DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
14 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Biar Naik Kelas Melani Suharli Dorong UMKM Go Digital Pasarkan Produknya –

8 min read

Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Demokrat Melani Leimena Suharli kembali membekali konstituennya, khususnya UMKM, dengan ilmu baru.

Kali ini, tentang pemasyarakatan konsultasi bisnis bagi wirausaha. Sosialisasi tersebut difasilitasi Kementerian Koperasi dan UKM, khususnya Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan.

Saat memberikan sambutan, Melani mengingatkan pentingnya UMKM untuk melakukan transformasi digital dalam memasarkan produknya.

“Kita melihat UMKM zamannya digital marketing, untuk bersaing di era ini, era pandemi,” ujar Melani, di Hotel Amos Cozy Melawai, Jakarta Selatan, Sabtu (10/9). 

Dia memaparkan, berdasarkan data dari Indonesian E-commerce Association (idEA) dan We Are Social, selama pandemi, kegiatan belanja online di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 25 persen hingga 30 persen.

“Konsumen memilih berbelanja online untuk menghindari kerumunan. Kondisi ini menyebabkan tren digital marketing semakin diminati oleh pelaku usaha,” ungkapnya.

Karena itu, perkembangan ekonomi digital dan transformasi digital menjadi keharusan bagi UMKM untuk meningkatkan efisiensi dalam pengembangan usaha.

Selain membantu pemasaran, digitalisasi UMKM juga mempermudah transaksi dan pencatatan keuangan melalui platform pembayaran digital.

“Karena itu, untuk menumbuhkan semangat wirausaha harus dilakukan upaya masif agar pelaku UMKM memiliki kapasitas mumpuni menyambut platform digital,” ingat anggota parlemen 3 periode ini.

Sejauh ini, salah satu tantangan bagi para pelaku UMKM adalah kemampuan dan pengetahuan SDM mereka dalam memanfaatkan teknologi platform digital.

Mereka kesulitan menentukan platform digital untuk target konsumen apakah email, blog, telepon dan media sosial, seperti Facebook, Instagram Twitter, WhatsApp, atau TikTok. Serta, strategi pemasaran digital.

“Jadi kita harap para pelaku usaha melek digital harus mengikuti perkembangan digitalisasi. Hari ini kita masuk era industri 4.0, semua kemudahan usaha digitalisasi kita harus melek jangan ketinggalan informasi,” bebernya.

 

Nah, program sosialisasi pemasyarakatan konsultasi bisnis bagi wirausaha ini dirancang untuk mempercepat pengembangan perusahaan di bidang bisnis.

Program ini membuka wawasan, membina, membantu penyediaan sarpras usaha, tempat pengembangan usaha, dukungan manajemen, dan mentor atau konsultasi gratis bagi para pelaku UMKM.

“Kita beruntung Komisi VI bermitra dengan Kementerian UKM, sehingga bisa mendapatkan program sosialisasi ini,” imbuh Melani.

Mantan Wakil Ketua MPR ini kemudian menjelaskan empat tahap dalam melakukan wirausaha. Pertama, memulai. Pada tahap ini, seseorang harus mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan.

“Tentunya persiapkan dengan semangat. Kita bisa apa? Masak nggak bisa, tapi bisa cuap-cuap, bujuk orang beli. Itu suatu skill. Anugerah juga. Nah, kita bisa bergandengan dengan yang pintar masak,” urainya.

Tahap kedua, melaksanakan usaha. Pada tahap ini, seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek. Seperti, pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana manajemen resiko, mengambil keputusan, pemasaran dan melakukan evaluasi.

Berikutnya ketiga, tahap mempertahankan usaha. Pada tahap ini, wirausahawan melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi. “Istilahnya, tahan banting, supaya usahanya tetap jalan,” tutur Melani.

Dan tahap terakhir atau keempat, adalah mengembangkan usaha. Untuk itu, dibutuhkan inovasi-inovasi. Melani mencontohkan, saat menghadiri syukuran HUT Partai Demokrat, dia melihat tumpeng berwarna biru. Padahal umumnya, tumpeng berwarna kuning.

“Ternyata itu dari pohon telang, yang katanya untuk mata bayi. Kuenya semua juga biru. Nah seperti ini, kita harus memulai inovasi-inovasi. Jadi bisa melakukan perluasan usaha,” ucap Melani.

Diungkapkan Melani, menurut RPJMN 2020-2024, rasio kewirausahaan Indonesia pada tahun 2019 sebesar 3,4 persen. Pada 2024 diharapkan dapat mencapai 4 persen atau sebanyak 11,2 juta orang atau 17,45 persen dari seluruh pelaku UMKM.

Sisanya, sebesar 82,55 persen pelaku UMKM belum memiliki kualitas kewirausahaan yang baik. Indonesia juga memiliki tingkat partisipasi wirausaha pemula yang tinggi yang ditunjukkan dengan tingginya individu yang memulai usaha baru.

Namun, tingkat partisipasi wirausaha pemula ternyata tidak berbanding lurus dengan keinginan atau aspirasi para wirausahawan untuk berkembang.

 

“Tingginya minat melakukan usaha tidak dibarengi penyerapan tenaga kerja dari usaha baru dan keinginan pelaku usaha untuk memasuki pasar global dan melakukan ekspor cenderung rendah,” sesalnya.

Karakter wirausaha dapat diukur dari kemampuannya melihat peluang dan meningkatkan nilai tambah dan kemampuan inovasi dan nilai tambah, serta kemampuan untuk mengambil resiko.

“Dengan makin banyak unit usaha di Indonesia dengan tingkat kewirausahaan yang masih rendah menunjukkan persoalan kualitas kewirausahaan. Jadi sulit bagi UMKM naik kelas,” papar Melani.

Hal tersebut, kata Melani, merupakan pekerjaan rumah alias PR bagi kita semua.

“Data-data bukan berarti membuat kita ciut, tetapi justru menjadi penyemangat, terutama bagi para pelaku UMKM di Jakarta Pusat dan selatan yang berada di Dapil saya. Saya berharap kegiatan ini semoga membuka wawasan kita semua,” harap Melani.

“Maju terus UMKM kita, Go digital UMKM, sukses untuk kita semua,” sambung Melani menutup sambutannya, yang disambut riuh tepuk tangan sekitar 70 pelaku UMKM yang menghadiri acara tersebut.

Senada, Anggota DPRD DKI Jakarta Ali Muhammad Johan juga menyatakan, kendala-kendala yang dipaparkan Melani, adalah sebuah tantangan bagi para pelaku UMKM dan pemerintah.

“UMKM kita sulit naik kelas. Itu tantangan. UMKM itu tangguh. Badai krismon 98, yang bertahan UMKM, konglomerasi malah rontok,” ujarnya.

Kini di era pandemi, salah satu yang bisa dilakukan UMKM adalah dengan mentransformasi pemasaran atau marketing produknya menjadi digital.

“Saya penikmat ojek online untuk pesan makanan. Jarang makan di tempat. Ini perubahan perilaku. Kalau lihat toko-toko, restoran sepi, tapi ojolnya banyak, artinya dia melakukan transformasi,” tutur Ali.

“Manfaatkan perubahan karakter yang sekarang sudah bertransformasi. UMKM, apapun itu, harus pandai bertransformasi,” imbuh anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta ini.

Ali kemudian mencontohkan brand clothing lokal Erigo yang mampu menembus New York Fashion Week. Keberhasilan itu tak lepas dari kerja samanya dengan Shopee dalam memasarkan produknya.

 

“Satu kata kunci, manfaatkan marketing di era transformasi digital. Dia memanfaatkan Shopee, sampai masuk ke New York Fashion Week. Ini era digital, era medsos. Bapak ibu yang gaptek-gaptek bisa minta tolong anak-anak muda,” tandasnya.

Di penghujung acara, Melani mendapat “hadiah” dari pelaku UMKM bidang kerajinan bernama Ikawati Prayitno. “Ini kerajinan tangan dari limbah, cacahan limbah plastik di sekitar saya,” kisahnya, sambil menyerahkan tas yang terbuat dari kemasan bekas mie instan.

Melani tampak terkesan. Dia sempat bertanya-tanya soal produk itu, dan berakhir dengan ucapan terima kasih.

Acara ini diisi dua narasumber. Keduanya yakni, Ketua DPP GKN Bidang Divisi Assesment dan Pengembangan Agus Wahyono, serta Pendamping dan Penggerak UKM, Tukidi.

Hadir juga, Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Kementerian Koperasi UKM Destry Anna Sari. ■
]]> , Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Demokrat Melani Leimena Suharli kembali membekali konstituennya, khususnya UMKM, dengan ilmu baru.

Kali ini, tentang pemasyarakatan konsultasi bisnis bagi wirausaha. Sosialisasi tersebut difasilitasi Kementerian Koperasi dan UKM, khususnya Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan.

Saat memberikan sambutan, Melani mengingatkan pentingnya UMKM untuk melakukan transformasi digital dalam memasarkan produknya.

“Kita melihat UMKM zamannya digital marketing, untuk bersaing di era ini, era pandemi,” ujar Melani, di Hotel Amos Cozy Melawai, Jakarta Selatan, Sabtu (10/9). 

Dia memaparkan, berdasarkan data dari Indonesian E-commerce Association (idEA) dan We Are Social, selama pandemi, kegiatan belanja online di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 25 persen hingga 30 persen.

“Konsumen memilih berbelanja online untuk menghindari kerumunan. Kondisi ini menyebabkan tren digital marketing semakin diminati oleh pelaku usaha,” ungkapnya.

Karena itu, perkembangan ekonomi digital dan transformasi digital menjadi keharusan bagi UMKM untuk meningkatkan efisiensi dalam pengembangan usaha.

Selain membantu pemasaran, digitalisasi UMKM juga mempermudah transaksi dan pencatatan keuangan melalui platform pembayaran digital.

“Karena itu, untuk menumbuhkan semangat wirausaha harus dilakukan upaya masif agar pelaku UMKM memiliki kapasitas mumpuni menyambut platform digital,” ingat anggota parlemen 3 periode ini.

Sejauh ini, salah satu tantangan bagi para pelaku UMKM adalah kemampuan dan pengetahuan SDM mereka dalam memanfaatkan teknologi platform digital.

Mereka kesulitan menentukan platform digital untuk target konsumen apakah email, blog, telepon dan media sosial, seperti Facebook, Instagram Twitter, WhatsApp, atau TikTok. Serta, strategi pemasaran digital.

“Jadi kita harap para pelaku usaha melek digital harus mengikuti perkembangan digitalisasi. Hari ini kita masuk era industri 4.0, semua kemudahan usaha digitalisasi kita harus melek jangan ketinggalan informasi,” bebernya.

 

Nah, program sosialisasi pemasyarakatan konsultasi bisnis bagi wirausaha ini dirancang untuk mempercepat pengembangan perusahaan di bidang bisnis.

Program ini membuka wawasan, membina, membantu penyediaan sarpras usaha, tempat pengembangan usaha, dukungan manajemen, dan mentor atau konsultasi gratis bagi para pelaku UMKM.

“Kita beruntung Komisi VI bermitra dengan Kementerian UKM, sehingga bisa mendapatkan program sosialisasi ini,” imbuh Melani.

Mantan Wakil Ketua MPR ini kemudian menjelaskan empat tahap dalam melakukan wirausaha. Pertama, memulai. Pada tahap ini, seseorang harus mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan.

“Tentunya persiapkan dengan semangat. Kita bisa apa? Masak nggak bisa, tapi bisa cuap-cuap, bujuk orang beli. Itu suatu skill. Anugerah juga. Nah, kita bisa bergandengan dengan yang pintar masak,” urainya.

Tahap kedua, melaksanakan usaha. Pada tahap ini, seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek. Seperti, pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana manajemen resiko, mengambil keputusan, pemasaran dan melakukan evaluasi.

Berikutnya ketiga, tahap mempertahankan usaha. Pada tahap ini, wirausahawan melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi. “Istilahnya, tahan banting, supaya usahanya tetap jalan,” tutur Melani.

Dan tahap terakhir atau keempat, adalah mengembangkan usaha. Untuk itu, dibutuhkan inovasi-inovasi. Melani mencontohkan, saat menghadiri syukuran HUT Partai Demokrat, dia melihat tumpeng berwarna biru. Padahal umumnya, tumpeng berwarna kuning.

“Ternyata itu dari pohon telang, yang katanya untuk mata bayi. Kuenya semua juga biru. Nah seperti ini, kita harus memulai inovasi-inovasi. Jadi bisa melakukan perluasan usaha,” ucap Melani.

Diungkapkan Melani, menurut RPJMN 2020-2024, rasio kewirausahaan Indonesia pada tahun 2019 sebesar 3,4 persen. Pada 2024 diharapkan dapat mencapai 4 persen atau sebanyak 11,2 juta orang atau 17,45 persen dari seluruh pelaku UMKM.

Sisanya, sebesar 82,55 persen pelaku UMKM belum memiliki kualitas kewirausahaan yang baik. Indonesia juga memiliki tingkat partisipasi wirausaha pemula yang tinggi yang ditunjukkan dengan tingginya individu yang memulai usaha baru.

Namun, tingkat partisipasi wirausaha pemula ternyata tidak berbanding lurus dengan keinginan atau aspirasi para wirausahawan untuk berkembang.

 

“Tingginya minat melakukan usaha tidak dibarengi penyerapan tenaga kerja dari usaha baru dan keinginan pelaku usaha untuk memasuki pasar global dan melakukan ekspor cenderung rendah,” sesalnya.

Karakter wirausaha dapat diukur dari kemampuannya melihat peluang dan meningkatkan nilai tambah dan kemampuan inovasi dan nilai tambah, serta kemampuan untuk mengambil resiko.

“Dengan makin banyak unit usaha di Indonesia dengan tingkat kewirausahaan yang masih rendah menunjukkan persoalan kualitas kewirausahaan. Jadi sulit bagi UMKM naik kelas,” papar Melani.

Hal tersebut, kata Melani, merupakan pekerjaan rumah alias PR bagi kita semua.

“Data-data bukan berarti membuat kita ciut, tetapi justru menjadi penyemangat, terutama bagi para pelaku UMKM di Jakarta Pusat dan selatan yang berada di Dapil saya. Saya berharap kegiatan ini semoga membuka wawasan kita semua,” harap Melani.

“Maju terus UMKM kita, Go digital UMKM, sukses untuk kita semua,” sambung Melani menutup sambutannya, yang disambut riuh tepuk tangan sekitar 70 pelaku UMKM yang menghadiri acara tersebut.

Senada, Anggota DPRD DKI Jakarta Ali Muhammad Johan juga menyatakan, kendala-kendala yang dipaparkan Melani, adalah sebuah tantangan bagi para pelaku UMKM dan pemerintah.

“UMKM kita sulit naik kelas. Itu tantangan. UMKM itu tangguh. Badai krismon 98, yang bertahan UMKM, konglomerasi malah rontok,” ujarnya.

Kini di era pandemi, salah satu yang bisa dilakukan UMKM adalah dengan mentransformasi pemasaran atau marketing produknya menjadi digital.

“Saya penikmat ojek online untuk pesan makanan. Jarang makan di tempat. Ini perubahan perilaku. Kalau lihat toko-toko, restoran sepi, tapi ojolnya banyak, artinya dia melakukan transformasi,” tutur Ali.

“Manfaatkan perubahan karakter yang sekarang sudah bertransformasi. UMKM, apapun itu, harus pandai bertransformasi,” imbuh anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta ini.

Ali kemudian mencontohkan brand clothing lokal Erigo yang mampu menembus New York Fashion Week. Keberhasilan itu tak lepas dari kerja samanya dengan Shopee dalam memasarkan produknya.

 

“Satu kata kunci, manfaatkan marketing di era transformasi digital. Dia memanfaatkan Shopee, sampai masuk ke New York Fashion Week. Ini era digital, era medsos. Bapak ibu yang gaptek-gaptek bisa minta tolong anak-anak muda,” tandasnya.

Di penghujung acara, Melani mendapat “hadiah” dari pelaku UMKM bidang kerajinan bernama Ikawati Prayitno. “Ini kerajinan tangan dari limbah, cacahan limbah plastik di sekitar saya,” kisahnya, sambil menyerahkan tas yang terbuat dari kemasan bekas mie instan.

Melani tampak terkesan. Dia sempat bertanya-tanya soal produk itu, dan berakhir dengan ucapan terima kasih.

Acara ini diisi dua narasumber. Keduanya yakni, Ketua DPP GKN Bidang Divisi Assesment dan Pengembangan Agus Wahyono, serta Pendamping dan Penggerak UKM, Tukidi.

Hadir juga, Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Kementerian Koperasi UKM Destry Anna Sari. ■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2024. PT Juan Global. All rights reserved. DigiBerita.com. |