Bukan Soal 2 Kali, Praktik Berkendaranya Kaya Mau Sirkus –
5 min readUsul Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar masyarakat yang hendak membuat Surat Izin Mengemudi atau SIM bisa diberi dua kali kesempatan pada hari yang sama jika mengalami kegagalan direspon dingin oleh netizen. Ujian praktik diminta dihapus saja.
Akun @perupadata mengungkap keluhan warga yang menyebut materi tes praktik mulai dari zigzag, slalom mundur untuk SIM A, atau membentuk angka 8 untuk SIM C disebut mustahil untuk lulus. Sementara menurut Korlantas, tujuannya untuk melatih refleks.
“Untuk negara yang transportasi umumnya masih belum merata, ditambah kepemilikan kendaraan pribadi yang relatif mudah, SIM memang jadi kebutuhan banyak orang. Aduan Polri sendiri mengakui ini sebagai salah satu area paling berisiko pungli,” ungkap @perupadata.
Akun @MuhadklyAcho meminta Polri membuat ujian praktik SIM yang tidak menyulitkan dan masuk akal. Menurut dia, lintasan angka 8, zigzag, atau putar balik dengan kaki tidak boleh menyentuh tanah tidak perlu dan harus dihapuskan.
“Kita cuma mau naik motor biar sampai, bukan biar bisa ngisi sirkus,” ujarnya.
Padahal, kata @ersandiasra, di jalan juga penting belajar untuk berhenti, tidak cuma jalan. Melihat kiri kanan depan belakang. Tahu mana posisi yang benar saat lambat dan cepat.
“Bukan untuk atraksi. Sudah kayak mau latihan buat sirkus. Mana banyak peserta ujian SIM C yang sudah berkali-kali tes, tapi nggak lulus,” timpalnya.
Akun @hikmatybrahmana mengatakan, alasan melatih refleks yang disebut Polri semakin membuat ujian praktik SIM tidak masuk akal. Kata dia, refleks kadang membuat celaka. Seharusnya, kata dia, melatih mengendalikan refleks.
“Jadi edukasi safety riding kayaknya jauh lebih penting,” tuturnya.
“Agak aneh sih.
Akun @grammarsoup menceritakan pengalamannya saat melihat orang tuanya membuat SIM di Kanada. Kata dia, yang diperhatikan itu ketepatan posisi ketika melihat kaca spion sebelum jalan, apakah hafal dan mengikuti rambu lalu lintas.
“Basically real life applications ya bukan ujian stunt driving,” kata .
Akun @haddoriamma meminta ujian praktik SIM dihapus. Karena, menumbuhkan praktik pungli. Kata dia, kalau mau jujur, sekarang semua orang yang punya SIM motor kemungkinan besar 75 persen tidak akan lulus.
“Terus bagaimana bisa kemarin dapat SIM?” katanya.
“Ujiannya sengaja disusahin supaya bisa terima pungli. Tujuannya ya memang pungli,” cetus @tyasni2019.
Akun @emerson_yuntho menyarankan Kapolri melakukan evaluasi ujian praktik kendaraan bermotor. Kata dia, bisa juga dengan membandingkan ujian SIM dengan negara lain.
“@ValeYellow46 pun gagal jika peroleh SIM C di INA. Ujian Praktik yang sulit membuka peluang terjadinya suap/pungli dalam pelayanan permohonan SIM baru,” katanya.
Menurut @nadyaldi, mungkin perlu ada panduan atau video khusus untuk ujian SIM, dari awal apa saja yang perlu dipersiapkan dan ada panduannya juga kalau perlu. Jadi paling tidak pulang tidak hanya bawa SIM saja tapi memang dapat ilmu berkendara yang baik dan benar.
“Sudah 6 bulan saya tes praktik dan hasilnya gagal dan coba lagi. Tolong diperhatikan, karena sudah bukan rahasia lagi bahwa buat SIM sama dengan praktik pungli,” sambung @firaunl96.
Akun @swaradharma mengatakan, saran Kapolri agar ujian bisa dilakukan dua kali tidak akan membantu warga mudah mendapatkan SIM. Kata dia, pokok masalahnya bukan pada pembuatan SIM harus dua kali pak. Tapi, pungli bikin SIM dan oknum aparat yang terlibat di dalamnya harus diakhiri.
“Pembuatan SIM baru. 1. Transparan. 2. Hasil ujian teori dibagikan dan jawaban yang benarnya diberikan. Bukan ujug-ujug dapat hasil tidak lulus tapi tidak tahu apa yang salah dan harus diperbaiki,” ungkap @ini4kunku.
Sementara, @faizal.romadhon25 mengungkap bahwa tidak semua tempat ujian praktik SIM dipersulit. Kata dia, ujian praktik SIM A di Bekasi simpel. Yaitu, cuman latihan parkir maju belok, terus mundur ke tempat semula. [ASI] ]]> , Usul Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar masyarakat yang hendak membuat Surat Izin Mengemudi atau SIM bisa diberi dua kali kesempatan pada hari yang sama jika mengalami kegagalan direspon dingin oleh netizen. Ujian praktik diminta dihapus saja.
Akun @perupadata mengungkap keluhan warga yang menyebut materi tes praktik mulai dari zigzag, slalom mundur untuk SIM A, atau membentuk angka 8 untuk SIM C disebut mustahil untuk lulus. Sementara menurut Korlantas, tujuannya untuk melatih refleks.
“Untuk negara yang transportasi umumnya masih belum merata, ditambah kepemilikan kendaraan pribadi yang relatif mudah, SIM memang jadi kebutuhan banyak orang. Aduan Polri sendiri mengakui ini sebagai salah satu area paling berisiko pungli,” ungkap @perupadata.
Akun @MuhadklyAcho meminta Polri membuat ujian praktik SIM yang tidak menyulitkan dan masuk akal. Menurut dia, lintasan angka 8, zigzag, atau putar balik dengan kaki tidak boleh menyentuh tanah tidak perlu dan harus dihapuskan.
“Kita cuma mau naik motor biar sampai, bukan biar bisa ngisi sirkus,” ujarnya.
Padahal, kata @ersandiasra, di jalan juga penting belajar untuk berhenti, tidak cuma jalan. Melihat kiri kanan depan belakang. Tahu mana posisi yang benar saat lambat dan cepat.
“Bukan untuk atraksi. Sudah kayak mau latihan buat sirkus. Mana banyak peserta ujian SIM C yang sudah berkali-kali tes, tapi nggak lulus,” timpalnya.
Akun @hikmatybrahmana mengatakan, alasan melatih refleks yang disebut Polri semakin membuat ujian praktik SIM tidak masuk akal. Kata dia, refleks kadang membuat celaka. Seharusnya, kata dia, melatih mengendalikan refleks.
“Jadi edukasi safety riding kayaknya jauh lebih penting,” tuturnya.
“Agak aneh sih.
Akun @grammarsoup menceritakan pengalamannya saat melihat orang tuanya membuat SIM di Kanada. Kata dia, yang diperhatikan itu ketepatan posisi ketika melihat kaca spion sebelum jalan, apakah hafal dan mengikuti rambu lalu lintas.
“Basically real life applications ya bukan ujian stunt driving,” kata .
Akun @haddoriamma meminta ujian praktik SIM dihapus. Karena, menumbuhkan praktik pungli. Kata dia, kalau mau jujur, sekarang semua orang yang punya SIM motor kemungkinan besar 75 persen tidak akan lulus.
“Terus bagaimana bisa kemarin dapat SIM?” katanya.
“Ujiannya sengaja disusahin supaya bisa terima pungli. Tujuannya ya memang pungli,” cetus @tyasni2019.
Akun @emerson_yuntho menyarankan Kapolri melakukan evaluasi ujian praktik kendaraan bermotor. Kata dia, bisa juga dengan membandingkan ujian SIM dengan negara lain.
“@ValeYellow46 pun gagal jika peroleh SIM C di INA. Ujian Praktik yang sulit membuka peluang terjadinya suap/pungli dalam pelayanan permohonan SIM baru,” katanya.
Menurut @nadyaldi, mungkin perlu ada panduan atau video khusus untuk ujian SIM, dari awal apa saja yang perlu dipersiapkan dan ada panduannya juga kalau perlu. Jadi paling tidak pulang tidak hanya bawa SIM saja tapi memang dapat ilmu berkendara yang baik dan benar.
“Sudah 6 bulan saya tes praktik dan hasilnya gagal dan coba lagi. Tolong diperhatikan, karena sudah bukan rahasia lagi bahwa buat SIM sama dengan praktik pungli,” sambung @firaunl96.
Akun @swaradharma mengatakan, saran Kapolri agar ujian bisa dilakukan dua kali tidak akan membantu warga mudah mendapatkan SIM. Kata dia, pokok masalahnya bukan pada pembuatan SIM harus dua kali pak. Tapi, pungli bikin SIM dan oknum aparat yang terlibat di dalamnya harus diakhiri.
“Pembuatan SIM baru. 1. Transparan. 2. Hasil ujian teori dibagikan dan jawaban yang benarnya diberikan. Bukan ujug-ujug dapat hasil tidak lulus tapi tidak tahu apa yang salah dan harus diperbaiki,” ungkap @ini4kunku.
Sementara, @faizal.romadhon25 mengungkap bahwa tidak semua tempat ujian praktik SIM dipersulit. Kata dia, ujian praktik SIM A di Bekasi simpel. Yaitu, cuman latihan parkir maju belok, terus mundur ke tempat semula. [ASI]
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID