sumur milik PT SMGP ini.
“Health and safety standard-nya sangat buruk. Ini kan sudah menyangkut SOP dan kebijakan keselamatan. Direksi harus bertanggung jawab ini,” kata Rofik.
Rofik yang juga pengusaha obat herbal ini menilai, sensitivitas perusahaan sangat rendah dalam mengevaluasi dan meningkatkan kondisi kerja. Ketika ditemukan pelangaran prosedur operasi (SOP), maka perlu ada sanksi yang tegas siapapun yang bertanggung jawab terhadap kejadian naas ini. Biar bagaimanapun keselamatan manusia harus didahulukan. Tidak ada kompromi kalau menyangkut nyawa manusia.
“Kejadian ini menjadi awan kelam bagi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Ironis, padahal kita sedang menggenjot agar EBT ini meningkat. Apalagi saat ini RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan (EB-ET) akan segera dibahas antara DPR dan Pemerintah,” kata legislator asal Dapil Jawa Tengah VII itu.
Diketahui, kebocoran gas dari PT SMGP itu terjadi pada Selasa (27/9) sekitar pukul 18.00 WIB. Diduga akibat kejadian itu, sebanyak 79 orang keracunan. Sebanyak, 71 di antaranya dirawat di RSUD Panyabungan dan RS Permata Madina dan 8 orang menjalani rawat jalan setelah sempat dirawat di RS Permata Madina.■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID