Perkuat Hubungan Ekonomi Dan Dagang Dengan Inggris Bahlil: Ini Proses Bersejarah Dalam Kerja Sama Investasi –
7 min readKementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan kerja sama investasi dengan Departemen Perdagangan Internasional Perserikatan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia Utara, yang diwakili Kantor Urusan Investasi.
Kerja sama tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan Menteri Investasi Inggris Lord Dominic Johnson, di Kantor Sekretaris Negara di London, Inggris, Kamis sore (27/10), waktu setempat.
Bahlil mengapresiasi terjalinnya kerja sama investasi Inggris dan Indonesia.
“Ini proses bersejarah dalam rangka membangun hubungan kerja sama investasi kedua negara,” kata Bahlil dalam keterangan resminya, Jumat (28/10).
Dia mengajak Pemerintah Inggris berkolaborasi dengan memanfaatkan kelebihan dari masing-masing negara.
“Kami memiliki sumber daya alam yang melimpah dan Inggris mempunyai teknologi, modal dan pasar yang cukup. Ini langkah awal yang baik. Saya berpikir hubungan kedua negara ini harus kita tingkatkan dalam perspektif ekonomi, khususnya investasi,” ucapnya.
Diungkapkan Bahlil, Pemerintah Indonesia sedang merumuskan regulasi mengenai pasar dan harga karbon. Dengan potensi yang cukup besar, dia menjamin hal ini dapat menjadi peluang besar yang saling menguntungkan kedua negara.
Lord Dominic Johnson menekankan pentingnya optimalisasi dan realisasi peluang. Sehingga kerja sama dapat terwujud konkret antarkedua negara.
Johnson mengungkapkan, hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Inggris masih terlalu kecil. Pasalnya, Inggris banyak membutuhkan sumber daya alam dari Indonesia, dan Indonesia memerlukan investasi dari Inggris.
“Harapan saya, kita harus meningkatkan hubungan ekonomi dan dagang antara Indonesia dan Inggris. Kami harap, dapat menjalin kerja sama yang lebih menguntungkan dan saling membutuhkan satu sama lain,” harap Johnson.
Terkait isu perdagangan karbon, Johnson menyatakan Inggris dengan senang hati menjajaki peluang bagi kedua negara terkait. Hal ini akan didiskusikan lebih lanjut olehnya saat melakukan kunjungan ke Indonesia pada kegiatan B20 di Bali, November mendatang.
Ruang lingkup kerja sama ini mencakup pertukaran informasi terkait kebijakan, regulasi, prosedur, insentif, permasalahan. Dan peluang-peluang potensial investasi dari masing-masing pihak, mempromosikan dan memfasilitasi masuknya investasi di kedua negara (inward dan outward investment). Terutama di sektor-sektor prioritas.
Kemudian, membantu investor potensial dengan menyediakan layanan menyeluruh (end to end), melakukan kerja sama dalam penyelenggaraan pertemuan bisnis. Serta mengoptimalkan posisi Inggris sebagai pusat (hub) bagi Indonesia untuk menjajaki pasar di negara-negara Persemakmuran, Eropa, dan Amerika.
Bicara Di IIF
Dalam agenda kunjungan ke London, Bahlil menghadiri Indonesia Investment Forum (IIF) 2022 yang diselenggarakan di London, Inggris, Kamis (27/10). Dia mendapat kesempatan memberikan pidato kunci.
Penyelenggaraan IIF 2022 yang dihadiri oleh 200 pelaku usaha asal Eropa ini merupakan kolaborasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London, IIPC (Indonesia Investment Promotion Center) London, dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di London, yang didukung oleh Asia House di London.
Turut hadir Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) Indonesia untuk Britania Raya merangkap Irlandia dan Organisasi Maritim Internasional (IMO) Desra Percaya, serta Menteri Investasi Inggris Lord Dominic Johnson.
Dalam forum ini, Bahlil menyampaikan perkembangan iklim investasi di Indonesia, dan menjelaskan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia pada Januari hingga September 2022, yang mencapai Rp 479,3 triliun. Atau meningkat 44,5 persen secara year on year (yoy).
Menurut Bahlil, di tengah ketidakpastian kondisi global saat ini, Indonesia memiliki potensi investasi dan ketahanan ekonomi nasional yang cukup baik.
Dibandingkan dengan anggota negara G20 lainnya, kondisi perekonomian Indonesia masih terkendali dengan tingkat inflasi tercatat 5,95 persen per September 2022.
Dia menekankan, masih sedikit negara di dunia yang mempunyai postur potensi investasi dan ketahanan ekonomi nasional seperti Indonesia.
“Saya ingin menawarkan kepada Bapak dan Ibu, kalau sudah ada negara yang baik untuk bersama-sama berkolaborasi, kenapa harus mencari negara lain yang belum tentu mempunyai postur yang sama dengan Indonesia,” sebut Bahlil.
Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan, fokus Pemerintah Indonesia saat ini melakukan pengembangan hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah produk, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan neraca perdagangan Indonesia.
“Kita tidak bisa lagi hanya berkompetisi tanpa berkolaborasi. Ini dunianya. Indonesia menata dari negara berkembang menuju negara maju dengan hilirisasi,” ujar Bahlil.
Lord Dominic Johnson yang juga memiliki latar belakang pengusaha, menyampaikan pentingnya peran Pemerintah dalam memfasilitasi pelaku usaha dan mengetahui apa yang diperlukan oleh investor.
Johnson menyambut baik peningkatan kerja sama investasi antara Pemerintah Indonesia dan Inggris, yang akan mendorong masuknya investasi dua arah antarnegara. Dan mendukung jaminan ketersediaan sumber daya mineral yang penting bagi kedua negara.
Duta Besar Desra Percaya menyampaikan apresiasinya atas dukungan Menteri Bahlil dalam kegiatan IIF 2022 ke-4 di London.
Desra mengatakan, selama ini Indonesia dan Inggris telah menjalin kerja sama yang baik dalam bidang ekonomi maupun perdagangan.
Inggris merupakan salah satu mitra perdagangan investasi utama di Indonesia. Melalui forum ini, semoga dapat memanfaatkan sebanyak mungkin peluang investasi agar tercipta peluang yang lebih konkret.
“Saya harap ini bisa meyakinkan Bapak dan Ibu untuk berinvestasi di Indonesia lebih banyak lagi,” ajak Desra dalam pidato pembukaan IIF 2022.
Diketahui, berdasarkan data yang dirilis Kementerian Investasi/ BKPM, realisasi investasi periode Januari-September 2022 mencapai Rp 892,4 triliun, atau 74,4 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 1.200 triliun.
Pada periode ini, Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi Inggris di Indonesia berada pada peringkat ke-10 dengan total 507,7 juta dolar AS (Rp 7,9 triliun).
Adapun tiga sektor realisasi investasi asal Inggris terbesar, yaitu tanaman pangan, perkebunan dan peternakan (28 persen), pertambangan (20 persen), dan industri makanan (16 persen). ■
]]> , Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan kerja sama investasi dengan Departemen Perdagangan Internasional Perserikatan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia Utara, yang diwakili Kantor Urusan Investasi.
Kerja sama tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan Menteri Investasi Inggris Lord Dominic Johnson, di Kantor Sekretaris Negara di London, Inggris, Kamis sore (27/10), waktu setempat.
Bahlil mengapresiasi terjalinnya kerja sama investasi Inggris dan Indonesia.
“Ini proses bersejarah dalam rangka membangun hubungan kerja sama investasi kedua negara,” kata Bahlil dalam keterangan resminya, Jumat (28/10).
Dia mengajak Pemerintah Inggris berkolaborasi dengan memanfaatkan kelebihan dari masing-masing negara.
“Kami memiliki sumber daya alam yang melimpah dan Inggris mempunyai teknologi, modal dan pasar yang cukup. Ini langkah awal yang baik. Saya berpikir hubungan kedua negara ini harus kita tingkatkan dalam perspektif ekonomi, khususnya investasi,” ucapnya.
Diungkapkan Bahlil, Pemerintah Indonesia sedang merumuskan regulasi mengenai pasar dan harga karbon. Dengan potensi yang cukup besar, dia menjamin hal ini dapat menjadi peluang besar yang saling menguntungkan kedua negara.
Lord Dominic Johnson menekankan pentingnya optimalisasi dan realisasi peluang. Sehingga kerja sama dapat terwujud konkret antarkedua negara.
Johnson mengungkapkan, hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Inggris masih terlalu kecil. Pasalnya, Inggris banyak membutuhkan sumber daya alam dari Indonesia, dan Indonesia memerlukan investasi dari Inggris.
“Harapan saya, kita harus meningkatkan hubungan ekonomi dan dagang antara Indonesia dan Inggris. Kami harap, dapat menjalin kerja sama yang lebih menguntungkan dan saling membutuhkan satu sama lain,” harap Johnson.
Terkait isu perdagangan karbon, Johnson menyatakan Inggris dengan senang hati menjajaki peluang bagi kedua negara terkait. Hal ini akan didiskusikan lebih lanjut olehnya saat melakukan kunjungan ke Indonesia pada kegiatan B20 di Bali, November mendatang.
Ruang lingkup kerja sama ini mencakup pertukaran informasi terkait kebijakan, regulasi, prosedur, insentif, permasalahan. Dan peluang-peluang potensial investasi dari masing-masing pihak, mempromosikan dan memfasilitasi masuknya investasi di kedua negara (inward dan outward investment). Terutama di sektor-sektor prioritas.
Kemudian, membantu investor potensial dengan menyediakan layanan menyeluruh (end to end), melakukan kerja sama dalam penyelenggaraan pertemuan bisnis. Serta mengoptimalkan posisi Inggris sebagai pusat (hub) bagi Indonesia untuk menjajaki pasar di negara-negara Persemakmuran, Eropa, dan Amerika.
Bicara Di IIF
Dalam agenda kunjungan ke London, Bahlil menghadiri Indonesia Investment Forum (IIF) 2022 yang diselenggarakan di London, Inggris, Kamis (27/10). Dia mendapat kesempatan memberikan pidato kunci.
Penyelenggaraan IIF 2022 yang dihadiri oleh 200 pelaku usaha asal Eropa ini merupakan kolaborasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London, IIPC (Indonesia Investment Promotion Center) London, dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di London, yang didukung oleh Asia House di London.
Turut hadir Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) Indonesia untuk Britania Raya merangkap Irlandia dan Organisasi Maritim Internasional (IMO) Desra Percaya, serta Menteri Investasi Inggris Lord Dominic Johnson.
Dalam forum ini, Bahlil menyampaikan perkembangan iklim investasi di Indonesia, dan menjelaskan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia pada Januari hingga September 2022, yang mencapai Rp 479,3 triliun. Atau meningkat 44,5 persen secara year on year (yoy).
Menurut Bahlil, di tengah ketidakpastian kondisi global saat ini, Indonesia memiliki potensi investasi dan ketahanan ekonomi nasional yang cukup baik.
Dibandingkan dengan anggota negara G20 lainnya, kondisi perekonomian Indonesia masih terkendali dengan tingkat inflasi tercatat 5,95 persen per September 2022.
Dia menekankan, masih sedikit negara di dunia yang mempunyai postur potensi investasi dan ketahanan ekonomi nasional seperti Indonesia.
“Saya ingin menawarkan kepada Bapak dan Ibu, kalau sudah ada negara yang baik untuk bersama-sama berkolaborasi, kenapa harus mencari negara lain yang belum tentu mempunyai postur yang sama dengan Indonesia,” sebut Bahlil.
Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan, fokus Pemerintah Indonesia saat ini melakukan pengembangan hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah produk, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan neraca perdagangan Indonesia.
“Kita tidak bisa lagi hanya berkompetisi tanpa berkolaborasi. Ini dunianya. Indonesia menata dari negara berkembang menuju negara maju dengan hilirisasi,” ujar Bahlil.
Lord Dominic Johnson yang juga memiliki latar belakang pengusaha, menyampaikan pentingnya peran Pemerintah dalam memfasilitasi pelaku usaha dan mengetahui apa yang diperlukan oleh investor.
Johnson menyambut baik peningkatan kerja sama investasi antara Pemerintah Indonesia dan Inggris, yang akan mendorong masuknya investasi dua arah antarnegara. Dan mendukung jaminan ketersediaan sumber daya mineral yang penting bagi kedua negara.
Duta Besar Desra Percaya menyampaikan apresiasinya atas dukungan Menteri Bahlil dalam kegiatan IIF 2022 ke-4 di London.
Desra mengatakan, selama ini Indonesia dan Inggris telah menjalin kerja sama yang baik dalam bidang ekonomi maupun perdagangan.
Inggris merupakan salah satu mitra perdagangan investasi utama di Indonesia. Melalui forum ini, semoga dapat memanfaatkan sebanyak mungkin peluang investasi agar tercipta peluang yang lebih konkret.
“Saya harap ini bisa meyakinkan Bapak dan Ibu untuk berinvestasi di Indonesia lebih banyak lagi,” ajak Desra dalam pidato pembukaan IIF 2022.
Diketahui, berdasarkan data yang dirilis Kementerian Investasi/ BKPM, realisasi investasi periode Januari-September 2022 mencapai Rp 892,4 triliun, atau 74,4 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 1.200 triliun.
Pada periode ini, Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi Inggris di Indonesia berada pada peringkat ke-10 dengan total 507,7 juta dolar AS (Rp 7,9 triliun).
Adapun tiga sektor realisasi investasi asal Inggris terbesar, yaitu tanaman pangan, perkebunan dan peternakan (28 persen), pertambangan (20 persen), dan industri makanan (16 persen). ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID