DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
24 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Hari Pahlawan, Momentum Generasi Muda-Ormas Berperan Rawat Persatuan –

4 min read

Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti) KH Anwar Sanusi mengajak generasi muda untuk memaknai Hari Pahlawan dengan meningkatkan persatuan. Anwar optimistis, generasi muda mampu menang dalam perjuangan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa setelah 77 tahun kemerdekaan.

”Generasi muda ini merupakan tongkat estafet perjuangan bangsa, perekat persatuan atas segala perbedaan. Generasi muda ini harus lebih mencintai Tanah Airnya untuk merawat kesatuan dan persatuan,” ujarnya, seperti keterangan yang diterima redaksi, Jumat (11/11).

Selain generasi muda, lanjut Anwar, keberadaan organisasi kemasyarakatan (Ormas) juga memiliki peran besar dalam merawat persatuan. Sebagaimana sejarah menuliskan bagaimana Ormas sejak zaman dahulu telah berjasa dalam mendorong terciptanya kemerdekaan dan melahirkan tokoh-tokoh bangsa yang hebat.

”Di Indonesia ini dengan banyaknya Ormas yang ada, termasuk Ormas keagamaan yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam)–LPOK (Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan) memiliki dan mengemban kewajiban untuk mendidik masyarakat dalam menjalin persatuan dan kesatuan,” ungkapnya.

Menurutnya, keberadaan Ormas-ormas di Tanah Air adalah kelebihan yang dimiliki bangsa Indonesia. Ormas-ormas ini memiliki massa yang tergabung dan tersebar dalam pesantren, madrasah, sekolah perguruan tinggi, hingga fasilitas publik yang merupakan aset besar dalam perjuangan melawan radikalisme dan terorisme sebagai extraordinary crime.

”Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Perti, Al Ittihadiyah, Syarikat Islam, Persatuan Umat Islam (PUI), Persatuan Islam (Persis), dan lain sebagainya. Ormas ini kan punya wilayah dan punya cabang. Seperti saya dari Perti, kami punya 35 wilayah dan ratusan cabang. Nah melalui saluran-saluran inilah kita sampaikan pesan perdamaian dan persatuan kepada khususnya generasi muda,” ucapnya.

Mengutip pesan Proklamator Ir. Soekarno (Bung Karno), ‘Generasi kami ini jelas musuhnya, yaitu melawan penjajah. tetapi nanti generasi-generasi muda ini akan lebih berat (musuhnya)’, sehingga dengan tegas Anwar mengatakan, bahwa perjuangan mempertahankan persatuan ini merupakan perjuangan berat yang mau tidak mau secara alami harus berganti generasi.

“Ada ungkapan dari Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari selaku pendiri Nahdlatul Ulama, beliau mengatakan hubbul wathan minal iman, mencintai negara adalah sebagian dari iman. Artinya begini, bahwa generasi muda, generasi milenial ini kan harus lebih mencintai Tanah Airnya untuk merawat kesatuan dan persatuan,” jelas pendiri Badan Kontak Muballig Indonesia {Baqomubin) ini.

Karena itu, ia menilai Jadi generasi muda tidak boleh dibiarkan begitu saja. Terlebih, dewasa ini sudah masuk ke era teknologi informasi yang canggih yang menimbulkan ekses baik maupun buruk khususnya terkait pemahaman keagamaan kerap menjadi ancaman.

“Kalau agama itu diajarkan secara benar, pasti tidak bertentangan dengan nasionalisme, apalagi dengan negara. Kalau mencintai agama, hubbul wathan minal iman, yaitu mencintai agama untuk mempertahankan persatuan bangsa,” ujarnya.

Ia lalu berpesan kepada seluruh generasi muda dalam memperingati Hari Pahlawan agar seyogyannya anak muda tidak melupakan bagaimana perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan. Itu penting guna mengingatkan bahwa generasi muda harus bersiap melanjutkan perjuangan tersebut.

”Sekali lagi Jas Merah, ‘Jangan Melupakan Sejarah’, dan mari semangat 10 November tahun 2022 ini pada 77 tahun Kemerdekan RI, Anda sebagai generasi muda harus siap memegang tongkat estafet perjuangan bangsa,” pungkasnya.■
]]> , Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti) KH Anwar Sanusi mengajak generasi muda untuk memaknai Hari Pahlawan dengan meningkatkan persatuan. Anwar optimistis, generasi muda mampu menang dalam perjuangan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa setelah 77 tahun kemerdekaan.

”Generasi muda ini merupakan tongkat estafet perjuangan bangsa, perekat persatuan atas segala perbedaan. Generasi muda ini harus lebih mencintai Tanah Airnya untuk merawat kesatuan dan persatuan,” ujarnya, seperti keterangan yang diterima redaksi, Jumat (11/11).

Selain generasi muda, lanjut Anwar, keberadaan organisasi kemasyarakatan (Ormas) juga memiliki peran besar dalam merawat persatuan. Sebagaimana sejarah menuliskan bagaimana Ormas sejak zaman dahulu telah berjasa dalam mendorong terciptanya kemerdekaan dan melahirkan tokoh-tokoh bangsa yang hebat.

”Di Indonesia ini dengan banyaknya Ormas yang ada, termasuk Ormas keagamaan yang tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam)–LPOK (Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan) memiliki dan mengemban kewajiban untuk mendidik masyarakat dalam menjalin persatuan dan kesatuan,” ungkapnya.

Menurutnya, keberadaan Ormas-ormas di Tanah Air adalah kelebihan yang dimiliki bangsa Indonesia. Ormas-ormas ini memiliki massa yang tergabung dan tersebar dalam pesantren, madrasah, sekolah perguruan tinggi, hingga fasilitas publik yang merupakan aset besar dalam perjuangan melawan radikalisme dan terorisme sebagai extraordinary crime.

”Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Perti, Al Ittihadiyah, Syarikat Islam, Persatuan Umat Islam (PUI), Persatuan Islam (Persis), dan lain sebagainya. Ormas ini kan punya wilayah dan punya cabang. Seperti saya dari Perti, kami punya 35 wilayah dan ratusan cabang. Nah melalui saluran-saluran inilah kita sampaikan pesan perdamaian dan persatuan kepada khususnya generasi muda,” ucapnya.

Mengutip pesan Proklamator Ir. Soekarno (Bung Karno), ‘Generasi kami ini jelas musuhnya, yaitu melawan penjajah. tetapi nanti generasi-generasi muda ini akan lebih berat (musuhnya)’, sehingga dengan tegas Anwar mengatakan, bahwa perjuangan mempertahankan persatuan ini merupakan perjuangan berat yang mau tidak mau secara alami harus berganti generasi.

“Ada ungkapan dari Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari selaku pendiri Nahdlatul Ulama, beliau mengatakan hubbul wathan minal iman, mencintai negara adalah sebagian dari iman. Artinya begini, bahwa generasi muda, generasi milenial ini kan harus lebih mencintai Tanah Airnya untuk merawat kesatuan dan persatuan,” jelas pendiri Badan Kontak Muballig Indonesia {Baqomubin) ini.

Karena itu, ia menilai Jadi generasi muda tidak boleh dibiarkan begitu saja. Terlebih, dewasa ini sudah masuk ke era teknologi informasi yang canggih yang menimbulkan ekses baik maupun buruk khususnya terkait pemahaman keagamaan kerap menjadi ancaman.

“Kalau agama itu diajarkan secara benar, pasti tidak bertentangan dengan nasionalisme, apalagi dengan negara. Kalau mencintai agama, hubbul wathan minal iman, yaitu mencintai agama untuk mempertahankan persatuan bangsa,” ujarnya.

Ia lalu berpesan kepada seluruh generasi muda dalam memperingati Hari Pahlawan agar seyogyannya anak muda tidak melupakan bagaimana perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan. Itu penting guna mengingatkan bahwa generasi muda harus bersiap melanjutkan perjuangan tersebut.

”Sekali lagi Jas Merah, ‘Jangan Melupakan Sejarah’, dan mari semangat 10 November tahun 2022 ini pada 77 tahun Kemerdekan RI, Anda sebagai generasi muda harus siap memegang tongkat estafet perjuangan bangsa,” pungkasnya.■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |