Bertahan Di Tengah Pandemi PLN Sukses Ubah Buntung Jadi Untung –
6 min readDi tengah hantaman pandemi, kinerja PLN tetap moncer. Bahkan, di bawah kepemimpinan Direktur Utama Darmawan Prasodjo, PLN sukses mengubah buntung menjadi untung. Selama pandemi, perusahaan listrik pelat merah itu sukses mengurangi utang hingga Rp 62,5 triliun.
Kondisi ini dipaparkan Darmawan dalam podcast dengan Direktur Utama Rakyat Merdeka/CEO RM Group Kiki Iswara, di Pendopo PLN, Jakarta, Senin (15/8). Meski begitu, Darmawan tidak mengklaim kesuksesan sendiri. Menurutnya, keberhasilan itu berkat dukungan Presiden Jokowi, Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, dan seluruh insan PLN.
“Kami melakukan agresif date management. Baik itu pinjaman pokok maupun bunga, kami bayar,” ujarnya.
Utang PLN turun berkat program transformasi BUMN. Program tersebut telah menelurkan sejumlah inovasi digital perusahaan. Hal itu telah menciptakan beragam efisiensi di sejumlah lini bisnis. Dalam proses ini PLN, juga berhasil mengurangi biaya operasi, beban bunga dan pembayaran pokok utang sekitar Rp 7 triliun di 2021. Hasil lainnya, biaya pokok produksi listrik turun dari Rp 1.438 menjadi Rp 1.333 per kWh di 2021.
Kontribusi pajak PLN di 2021 juga menggembirakan. Angkanya naik Rp 5,7 triliun, dari Rp 25,5 triliun pada 2020 menjadi Rp 31,2 triliun pada 2021. “Alhamdulillah ini berkat dukungan insan PLN, Kementerian BUMN, Kementerian ESDM dan Bapak Presiden. Artinya PLN tidak sendirian,” ucapnya.
Yang juga menarik, saat PLN agresif menggenjot program kompor induksi untuk mengurangi beban subsidi gas elpiji 3 kilogram. Untuk program ini, Darmawan terjun langsung dan melakukan sosialisasi ke emak-emak. Darmawan pun telaten mendengarkan emak-emak curhat, yang takut tagihan listriknya bengkak.
“Pak Dirut, nuwun sewu (mohon maaf), ini mangke gentos (kalau ganti) pake kompor induksi. Jangan-jangan biaya masak kulo minggah (biaya masak saya tambah),” ucap Darmawan menirukan curhatan emak-emak. “Oh, mboten, Bu (Oh, nggak Bu),” lanjut Darmawan, mengulangi jawabannya untuk emak-emak tadi.
Darmawan mengaku, cara berkomunikasi dengan masyarakat terkait dengan program yang tengah dikerjakan PLN harus ditata. Komunikasinya harus betul-betul langsung mematahkan segala keraguan masyarakat. “Bagaimana kami bicaranya dari hati ke hati,” ucapnya.
Pihaknya pun tak lelah membujuk supaya masyarakat mau menggunakan kompor listrik. Karena kalau dihitung-hitung, biayanya justru jauh lebih murah, lebih andal, dan nyaman. Selain itu, penggunaan kompor induksi juga jauh lebih aman.
Selain soal kompor induksi, PLN juga mendorong masyarakat bisa menggunakan aplikasi New PLN Mobile. Dengan aplikasi tersebut, kebutuhan pelanggan PLN bisa dilayani dengan baik. Proses penyelesaian keluhan pelanggan dipercepat, tak berbelit-belit. Setelah berhasil merombak pelayanan pelanggan melalui aplikasi PLN Mobile, Pelanggan PLN juga naik dari 79 juta menjadi 83 juta.
“Rating aplikasinya termasuk yang terbaik di sektor kelistrikan. Di-download hingga 24 juta orang,” ungkap Darmawan Prasodjo.
Survei Kepuasan Pelanggan
Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan PLN selama pandemi Covid-19, Rakyat Merdeka berkolaborasi dengan Society of Renewable Energy (SRE) menggelar survei. Survei ini dilakukan untuk memotret pandangan kalangan muda yang memiliki latar belakang akademik baik terhadap kinerja PLN.
Survei dilakukan melalui kuesioner tertutup via virtual form. Kuesioner disebar ke anggota SRE yang mencapai lebih dari 3.000 anak muda penggiat energi dan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang tersebar di 40 kampus ternama di Indonesia.
Hasil survei menunjukkan, pelanggan merasa puas terhadap kualitas pelayanan listrik PLN, terutama selama pandemi. “Diharapkan, survei ini bisa menggambarkan secara umum penilaian anak-anak muda Indonesia terhadap PLN,” tutur Kiki Iswara Darmayana.
Ada empat pertanyaan yang diajukan ke pelanggan. Pertama, pelayanan petugas lapangan PLN. Hasilnya menunjukkan, yang menyatakan puas sebesar 86 persen, kurang puas 13 persen, dan tidak puas 1 persen.
Kedua, kualitas meteran baru PLN. Hasilnya, yang menyatakan puas sebesar 83 persen dan kurang puas 17 persen.
Ketiga, layanan PLN selama pandemi. Hasilnya, yang puas sebesar 86 persen, kurang puas 17 persen, dan tidak puas 2 persen.
Keempat, program elektrifikasi PLN. Hasilnya, yang puas sebesar 98 persen, dan kurang puas 2 persen.
Yang juga menarik, seluruh anak muda dengan rentang usia di 19-25 tahun yang mengikuti survei ini, menilai, program elektrifikasi yang sedang digencarkan PLN masuk kategori “penting”. Dengan demikian, PLN didorong untuk lebih agresif melakukan program elektrifikasi.
“Dua di antaranya yakni Electricity Agriculture dan Electricity Marine. Program ini penting disosialisasikan,” ucap Kiki Iswara.
Menanggapi hal ini, Darmawan mengaku tak menyangka ada anak-anak muda yang mengamati kerja PLN. Dia menegaskan, PLN diberi amanah Menteri BUMN Erick Thohir agar melakukan, efisiensi, inovasi, dan transformasi. PLN juga melakukan proses digitalisasi dalam bisnisnya. Melakukan review secara menyeluruh, dan hasilnya cukup mengagetkan. [FAZ] ]]> , Di tengah hantaman pandemi, kinerja PLN tetap moncer. Bahkan, di bawah kepemimpinan Direktur Utama Darmawan Prasodjo, PLN sukses mengubah buntung menjadi untung. Selama pandemi, perusahaan listrik pelat merah itu sukses mengurangi utang hingga Rp 62,5 triliun.
Kondisi ini dipaparkan Darmawan dalam podcast dengan Direktur Utama Rakyat Merdeka/CEO RM Group Kiki Iswara, di Pendopo PLN, Jakarta, Senin (15/8). Meski begitu, Darmawan tidak mengklaim kesuksesan sendiri. Menurutnya, keberhasilan itu berkat dukungan Presiden Jokowi, Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, dan seluruh insan PLN.
“Kami melakukan agresif date management. Baik itu pinjaman pokok maupun bunga, kami bayar,” ujarnya.
Utang PLN turun berkat program transformasi BUMN. Program tersebut telah menelurkan sejumlah inovasi digital perusahaan. Hal itu telah menciptakan beragam efisiensi di sejumlah lini bisnis. Dalam proses ini PLN, juga berhasil mengurangi biaya operasi, beban bunga dan pembayaran pokok utang sekitar Rp 7 triliun di 2021. Hasil lainnya, biaya pokok produksi listrik turun dari Rp 1.438 menjadi Rp 1.333 per kWh di 2021.
Kontribusi pajak PLN di 2021 juga menggembirakan. Angkanya naik Rp 5,7 triliun, dari Rp 25,5 triliun pada 2020 menjadi Rp 31,2 triliun pada 2021. “Alhamdulillah ini berkat dukungan insan PLN, Kementerian BUMN, Kementerian ESDM dan Bapak Presiden. Artinya PLN tidak sendirian,” ucapnya.
Yang juga menarik, saat PLN agresif menggenjot program kompor induksi untuk mengurangi beban subsidi gas elpiji 3 kilogram. Untuk program ini, Darmawan terjun langsung dan melakukan sosialisasi ke emak-emak. Darmawan pun telaten mendengarkan emak-emak curhat, yang takut tagihan listriknya bengkak.
“Pak Dirut, nuwun sewu (mohon maaf), ini mangke gentos (kalau ganti) pake kompor induksi. Jangan-jangan biaya masak kulo minggah (biaya masak saya tambah),” ucap Darmawan menirukan curhatan emak-emak. “Oh, mboten, Bu (Oh, nggak Bu),” lanjut Darmawan, mengulangi jawabannya untuk emak-emak tadi.
Darmawan mengaku, cara berkomunikasi dengan masyarakat terkait dengan program yang tengah dikerjakan PLN harus ditata. Komunikasinya harus betul-betul langsung mematahkan segala keraguan masyarakat. “Bagaimana kami bicaranya dari hati ke hati,” ucapnya.
Pihaknya pun tak lelah membujuk supaya masyarakat mau menggunakan kompor listrik. Karena kalau dihitung-hitung, biayanya justru jauh lebih murah, lebih andal, dan nyaman. Selain itu, penggunaan kompor induksi juga jauh lebih aman.
Selain soal kompor induksi, PLN juga mendorong masyarakat bisa menggunakan aplikasi New PLN Mobile. Dengan aplikasi tersebut, kebutuhan pelanggan PLN bisa dilayani dengan baik. Proses penyelesaian keluhan pelanggan dipercepat, tak berbelit-belit. Setelah berhasil merombak pelayanan pelanggan melalui aplikasi PLN Mobile, Pelanggan PLN juga naik dari 79 juta menjadi 83 juta.
“Rating aplikasinya termasuk yang terbaik di sektor kelistrikan. Di-download hingga 24 juta orang,” ungkap Darmawan Prasodjo.
Survei Kepuasan Pelanggan
Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan PLN selama pandemi Covid-19, Rakyat Merdeka berkolaborasi dengan Society of Renewable Energy (SRE) menggelar survei. Survei ini dilakukan untuk memotret pandangan kalangan muda yang memiliki latar belakang akademik baik terhadap kinerja PLN.
Survei dilakukan melalui kuesioner tertutup via virtual form. Kuesioner disebar ke anggota SRE yang mencapai lebih dari 3.000 anak muda penggiat energi dan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang tersebar di 40 kampus ternama di Indonesia.
Hasil survei menunjukkan, pelanggan merasa puas terhadap kualitas pelayanan listrik PLN, terutama selama pandemi. “Diharapkan, survei ini bisa menggambarkan secara umum penilaian anak-anak muda Indonesia terhadap PLN,” tutur Kiki Iswara Darmayana.
Ada empat pertanyaan yang diajukan ke pelanggan. Pertama, pelayanan petugas lapangan PLN. Hasilnya menunjukkan, yang menyatakan puas sebesar 86 persen, kurang puas 13 persen, dan tidak puas 1 persen.
Kedua, kualitas meteran baru PLN. Hasilnya, yang menyatakan puas sebesar 83 persen dan kurang puas 17 persen.
Ketiga, layanan PLN selama pandemi. Hasilnya, yang puas sebesar 86 persen, kurang puas 17 persen, dan tidak puas 2 persen.
Keempat, program elektrifikasi PLN. Hasilnya, yang puas sebesar 98 persen, dan kurang puas 2 persen.
Yang juga menarik, seluruh anak muda dengan rentang usia di 19-25 tahun yang mengikuti survei ini, menilai, program elektrifikasi yang sedang digencarkan PLN masuk kategori “penting”. Dengan demikian, PLN didorong untuk lebih agresif melakukan program elektrifikasi.
“Dua di antaranya yakni Electricity Agriculture dan Electricity Marine. Program ini penting disosialisasikan,” ucap Kiki Iswara.
Menanggapi hal ini, Darmawan mengaku tak menyangka ada anak-anak muda yang mengamati kerja PLN. Dia menegaskan, PLN diberi amanah Menteri BUMN Erick Thohir agar melakukan, efisiensi, inovasi, dan transformasi. PLN juga melakukan proses digitalisasi dalam bisnisnya. Melakukan review secara menyeluruh, dan hasilnya cukup mengagetkan. [FAZ]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID