DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
18 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Buktikan Hukum Tajam Kepada Siapapun Pelanggarnya –

4 min read

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) didesak menjemput paksa Gubernur Papua Lukas Enembe. Sebab, sudah dua kali mangkir dalam pemeriksaan dengan alasan sakit.

Poliklitik mengunggah meme per­mainan bowling dengan bola berbentuk kepala hitam bertuliskan KPK dan pin segitiga bergambar Gubernur Papua Lukas Enembe yang sedang menjulurkan lidah. Enembe meledek KPK; “Coba ke sini kalau bisa.”

“Jemput paksa doong,” desak Poliklitik dalam caption-nya.

Akun @Husen mendesak KPK menjemput paksa Lukas Enembe apapun risikonya. Harus dibuktikan bahwa hukum di negeri ini masih tajam kepada pelanggar siapapun orangnya.

“Bila Lukas Enembe benar-benar terlibat korupsi, KPK boleh melakukan pemanggilan bagaimanapun caranya, karena itu konsekuensinya,” ujar @Asido_Dongoran.

Akun @Cinta_damai menuding Lukas Enembe kebanyakan tingkah dengan ala­san sakit, sehingga KPK harus langsung jemput paksa.

Akun @elbasri_ heran, KPK be­gitu susah menjemput Lukas Enembe. Padahal, Lukas Enembe masih di dalam negeri. “Jadi nggak kebayang menangkap Harun Masiku,” kata dia.

Menurut @Edo_Osvld, kalau tidak mampu menangkap Lukas Enembe, be­rarti Indonesia belum merdeka.

Sebaiknya, kata @Zaloni18, KPK meminta bantuan TNI/Polri untuk me­nangkap Lukas Enembe.

“Soalnya sudah ditetapkan menjadi tersangka,” ujar @Edo_Osvld. “Kalau nggak bisa nangkep Lukas Enembe jan­gan kasih label tersangka bos,” kritik @Aguss_suwarno.

Akun @JamBaru4 mengatakan, tidak menutup kemungkinan Pemerintah bakal mengerahkan militer untuk merespons unjuk rasa warga yang melindungi Gubernur Papua Lukas Enembe.

 

Kata @batang_hitam, kasus Lukas Enembe harus dikawal baik dan diper­iksa ketat.

“Sebab, aksi demo adalah permainan Lukas Enembe untuk kembali lolos dari hukum,” ujarnya.

Akun @Lakotel khawatir, tindakan jemput paksa terhadap Lukas Enembe akan ada aksi saling tembak menembak. Bila ada kejadian itu, pasti dibilang ke­jahatan Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua. “Hadeuhhh,” keluhnya.

Akun @Arifinmuktio bingung. Ternyata, Lukas Enembe masih banyak pembelanya, padahal sudah jelas dan banyak buktinya. Apalagi, Lukas Enembe merugikan daerahnya sendiri.

“Para pendukung Lukas Enembe sudah tahu gaya hidup dan kelakuan bosnya se­hingga mereka mendukung mati-matian,” ujar @Nikoade_s.

Lebih lanjut, @Nikoade_s mengin­gatkan bahwa di Indonesia ini, orang jahat bisa jadi dianggap baik, yang orang baik bisa dianggap sebagai penjahat. “Koruptor besar hukumannya sebentar,” kata dia.

Akun @Batu_kerikil menyambung. Dia mengingatkan Pemerintah agar berhati-hati menindak pejabat asli Papua. Dia bilang, nyawa para pendatang selalu terancam kalau ada hal-hal seperti ini.

“Kasus Lukas Enembe akan sangat berbahaya bila dipolitisasi,” tandas @Andre_Audhi. [TIF] ]]> , Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) didesak menjemput paksa Gubernur Papua Lukas Enembe. Sebab, sudah dua kali mangkir dalam pemeriksaan dengan alasan sakit.

Poliklitik mengunggah meme per­mainan bowling dengan bola berbentuk kepala hitam bertuliskan KPK dan pin segitiga bergambar Gubernur Papua Lukas Enembe yang sedang menjulurkan lidah. Enembe meledek KPK; “Coba ke sini kalau bisa.”

“Jemput paksa doong,” desak Poliklitik dalam caption-nya.

Akun @Husen mendesak KPK menjemput paksa Lukas Enembe apapun risikonya. Harus dibuktikan bahwa hukum di negeri ini masih tajam kepada pelanggar siapapun orangnya.

“Bila Lukas Enembe benar-benar terlibat korupsi, KPK boleh melakukan pemanggilan bagaimanapun caranya, karena itu konsekuensinya,” ujar @Asido_Dongoran.

Akun @Cinta_damai menuding Lukas Enembe kebanyakan tingkah dengan ala­san sakit, sehingga KPK harus langsung jemput paksa.

Akun @elbasri_ heran, KPK be­gitu susah menjemput Lukas Enembe. Padahal, Lukas Enembe masih di dalam negeri. “Jadi nggak kebayang menangkap Harun Masiku,” kata dia.

Menurut @Edo_Osvld, kalau tidak mampu menangkap Lukas Enembe, be­rarti Indonesia belum merdeka.

Sebaiknya, kata @Zaloni18, KPK meminta bantuan TNI/Polri untuk me­nangkap Lukas Enembe.

“Soalnya sudah ditetapkan menjadi tersangka,” ujar @Edo_Osvld. “Kalau nggak bisa nangkep Lukas Enembe jan­gan kasih label tersangka bos,” kritik @Aguss_suwarno.

Akun @JamBaru4 mengatakan, tidak menutup kemungkinan Pemerintah bakal mengerahkan militer untuk merespons unjuk rasa warga yang melindungi Gubernur Papua Lukas Enembe.

 

Kata @batang_hitam, kasus Lukas Enembe harus dikawal baik dan diper­iksa ketat.

“Sebab, aksi demo adalah permainan Lukas Enembe untuk kembali lolos dari hukum,” ujarnya.

Akun @Lakotel khawatir, tindakan jemput paksa terhadap Lukas Enembe akan ada aksi saling tembak menembak. Bila ada kejadian itu, pasti dibilang ke­jahatan Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua. “Hadeuhhh,” keluhnya.

Akun @Arifinmuktio bingung. Ternyata, Lukas Enembe masih banyak pembelanya, padahal sudah jelas dan banyak buktinya. Apalagi, Lukas Enembe merugikan daerahnya sendiri.

“Para pendukung Lukas Enembe sudah tahu gaya hidup dan kelakuan bosnya se­hingga mereka mendukung mati-matian,” ujar @Nikoade_s.

Lebih lanjut, @Nikoade_s mengin­gatkan bahwa di Indonesia ini, orang jahat bisa jadi dianggap baik, yang orang baik bisa dianggap sebagai penjahat. “Koruptor besar hukumannya sebentar,” kata dia.

Akun @Batu_kerikil menyambung. Dia mengingatkan Pemerintah agar berhati-hati menindak pejabat asli Papua. Dia bilang, nyawa para pendatang selalu terancam kalau ada hal-hal seperti ini.

“Kasus Lukas Enembe akan sangat berbahaya bila dipolitisasi,” tandas @Andre_Audhi. [TIF]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |