DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
22 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

Amji Attak Jadi Pahlawan Dwikora, Masyarakat Dayak Bangga –

10 min read

Masyarakat Dayak berbangga karena memiliki pahlawan Dwikora, Amji Attak. Amji Attak merupakan Ranger Resimen Pelopor Brimob Polri yang ikut berjuang mempertahankan kedaulatan NKRI.

Kisah perjuangan yang heroik Amji Attak dalam mempertahankan NKRI ditulis menjadi sebuah buku berjudul “Amji Attak Ranger Andalan Jenderal Anton Soedjarwo”.

Buku itu ditulis oleh wartawati perempuan asal suku Dayak Bidayuh, Kalbar, Christina Salomita Lomon Lyons. Christina menceritakan, ketika menulis buku Amji Attak kondisi dunia, tak terkecuali di Indonesia sedang dilanda pandemi Covid-19. Banyak pembatasan sosial.

Ketika banyak waktu di rumah saat pandemi ia memulai untuk menulis kisah heroik Amji Attak.

“Kami memiliki garis keturunan yang sama, berasal dari suku Dayak. Saya keturunan sub suku Dayak Bidayuh, Sekayam, Kabupaten Sanggau di perbatasan Entikong, Sarawak-Malaysia,” tutur Christina dalam keterangan pers, dikutip Senin (31/10).

Selain itu, ia kagum dengan perjuangannya. Melalui keahlian menulis ia ingin memberikan sumbangsih terhadap kemajuan suku Dayak di Indonesia melalui sebuah buku sejarah.

Dia bilang sosok Ranger Amji Attak jauh dari kesan sangar. Perawakannya kecil langsing, dengan tinggi 160 cm. Namun dia punya mental juang tinggi, pemberani dan menjadi andalan Jenderal Anton Soedjarwo yang dulunya merupakan siswa satu angkatan di Sekolah Ranger, Sekolah Pendidikan Mobile Brigade di Watukosek, Porong, Jawa Timur tahun 1959.

Secara pengalaman dalam strategi Operasi Militer, Jenderal Anton Soedjarwo mengakui kemampuan Amji Attak yang mumpuni, selain diuntungkan karena memiliki tubuh kecil.

Dalam kegiatannya menjadi mata-mata, dia selalu sukses melenggang masuk ke Malaysia tanpa dicurigai sebagai intelijen. Polisi saja sulit untuk membedakan, apalagi orang awam.

“Saya mengumpulkan sejumlah data tentang Amji Attak sejak 2015, sempat terputus, berlanjut Mei 2018, sambil melakukan riset dan penelitian ke Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Melakukan wawancara terhadap sejumlah tokoh yang mengenal dan cukup dekat dengan sosok Amji Attak,” imbuh Christina.

Dia bersama suaminya, Mick Lyons asal USA yang membantu sebagai videographer, fotografer dan desain artistik, terbang ke Pontianak, Kalbar. 

Ia berkendara ke kampung halaman Amji Attak, di Anjungan, Kabupaten Mempawah, Kalbar, untuk bersilaturahmi, sambil melakukan wawancara kepada keluarga besarnya.

“Buku berhasil saya selesaikan penulisannya pada Februari 2020, “ujar mantan Redaktur, dan Pemimpin Redaksi di Tabloid Wanita Indonesia ini.

Selain buku karyanya, Tim Humas Mabes Polri juga telah membuat film dokumenter” Ksatria Amji Attak Lokal Hero’s yang tayang di TV One, Jum’at (15/10).

Ia berharap, melalui buku tersebut, sosok Amji Attak bisa menjadi role models bagi generasi muda Indonesia dan mampu menginspirasi banyak anak muda untuk memiliki pendirian, komitmen menjadi generasi penerus yang andal dalam segala bidang.

Juga, menjadi jujur, tekun, kreatif dan pemberani, serta mau melatih skills sesuai minat dan bakat mereka yang bisa menjadi kebanggaan di setiap era.

 

Goals yang diinginkan selaku putra-putri Dayak Kalbar, sosok pejuang pemberani ini bisa dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah. 

“Saya juga meminta pemerintah Republik Indonesia untuk memindahkan kerangka jenazah para pejuang Dwikora di Malaysia, agar dapat dimakamkan secara layak di Taman Makam Pahlawan di Tanah Air,” pungkas Christina.

Beragam upaya berkelanjutan dilakukan oleh putra-putri terbaik Dayak Kalimantan Barat. Mereka sedang memperjuangkan agar Amji Attak dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah.

Di antaranya dengan menyelenggarakan acara Diskusi dan Bedah Buku “Amji Attak Ranger Pahlawan Dwikora” yang diselenggarakan di Pontianak, Kalimantan Barat. Acara diinisiasi oleh Maria Goreti, Anggota DPD RI periode 2019 – 2024.

Perempuan Dayak dari sub suku Dayak Kanayatn, Kebadu, Pahauman, Kabupaten Landak, Kalbar yang akrab dipanggil Yeti ini mengapresiasi kiprah Christina yang mampu menorehkan jejak sejarah melalui tulisan yang menginspirasi pada sebuah buku.

“Tujuan acara Diskusi dan Bedah Buku diselenggarakan, agar masyarakat Indonesia mengenal sosok Amji Attak. Ranger Pahlawan Dwikora yang mumpuni dalam Operasi Militer, serta berani menghadapi pasukan Belanda,” kata Yeti, yang pernah terpilih sebagai perempuan terinspiratif kategori Politik Majalah Kartini.

Sebagai anak kandung sosiologis dan ideologis, ia merasa bertanggung jawab terhadap nama baik orang tuanya, Amji Attak. Generasi muda Kalibar, mesti mengenalnya, sebelum menelusuri perjuangannya.

Acara terselenggara atas kerja sama Yayasan Sumangat Nusantara, DPD RI, dan Dayakdreams.com dihadiri oleh sejumlah pejabat, tokoh masyarakat, tokoh adat Suku Dayak, Budayawan dan Sejarahwan, serta keluarga besar Amji Attak hadir untuk memberikan dukungan.

Di antaranya, Perwakilan Pangdam XII Tanjungpura Kol. TNI AD Abdul Hamid, Perwakilan Gubernur Kalbar Drs. Ignatius IK, Dan Den Gegana Brimob Kalbar Kompol Mujiono, Kabid Humas Polda Kalbar Kombes R Petit W, Kasat Reskrim Polres Sanggau AKP Sulastri.

Hadir pula penulis buku Amji Attak, Christina Salomita Lomon Lyons dan suami Michael Lyons asal Amerika Serikat, serta Keluarga Besar Amji Attak yang berdomisili di Pontianak dan Anjungan, Kabupaten Mempawah, Kalbar.

Buku Amji Attak buah karya Christina Salomita Lomon Lyons menceritakan kisah perjuangan Sang Bhayangkara Resimen Pelopor Brimob Polri keturunan sub suku Dayak Kanayatn lahir pada tahun 1933, di Desa Kepayang, Kec Anjungan, Kabupaten Mempawah, Kalbar.

Amji Attak merupakan putra ke-7 dari 8 orang bersaudara. Ayahnya bernama Attak merupakan petani sederhana, dan Ibunya Ipah merupakan ibu rumah tangga.

Kedua orang tuanya merupakan sub suku Dayak Kanayatn di Kabupaten Landak. Pada saat Operasi Dwikora digaungkan oleh Presiden Soekarno, Amji Attak terpilih untuk melakukan tugas intelijen ke Singapura, yang waktu itu masih bergabung dengan Malaysia.

Saat memimpin misi rahasia melawan Belanda dalam Operasi Trikora, insiden memilukan dialami oleh Ranger. Sampan nelayan yang mereka tumpangi, yang digunakan untuk menuju bibir pantai ditemukan, kemudian dihancurkan oleh pasukan Belanda.

Amji Attak beserta pasukannya kemudian ditawan. Perjuangan Amji Attak mencapai puncaknya pada Operasi Dwikora.

Untuk mengenang jasa-jasanya, namanya diabadikan sebagai nama Ksatrian BRIMOB Amji Attak di Kelapa Dua Depok. Hadir patung ikonik yang dibangun di Gerbang Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok.

 

Hadirnya buku Amji Attak disambut penuh suka cita oleh masyarakat Kalibar, khususnya suku Dayak. Kombes Raden Petit Wijaya mengatakan, pihak Polda Kalbar mendukung sepenuhnya upaya untuk mengusulkan Amji Attak dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah.

Di sini juga hadir Sulastri, pelaku sejarah dari peristiwa di Mako Brimob. Dukungan serupa datang dari Perwakilan Gubernur Kalbar Drs. Ignatisius IK.

“Tentu saja butuh dukungan masyarakat untuk memperjuangkan Amji Attak menjadi Pahlawan Nasional, ” katanya.

Senada dengan Ignatisius IK, Kompol Mujiono Dan Den Gegana Brimob Kalbar menyampaikan, atas perintah langsung Dankor Brimob Polri Komjen Anang Revandoko, dan Dansat Brimob Kalbar Kombes M Guntur. Amji Attak adalah Pahlawan Brimob.

“Semangat, serta kesetiaan beliau terhadap NKRI tidak diragukan lagi. Beliau adalah panutan kami.” katanya.

Ketua Dewan Adat Dayak, Kabupaten Mempawah, Kalbar Adrianus Marcel mengatakan, pihaknya harus melakukan gerakan-gerakan positif untuk menjadikan Amji Attak sebagai Pahlawan Nasional.

Di antaranya melalui upaya simbolik dengan membangun Tugu Amji Attak, dan membuat nama jalan. Salah satu keponakan Amji Attak, Subianto yang mewakili Keluarga Besarnya turut berbagi pendapat. Ia mengapresiasi terbitnya buku.

“Buku ini berisi tentang perjuangan Pak Tua kami Amji Attak. Selama ini saya hanya mendengar cerita heroik beliau dari orangtua saya Darmawi Attak, yang merupakan adik kandung dari Alm. Amji Attak, ” ujar Subianto.

Menurutnya jasa-jasanya luar biasa bagi bangsa dan negara. Amji Attak yang menjadi simbol perjuangan, membela kebenaran, serta rela berkorban, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia.

“Juga untuk keluarga besar Amji Attak, yang meneruskan perjuangan beliau, sesuai dengan kiprahnya masing-masing,” kata Subianto.

“Salah satu cicit beliau, Brigadir Jordan Attak, putra dari Tatat Nathanael (cucu Amji Attak), menjadi penerus perjuangan kakek buyutnya. Saat ini Jordan Attak bersama pasukan Brimob lainnya sedang bertugas di Papua. Mohon doa restunya untuk Jordan meneruskan perjuangan leluhur kami Amji Attak,” pungkas Subianto. ■
]]> , Masyarakat Dayak berbangga karena memiliki pahlawan Dwikora, Amji Attak. Amji Attak merupakan Ranger Resimen Pelopor Brimob Polri yang ikut berjuang mempertahankan kedaulatan NKRI.

Kisah perjuangan yang heroik Amji Attak dalam mempertahankan NKRI ditulis menjadi sebuah buku berjudul “Amji Attak Ranger Andalan Jenderal Anton Soedjarwo”.

Buku itu ditulis oleh wartawati perempuan asal suku Dayak Bidayuh, Kalbar, Christina Salomita Lomon Lyons. Christina menceritakan, ketika menulis buku Amji Attak kondisi dunia, tak terkecuali di Indonesia sedang dilanda pandemi Covid-19. Banyak pembatasan sosial.

Ketika banyak waktu di rumah saat pandemi ia memulai untuk menulis kisah heroik Amji Attak.

“Kami memiliki garis keturunan yang sama, berasal dari suku Dayak. Saya keturunan sub suku Dayak Bidayuh, Sekayam, Kabupaten Sanggau di perbatasan Entikong, Sarawak-Malaysia,” tutur Christina dalam keterangan pers, dikutip Senin (31/10).

Selain itu, ia kagum dengan perjuangannya. Melalui keahlian menulis ia ingin memberikan sumbangsih terhadap kemajuan suku Dayak di Indonesia melalui sebuah buku sejarah.

Dia bilang sosok Ranger Amji Attak jauh dari kesan sangar. Perawakannya kecil langsing, dengan tinggi 160 cm. Namun dia punya mental juang tinggi, pemberani dan menjadi andalan Jenderal Anton Soedjarwo yang dulunya merupakan siswa satu angkatan di Sekolah Ranger, Sekolah Pendidikan Mobile Brigade di Watukosek, Porong, Jawa Timur tahun 1959.

Secara pengalaman dalam strategi Operasi Militer, Jenderal Anton Soedjarwo mengakui kemampuan Amji Attak yang mumpuni, selain diuntungkan karena memiliki tubuh kecil.

Dalam kegiatannya menjadi mata-mata, dia selalu sukses melenggang masuk ke Malaysia tanpa dicurigai sebagai intelijen. Polisi saja sulit untuk membedakan, apalagi orang awam.

“Saya mengumpulkan sejumlah data tentang Amji Attak sejak 2015, sempat terputus, berlanjut Mei 2018, sambil melakukan riset dan penelitian ke Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Melakukan wawancara terhadap sejumlah tokoh yang mengenal dan cukup dekat dengan sosok Amji Attak,” imbuh Christina.

Dia bersama suaminya, Mick Lyons asal USA yang membantu sebagai videographer, fotografer dan desain artistik, terbang ke Pontianak, Kalbar. 

Ia berkendara ke kampung halaman Amji Attak, di Anjungan, Kabupaten Mempawah, Kalbar, untuk bersilaturahmi, sambil melakukan wawancara kepada keluarga besarnya.

“Buku berhasil saya selesaikan penulisannya pada Februari 2020, “ujar mantan Redaktur, dan Pemimpin Redaksi di Tabloid Wanita Indonesia ini.

Selain buku karyanya, Tim Humas Mabes Polri juga telah membuat film dokumenter” Ksatria Amji Attak Lokal Hero’s yang tayang di TV One, Jum’at (15/10).

Ia berharap, melalui buku tersebut, sosok Amji Attak bisa menjadi role models bagi generasi muda Indonesia dan mampu menginspirasi banyak anak muda untuk memiliki pendirian, komitmen menjadi generasi penerus yang andal dalam segala bidang.

Juga, menjadi jujur, tekun, kreatif dan pemberani, serta mau melatih skills sesuai minat dan bakat mereka yang bisa menjadi kebanggaan di setiap era.

 

Goals yang diinginkan selaku putra-putri Dayak Kalbar, sosok pejuang pemberani ini bisa dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah. 

“Saya juga meminta pemerintah Republik Indonesia untuk memindahkan kerangka jenazah para pejuang Dwikora di Malaysia, agar dapat dimakamkan secara layak di Taman Makam Pahlawan di Tanah Air,” pungkas Christina.

Beragam upaya berkelanjutan dilakukan oleh putra-putri terbaik Dayak Kalimantan Barat. Mereka sedang memperjuangkan agar Amji Attak dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah.

Di antaranya dengan menyelenggarakan acara Diskusi dan Bedah Buku “Amji Attak Ranger Pahlawan Dwikora” yang diselenggarakan di Pontianak, Kalimantan Barat. Acara diinisiasi oleh Maria Goreti, Anggota DPD RI periode 2019 – 2024.

Perempuan Dayak dari sub suku Dayak Kanayatn, Kebadu, Pahauman, Kabupaten Landak, Kalbar yang akrab dipanggil Yeti ini mengapresiasi kiprah Christina yang mampu menorehkan jejak sejarah melalui tulisan yang menginspirasi pada sebuah buku.

“Tujuan acara Diskusi dan Bedah Buku diselenggarakan, agar masyarakat Indonesia mengenal sosok Amji Attak. Ranger Pahlawan Dwikora yang mumpuni dalam Operasi Militer, serta berani menghadapi pasukan Belanda,” kata Yeti, yang pernah terpilih sebagai perempuan terinspiratif kategori Politik Majalah Kartini.

Sebagai anak kandung sosiologis dan ideologis, ia merasa bertanggung jawab terhadap nama baik orang tuanya, Amji Attak. Generasi muda Kalibar, mesti mengenalnya, sebelum menelusuri perjuangannya.

Acara terselenggara atas kerja sama Yayasan Sumangat Nusantara, DPD RI, dan Dayakdreams.com dihadiri oleh sejumlah pejabat, tokoh masyarakat, tokoh adat Suku Dayak, Budayawan dan Sejarahwan, serta keluarga besar Amji Attak hadir untuk memberikan dukungan.

Di antaranya, Perwakilan Pangdam XII Tanjungpura Kol. TNI AD Abdul Hamid, Perwakilan Gubernur Kalbar Drs. Ignatius IK, Dan Den Gegana Brimob Kalbar Kompol Mujiono, Kabid Humas Polda Kalbar Kombes R Petit W, Kasat Reskrim Polres Sanggau AKP Sulastri.

Hadir pula penulis buku Amji Attak, Christina Salomita Lomon Lyons dan suami Michael Lyons asal Amerika Serikat, serta Keluarga Besar Amji Attak yang berdomisili di Pontianak dan Anjungan, Kabupaten Mempawah, Kalbar.

Buku Amji Attak buah karya Christina Salomita Lomon Lyons menceritakan kisah perjuangan Sang Bhayangkara Resimen Pelopor Brimob Polri keturunan sub suku Dayak Kanayatn lahir pada tahun 1933, di Desa Kepayang, Kec Anjungan, Kabupaten Mempawah, Kalbar.

Amji Attak merupakan putra ke-7 dari 8 orang bersaudara. Ayahnya bernama Attak merupakan petani sederhana, dan Ibunya Ipah merupakan ibu rumah tangga.

Kedua orang tuanya merupakan sub suku Dayak Kanayatn di Kabupaten Landak. Pada saat Operasi Dwikora digaungkan oleh Presiden Soekarno, Amji Attak terpilih untuk melakukan tugas intelijen ke Singapura, yang waktu itu masih bergabung dengan Malaysia.

Saat memimpin misi rahasia melawan Belanda dalam Operasi Trikora, insiden memilukan dialami oleh Ranger. Sampan nelayan yang mereka tumpangi, yang digunakan untuk menuju bibir pantai ditemukan, kemudian dihancurkan oleh pasukan Belanda.

Amji Attak beserta pasukannya kemudian ditawan. Perjuangan Amji Attak mencapai puncaknya pada Operasi Dwikora.

Untuk mengenang jasa-jasanya, namanya diabadikan sebagai nama Ksatrian BRIMOB Amji Attak di Kelapa Dua Depok. Hadir patung ikonik yang dibangun di Gerbang Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok.

 

Hadirnya buku Amji Attak disambut penuh suka cita oleh masyarakat Kalibar, khususnya suku Dayak. Kombes Raden Petit Wijaya mengatakan, pihak Polda Kalbar mendukung sepenuhnya upaya untuk mengusulkan Amji Attak dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah.

Di sini juga hadir Sulastri, pelaku sejarah dari peristiwa di Mako Brimob. Dukungan serupa datang dari Perwakilan Gubernur Kalbar Drs. Ignatisius IK.

“Tentu saja butuh dukungan masyarakat untuk memperjuangkan Amji Attak menjadi Pahlawan Nasional, ” katanya.

Senada dengan Ignatisius IK, Kompol Mujiono Dan Den Gegana Brimob Kalbar menyampaikan, atas perintah langsung Dankor Brimob Polri Komjen Anang Revandoko, dan Dansat Brimob Kalbar Kombes M Guntur. Amji Attak adalah Pahlawan Brimob.

“Semangat, serta kesetiaan beliau terhadap NKRI tidak diragukan lagi. Beliau adalah panutan kami.” katanya.

Ketua Dewan Adat Dayak, Kabupaten Mempawah, Kalbar Adrianus Marcel mengatakan, pihaknya harus melakukan gerakan-gerakan positif untuk menjadikan Amji Attak sebagai Pahlawan Nasional.

Di antaranya melalui upaya simbolik dengan membangun Tugu Amji Attak, dan membuat nama jalan. Salah satu keponakan Amji Attak, Subianto yang mewakili Keluarga Besarnya turut berbagi pendapat. Ia mengapresiasi terbitnya buku.

“Buku ini berisi tentang perjuangan Pak Tua kami Amji Attak. Selama ini saya hanya mendengar cerita heroik beliau dari orangtua saya Darmawi Attak, yang merupakan adik kandung dari Alm. Amji Attak, ” ujar Subianto.

Menurutnya jasa-jasanya luar biasa bagi bangsa dan negara. Amji Attak yang menjadi simbol perjuangan, membela kebenaran, serta rela berkorban, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia.

“Juga untuk keluarga besar Amji Attak, yang meneruskan perjuangan beliau, sesuai dengan kiprahnya masing-masing,” kata Subianto.

“Salah satu cicit beliau, Brigadir Jordan Attak, putra dari Tatat Nathanael (cucu Amji Attak), menjadi penerus perjuangan kakek buyutnya. Saat ini Jordan Attak bersama pasukan Brimob lainnya sedang bertugas di Papua. Mohon doa restunya untuk Jordan meneruskan perjuangan leluhur kami Amji Attak,” pungkas Subianto. ■

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |