DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
23 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Sebut Burung Hantu Mau Rusak Koalisi NasDem-Demokrat-PKS Andi Arief Tuding Siapa? –

5 min read

Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief menyebut, pihak-pihak yang berupaya merusak rencana koalisi antara Demokrat, NasDem, dan PKS sebagai burung hantu. Warganet pun bertanya-tanya Andi Arief lagi menuding siapa?

Deklarasi koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS yang rencananya akan digelar kemarin, batal. Demokrat dan PKS masih menimbang-nimbang tanggal deklarasi, karena masih ada proses di internal.

Di tengah tertundanya deklarasi ini, Demokrat dan PKS dibayangi godaan bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bentukan Golkar, PAN, dan PPP. Bahkan juga godaan dari koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) inisiasi Gerindra dan PKB.

Meski begitu, Andi Arief memastikan, rencana koalisi dengan NasDem dan PKS masih solid. “Hanya burung hantu yang bisa memisahkan koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS,” kata Andi Arief seperti dilihat di laman Twitter pribadinya, @Andiarief_, kemarin.

Burung hantu yang dimaksud Andi adalah sosok di kegelapan yang berusaha mencari kesempatan memecah Demokrat, PKS, dan NasDem. Jika perpecahan terjadi, Andi menduga burung hantu lah biang keroknya.

“Burung hantu burung yang bekerjanya malam dan buas. Hanya itu yang bisa memisahkan koalisi perubahan dan perbaikan,” tegas dia.

PAN yang bagian KIB menanggapi pernyataan Andi Arief soal burung hantu. Juru Bicara PAN, Valeryan Bramasta menduga Andi pernah menjadi perusak koalisi sebagaimana yang dimaksudnya kerja dari burung hantu.

“Bang Andi Arief paham betul sepertinya soal burung hantu ini. Saya duga beliau dua hal saja antara benar-benar sebagai pengamat politik atau pernah menjadi pelaku burung hantu,” cibir Valen kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Kepada Andi, Valen mengingatkan, politik itu dinamis. Selama belum ada kesepakatan hitam di atas putih, apapun masih bisa terjadi. Semua partai punya kebebasan untuk bersikap.

PKB ikut menyentil Andi Arief yang menyalahkan burung hantu sehingga gagal deklarasi koalisi. “Aku bukan ahli burung, tapi kalau gagal deklarasi jangan nyalahin burung hantu. Kasihan burungnya,” sambar Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

 

Gus Jazil menyatakan, membangun koalisi bukan perkara mudah. Banyak pertimbangan, banyak godaan, dan hambatan. “Itu hal biasa dalam dinamika politik koalisi, ngapain nyatut nama burung hantu segala. Kalau takut sama burung hantu ya akan bubar,” tekan Wakil Ketua MPR itu.

PDIP ogah menanggapi serius pernyataan Andi. Banteng justru keheranan karena masih ada politisi yang berani muncul dengan bersikap paranoid. “Pernyataan tersebut tak perlu ditanggapi. Cukup kita catat. Tidak jarang para politisi takut dengan bayangan atau anggapan yang diciptakannya sendiri,” imbuh politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno.

PPP tersinggung ketika Andi harus menyalahkan pihak lain karena gagal deklarasi koalisi. “Makin nggak jelas, makin ngelantur. Kalau memang gagal berkoalisi, gagal deklarasi, jangan nyalahkan orang lain. Silakan introspeksi kenapa deklarasi koalisi tidak jadi. Politik itu kan ikhtiarnya masing-masing. Bukan menyalahkan orang lain,” jelas Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis, Agung Baskoro berpandangan kegagalan membangun koalisi adalah hal wajar. Apalagi jika berkoalisi dengan banyak partai yang harus mengedepankan kesetaraan. “Maka untuk membangun kesepahaman bersama (mutual understanding) membutuhkan waktu,” ucap Agung.

Warganet ikut mengomentari pernyataan Andi Arief. Ada yang membuly Andi, ada juga yang menyemangati Demokrat, NasDem, dan PKS. “Hanya orang-orang lemah yang bisa dipisahkan. Jangan pernah merasa lemah jika ingin bersatu dan menang,” tulis @124Tikuspiti.

“Kalau saya yakin dari awal ketika ARB (Anies Rasyid Baswedan) deklarasi siap jadi capres sebenarnya dia sudah kantongi 20 persen PT (presidential threshold). Jadi kalau Demokrat sama PKS belum deklarasi itu hanya nunggu momentum. Karena tiga partai ini mempunyai kesadaran bersama perlunya penyelamatan bangsa,” timpal @Hartnq1.

Sementara akun @dehadaud mempertanyakan kondisi Andi ketika menulis status. “Ini lagi sadar apa lagi sakaw?” tanyanya. “Burung hantunya habis nyabu kan?” tanya juga @starrkynr. “Biasa bung,” jawab @DidikMardiant10. ■
]]> , Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief menyebut, pihak-pihak yang berupaya merusak rencana koalisi antara Demokrat, NasDem, dan PKS sebagai burung hantu. Warganet pun bertanya-tanya Andi Arief lagi menuding siapa?

Deklarasi koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS yang rencananya akan digelar kemarin, batal. Demokrat dan PKS masih menimbang-nimbang tanggal deklarasi, karena masih ada proses di internal.

Di tengah tertundanya deklarasi ini, Demokrat dan PKS dibayangi godaan bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bentukan Golkar, PAN, dan PPP. Bahkan juga godaan dari koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) inisiasi Gerindra dan PKB.

Meski begitu, Andi Arief memastikan, rencana koalisi dengan NasDem dan PKS masih solid. “Hanya burung hantu yang bisa memisahkan koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS,” kata Andi Arief seperti dilihat di laman Twitter pribadinya, @Andiarief_, kemarin.

Burung hantu yang dimaksud Andi adalah sosok di kegelapan yang berusaha mencari kesempatan memecah Demokrat, PKS, dan NasDem. Jika perpecahan terjadi, Andi menduga burung hantu lah biang keroknya.

“Burung hantu burung yang bekerjanya malam dan buas. Hanya itu yang bisa memisahkan koalisi perubahan dan perbaikan,” tegas dia.

PAN yang bagian KIB menanggapi pernyataan Andi Arief soal burung hantu. Juru Bicara PAN, Valeryan Bramasta menduga Andi pernah menjadi perusak koalisi sebagaimana yang dimaksudnya kerja dari burung hantu.

“Bang Andi Arief paham betul sepertinya soal burung hantu ini. Saya duga beliau dua hal saja antara benar-benar sebagai pengamat politik atau pernah menjadi pelaku burung hantu,” cibir Valen kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Kepada Andi, Valen mengingatkan, politik itu dinamis. Selama belum ada kesepakatan hitam di atas putih, apapun masih bisa terjadi. Semua partai punya kebebasan untuk bersikap.

PKB ikut menyentil Andi Arief yang menyalahkan burung hantu sehingga gagal deklarasi koalisi. “Aku bukan ahli burung, tapi kalau gagal deklarasi jangan nyalahin burung hantu. Kasihan burungnya,” sambar Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

 

Gus Jazil menyatakan, membangun koalisi bukan perkara mudah. Banyak pertimbangan, banyak godaan, dan hambatan. “Itu hal biasa dalam dinamika politik koalisi, ngapain nyatut nama burung hantu segala. Kalau takut sama burung hantu ya akan bubar,” tekan Wakil Ketua MPR itu.

PDIP ogah menanggapi serius pernyataan Andi. Banteng justru keheranan karena masih ada politisi yang berani muncul dengan bersikap paranoid. “Pernyataan tersebut tak perlu ditanggapi. Cukup kita catat. Tidak jarang para politisi takut dengan bayangan atau anggapan yang diciptakannya sendiri,” imbuh politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno.

PPP tersinggung ketika Andi harus menyalahkan pihak lain karena gagal deklarasi koalisi. “Makin nggak jelas, makin ngelantur. Kalau memang gagal berkoalisi, gagal deklarasi, jangan nyalahkan orang lain. Silakan introspeksi kenapa deklarasi koalisi tidak jadi. Politik itu kan ikhtiarnya masing-masing. Bukan menyalahkan orang lain,” jelas Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis, Agung Baskoro berpandangan kegagalan membangun koalisi adalah hal wajar. Apalagi jika berkoalisi dengan banyak partai yang harus mengedepankan kesetaraan. “Maka untuk membangun kesepahaman bersama (mutual understanding) membutuhkan waktu,” ucap Agung.

Warganet ikut mengomentari pernyataan Andi Arief. Ada yang membuly Andi, ada juga yang menyemangati Demokrat, NasDem, dan PKS. “Hanya orang-orang lemah yang bisa dipisahkan. Jangan pernah merasa lemah jika ingin bersatu dan menang,” tulis @124Tikuspiti.

“Kalau saya yakin dari awal ketika ARB (Anies Rasyid Baswedan) deklarasi siap jadi capres sebenarnya dia sudah kantongi 20 persen PT (presidential threshold). Jadi kalau Demokrat sama PKS belum deklarasi itu hanya nunggu momentum. Karena tiga partai ini mempunyai kesadaran bersama perlunya penyelamatan bangsa,” timpal @Hartnq1.

Sementara akun @dehadaud mempertanyakan kondisi Andi ketika menulis status. “Ini lagi sadar apa lagi sakaw?” tanyanya. “Burung hantunya habis nyabu kan?” tanya juga @starrkynr. “Biasa bung,” jawab @DidikMardiant10. ■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |