AP II Bertemu ACI Bahas Peningkatan Kualitas Bandara di Indonesia –
4 min readPT Angkasa Pura II (Persero) dan Airport Council International (ACI) menggelar rapat di kantor pusat di Montreal, Kanada, pada Sabtu (5/11).
Pertemuan dengan organisasi yang mengoperasikan 1.933 bandara di 183 negara ini membahas soal sumber daya manusia, infrastruktur dan fasilitas serta digital retail guna menjadikan Bandara Indonesia dapat memenuhi tren global di dalam industri aviasi.
“Pertemuan AP II dengan ACI untuk mengeksplorasi sinergi dan kolaborasi sehingga bandara AP II dapat selalu memenuhi tren global yang terus berkembang di industri aviasi,” ujar President Director AP II, Muhammad Awaluddin dalam keterangannya Rabu (9/11).
Awaluddin menyampaikan bahwa aspek terpenting bagi suatu porganisasi adalah sumber daya manusia. Pengembangan SDM merupakan yang paling utama, karena menjadi faktor penting dalam setiap proses pengembangan dan pembangunan bandara.
“AP II sangat fokus dalam meningkatkan kapabilitas dan kompetensi SDM. Untuk itu, persero membangun Airport Learning Center (ALC) di kawasan Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan pusat pendidikan terintegrasi pertama di Indonesia untuk mengantisipasi pengembangan operasional dan layanan kebandarudaraan di masa depan,” ujar Awaluddin.
Dalam hal pengembangan SDM, dibahas juga mengenai program AP II dan ACI, yakni Airport Management Excellence Program (AMEP) dan Airport Management Profesional Accreditation Program (AMPAP) bagi SDM di AP II.
Selain itu, AP II telah membangun infrastruktur dan fasilitas, yang dilengkapi teknologi terkini, seperti misalnya Bandara Soekarno-Hatta yang sudah memiliki gedung Airport Operation Control Center (AOCC) untuk implementasi penerapan Airport Collaborative Decision Making (A-CDM); lalu Airport Infrastructure Control Center (AICC) guna memantau fasilitas dan infrastruktur.
Kemudian Land Transportation Control Center (LTCC) untuk memantau operasional angkutan publik.
“Pembangunan infrastruktur tersebut juga didukung pengembangan soft infrastructure atau infrastruktur digital, antara lain melalui aplikasi iPerform yang digunakan internal AP II untuk memantau operasional, komersial dan layanan di bandara, serta aplikasi travelin yang untuk layanan bagi masyarakat,”katanya.
Awaluddin mengatakan, AP II akan melibatkan ACI guna mendorong agar infrastruktur dan fasilitas tersebut dapat lebih maksimal dan optimal.
“Expert (tenaga ahli) dari ACI akan melakukan kalibrasi terhadap berbagai infrastruktur dan fasilitas di bandara-bandara AP II, termasuk fasilitas yang dilengkapi teknologi terkini. Tujuannya, agar infrastruktur dan fasilitas tersebut dapat lebih optimal dan selalu sesuai standar global,” ujar Awaluddin.
Nantinya, expert dari ACI juga akan melakukan assessment atau uji kelayakan terhadap program Airport ID yang dicetuskan AP II guna mendukung penggunaan biometric face recognition dan fast track bagi penumpang pesawat.
Director General ACI, Luis Felipe de Oliveira terkesan dengan upaya AP II membangun fasilitas modern dan berbagai program yang dijalankan untuk pengembangan SDM di sektor kebandarudaraan.
“AP II dan ACI dapat berkolaborasi untuk training center di Airport Learning Center,” ujar Oliveira.
“ACI memiliki platform ACRIS (Aviation Community Recommended Information Services) untuk meningkatkan kolaborasi di antara stakeholder. Tujuannya adalah untuk aspek ekonomis, lingkungan, operasional pesawat, hingga mendukung fasilitas touchless yang dapat digunakan penumpang pesawat,” ujar Oliveira.
Platform ini dapat terhubung dengan aplikasi iPerform yang digunakan untuk memantau aspek komersial, operasional dan layanan.▪
]]> , PT Angkasa Pura II (Persero) dan Airport Council International (ACI) menggelar rapat di kantor pusat di Montreal, Kanada, pada Sabtu (5/11).
Pertemuan dengan organisasi yang mengoperasikan 1.933 bandara di 183 negara ini membahas soal sumber daya manusia, infrastruktur dan fasilitas serta digital retail guna menjadikan Bandara Indonesia dapat memenuhi tren global di dalam industri aviasi.
“Pertemuan AP II dengan ACI untuk mengeksplorasi sinergi dan kolaborasi sehingga bandara AP II dapat selalu memenuhi tren global yang terus berkembang di industri aviasi,” ujar President Director AP II, Muhammad Awaluddin dalam keterangannya Rabu (9/11).
Awaluddin menyampaikan bahwa aspek terpenting bagi suatu porganisasi adalah sumber daya manusia. Pengembangan SDM merupakan yang paling utama, karena menjadi faktor penting dalam setiap proses pengembangan dan pembangunan bandara.
“AP II sangat fokus dalam meningkatkan kapabilitas dan kompetensi SDM. Untuk itu, persero membangun Airport Learning Center (ALC) di kawasan Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan pusat pendidikan terintegrasi pertama di Indonesia untuk mengantisipasi pengembangan operasional dan layanan kebandarudaraan di masa depan,” ujar Awaluddin.
Dalam hal pengembangan SDM, dibahas juga mengenai program AP II dan ACI, yakni Airport Management Excellence Program (AMEP) dan Airport Management Profesional Accreditation Program (AMPAP) bagi SDM di AP II.
Selain itu, AP II telah membangun infrastruktur dan fasilitas, yang dilengkapi teknologi terkini, seperti misalnya Bandara Soekarno-Hatta yang sudah memiliki gedung Airport Operation Control Center (AOCC) untuk implementasi penerapan Airport Collaborative Decision Making (A-CDM); lalu Airport Infrastructure Control Center (AICC) guna memantau fasilitas dan infrastruktur.
Kemudian Land Transportation Control Center (LTCC) untuk memantau operasional angkutan publik.
“Pembangunan infrastruktur tersebut juga didukung pengembangan soft infrastructure atau infrastruktur digital, antara lain melalui aplikasi iPerform yang digunakan internal AP II untuk memantau operasional, komersial dan layanan di bandara, serta aplikasi travelin yang untuk layanan bagi masyarakat,”katanya.
Awaluddin mengatakan, AP II akan melibatkan ACI guna mendorong agar infrastruktur dan fasilitas tersebut dapat lebih maksimal dan optimal.
“Expert (tenaga ahli) dari ACI akan melakukan kalibrasi terhadap berbagai infrastruktur dan fasilitas di bandara-bandara AP II, termasuk fasilitas yang dilengkapi teknologi terkini. Tujuannya, agar infrastruktur dan fasilitas tersebut dapat lebih optimal dan selalu sesuai standar global,” ujar Awaluddin.
Nantinya, expert dari ACI juga akan melakukan assessment atau uji kelayakan terhadap program Airport ID yang dicetuskan AP II guna mendukung penggunaan biometric face recognition dan fast track bagi penumpang pesawat.
Director General ACI, Luis Felipe de Oliveira terkesan dengan upaya AP II membangun fasilitas modern dan berbagai program yang dijalankan untuk pengembangan SDM di sektor kebandarudaraan.
“AP II dan ACI dapat berkolaborasi untuk training center di Airport Learning Center,” ujar Oliveira.
“ACI memiliki platform ACRIS (Aviation Community Recommended Information Services) untuk meningkatkan kolaborasi di antara stakeholder. Tujuannya adalah untuk aspek ekonomis, lingkungan, operasional pesawat, hingga mendukung fasilitas touchless yang dapat digunakan penumpang pesawat,” ujar Oliveira.
Platform ini dapat terhubung dengan aplikasi iPerform yang digunakan untuk memantau aspek komersial, operasional dan layanan.▪
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID