DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
21 December 2024

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Autopsi Ulang Brigadir J Publik Mau Hasilnya Cepat Diungkap, Biar Cepat Beres –

6 min read

Autopsi ulang dinilai menjadi kunci terungkapnya fakta dan dalang kematian Brigadir J. Meski sebenarnya, kasus ini mudah diungkap. Hasil autopsinya baru keluar satu bulan.

Mantan Kabareskrim Polri Komjen (purn) Susno Duadji menilai, proses ekshumasi atau penggalian kembali jenazah yang telah dikuburkan dan autopsi ulang menjadi sangat penting. Hasilnya, akan menentukan jalan cerita dari kasus ke­matian Brigadir J.

“Ini akan menentukan, apakah jalan ceritanya atau kasusnya berubah atau tetap. Kan kasusnya ini kasus tembak-menem­bak. Kemudian apakah menjadi kasus penganiayaan? Apakah kasus pelecehan seksual? Jadi akan berubah, tergantung hasil pemeriksaan,” kata Susno.

Sejak awal, Susno menilai, kasus tewasnya Brigadir J mudah diungkap. Tidak perlu ada tim khusus, bahkan sampai Presiden, Menko Polhukam hingga Kapolri turun tangan.

“Kenapa saya katakan berkali-kali, TKP (Tempat Kejadian Perkara) jelas, yang meninggal jelas, yang mengaku tanda petik menembak jelas, barang bukti senjatanya juga jelas, handphone jelas, CCTV walaupun mati juga jelas, selongsong ada, proyektil ada, darah ada, luka-lukanya juga nanti tergantung hasil visum, jadi jelas ceritanya,” ungkap Susno.

Kendati demikian, Susno memahami kasus Brigadir J yang mestinya mudah, tapi justru lambat diungkap. Hal itu karena adanya hambatan, tidak hanya teknis tapi juga psikologis. Sebabnya, TKP berada di rumah seorang jenderal polisi, melibatkan istri jenderal, ajudan hingga sopir.

“Mereka polisi semua. Di rumah dinas polisi. Nah, ini yang menjadi hambatan psikologis sekitar. Tetapi semua ini akan terjawab manakala ada kejujuran dan moral,” ujarnya.

Susno meyakini, tim yang melakukan ekshumasi, autopsi dan visum Brigadir J benar-benar independen, kredibel dan berpengetahuan bagus. Bahkan, Panglima TNI sampai mengutus dokter forensik senior untuk bergabung dalam tim autopsi tersebut.

“Karena gali mayat ini akan sangat menentukan jalannya penyidikan. Ini bisa berubah 180 derajat,” imbuhnya.

Sementara, berdasarkan hasil autopsi ulang, tim gabungan forensik menemu­kan beberapa luka di jenazah Brigadir J. Namun, hal itu membutuhkan konfirmasi lebih lanjut.

“Dalam proses kami berhasil meya­kini adanya beberapa luka. Kami tetap harus melakukan penanganan lebih lanjut melalui pemeriksaan mikrosko­pik,” kata Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Ade Firmansyah Sugiharto.

Ade mengatakan, pada proses autopsi ulang, pihaknya fokus pada luka-luka pada jenazah Brigadir J yang berdasarkan kecurigaan keluarga bukan luka tembak. Ade memastikan, terkait adanya luka-luka di tubuh Brigadir J, akan diuji kembali karena kesulitan terlihat. “Akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan menggu­nakan alat mikroskopik,” ujarnya.

 

Netizen satu suara dengan Susno Duadji. Cerita akan berubah 180 derajat dari awal dan dalang kasus penembakan akan terung­kap setelah hasil autopsi selesai.

Akun @Ollan395 sangat penasaran dengan hasil akhir autopsi ulang jenazah Brigadir J. Dia berharap, dengan autopsi ulang bisa terang benderang dan dra­manya berakhir.

“Bagus dong Pak Susno, kalau berubah dari skenario persekongkolan jahat ke cerita fakta,” kata @Fbx_ar.

Akun @jojoe_gaza mengatakan, cerita dari kasus ini akan semakin menarik kar­ena akan melibatkan orang-orang besar di kepolisian. Kata dia, keterangan mereka akan berdampak besar dalam kasus ini. “Korban tidak bicara tapi hasil autopsi yang akan bicara,” ujarnya.

Akun @BiBi_FARaway berharap, kea­dilan datang untuk Brigadir Yosua dan keluarganya. Dia sangat kecewa dengan penegak hukum dan penegak keadilan yang dinilai terlalu lamban dalam me­nangani masalah ini.

“Apalagi pada awal-awal pascakeja­dian terkesan menutupi. Mau jadi apa negeri ini,” kata dia.

“Jangan kelamaan karena semakin liar info/spekulasi yang beredar di masyarakat,” ujar @AdPrabowoR1.

Akun @henbur75 yakin, skenario ka­sus pembunuhan ini akan menemui akhir cerita dan orang/oknum lainnya yang membantu pembunuhan dinonaktifkan. Semua yang terlibat bakalan terproses hukum. Mulai dari Kapolres hingga Bharada E.

“Semoga kasus ini terungkap dengan terang benderang. Agar masyarakat per­caya kepada Polri dan seluruh instansi penegak hukum di negeri ini,” ujar @BuhaHtBalian.

Akun @old_jis percaya masih banyak petinggi Polri yang ingin pensiun den­gan hati damai, sejahtera, tenang tanpa menyimpan rasa bersalah seumur hidup karena menutupi fakta kebenaran. Kata dia, kasus ini tentang nyawa manusia.

“Semoga ke depannya kasus polisi tem­bak polisi dapat selesai dengan terang bend­erang,” ujar @ElfridaHutabar5. [ASI] ]]> , Autopsi ulang dinilai menjadi kunci terungkapnya fakta dan dalang kematian Brigadir J. Meski sebenarnya, kasus ini mudah diungkap. Hasil autopsinya baru keluar satu bulan.

Mantan Kabareskrim Polri Komjen (purn) Susno Duadji menilai, proses ekshumasi atau penggalian kembali jenazah yang telah dikuburkan dan autopsi ulang menjadi sangat penting. Hasilnya, akan menentukan jalan cerita dari kasus ke­matian Brigadir J.

“Ini akan menentukan, apakah jalan ceritanya atau kasusnya berubah atau tetap. Kan kasusnya ini kasus tembak-menem­bak. Kemudian apakah menjadi kasus penganiayaan? Apakah kasus pelecehan seksual? Jadi akan berubah, tergantung hasil pemeriksaan,” kata Susno.

Sejak awal, Susno menilai, kasus tewasnya Brigadir J mudah diungkap. Tidak perlu ada tim khusus, bahkan sampai Presiden, Menko Polhukam hingga Kapolri turun tangan.

“Kenapa saya katakan berkali-kali, TKP (Tempat Kejadian Perkara) jelas, yang meninggal jelas, yang mengaku tanda petik menembak jelas, barang bukti senjatanya juga jelas, handphone jelas, CCTV walaupun mati juga jelas, selongsong ada, proyektil ada, darah ada, luka-lukanya juga nanti tergantung hasil visum, jadi jelas ceritanya,” ungkap Susno.

Kendati demikian, Susno memahami kasus Brigadir J yang mestinya mudah, tapi justru lambat diungkap. Hal itu karena adanya hambatan, tidak hanya teknis tapi juga psikologis. Sebabnya, TKP berada di rumah seorang jenderal polisi, melibatkan istri jenderal, ajudan hingga sopir.

“Mereka polisi semua. Di rumah dinas polisi. Nah, ini yang menjadi hambatan psikologis sekitar. Tetapi semua ini akan terjawab manakala ada kejujuran dan moral,” ujarnya.

Susno meyakini, tim yang melakukan ekshumasi, autopsi dan visum Brigadir J benar-benar independen, kredibel dan berpengetahuan bagus. Bahkan, Panglima TNI sampai mengutus dokter forensik senior untuk bergabung dalam tim autopsi tersebut.

“Karena gali mayat ini akan sangat menentukan jalannya penyidikan. Ini bisa berubah 180 derajat,” imbuhnya.

Sementara, berdasarkan hasil autopsi ulang, tim gabungan forensik menemu­kan beberapa luka di jenazah Brigadir J. Namun, hal itu membutuhkan konfirmasi lebih lanjut.

“Dalam proses kami berhasil meya­kini adanya beberapa luka. Kami tetap harus melakukan penanganan lebih lanjut melalui pemeriksaan mikrosko­pik,” kata Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Ade Firmansyah Sugiharto.

Ade mengatakan, pada proses autopsi ulang, pihaknya fokus pada luka-luka pada jenazah Brigadir J yang berdasarkan kecurigaan keluarga bukan luka tembak. Ade memastikan, terkait adanya luka-luka di tubuh Brigadir J, akan diuji kembali karena kesulitan terlihat. “Akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan menggu­nakan alat mikroskopik,” ujarnya.

 

Netizen satu suara dengan Susno Duadji. Cerita akan berubah 180 derajat dari awal dan dalang kasus penembakan akan terung­kap setelah hasil autopsi selesai.

Akun @Ollan395 sangat penasaran dengan hasil akhir autopsi ulang jenazah Brigadir J. Dia berharap, dengan autopsi ulang bisa terang benderang dan dra­manya berakhir.

“Bagus dong Pak Susno, kalau berubah dari skenario persekongkolan jahat ke cerita fakta,” kata @Fbx_ar.

Akun @jojoe_gaza mengatakan, cerita dari kasus ini akan semakin menarik kar­ena akan melibatkan orang-orang besar di kepolisian. Kata dia, keterangan mereka akan berdampak besar dalam kasus ini. “Korban tidak bicara tapi hasil autopsi yang akan bicara,” ujarnya.

Akun @BiBi_FARaway berharap, kea­dilan datang untuk Brigadir Yosua dan keluarganya. Dia sangat kecewa dengan penegak hukum dan penegak keadilan yang dinilai terlalu lamban dalam me­nangani masalah ini.

“Apalagi pada awal-awal pascakeja­dian terkesan menutupi. Mau jadi apa negeri ini,” kata dia.

“Jangan kelamaan karena semakin liar info/spekulasi yang beredar di masyarakat,” ujar @AdPrabowoR1.

Akun @henbur75 yakin, skenario ka­sus pembunuhan ini akan menemui akhir cerita dan orang/oknum lainnya yang membantu pembunuhan dinonaktifkan. Semua yang terlibat bakalan terproses hukum. Mulai dari Kapolres hingga Bharada E.

“Semoga kasus ini terungkap dengan terang benderang. Agar masyarakat per­caya kepada Polri dan seluruh instansi penegak hukum di negeri ini,” ujar @BuhaHtBalian.

Akun @old_jis percaya masih banyak petinggi Polri yang ingin pensiun den­gan hati damai, sejahtera, tenang tanpa menyimpan rasa bersalah seumur hidup karena menutupi fakta kebenaran. Kata dia, kasus ini tentang nyawa manusia.

“Semoga ke depannya kasus polisi tem­bak polisi dapat selesai dengan terang bend­erang,” ujar @ElfridaHutabar5. [ASI]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2024. PT Juan Global. All rights reserved. DigiBerita.com. |