DigiBerita.com | Bahasa Indonesia
21 January 2025

Digiberita.com

Berita Startup dan Ekonomi Digital

PSSI Dan Suporter Kok Tolak Rekomendasi TGIPF –

5 min read

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menolak rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Malang, untuk merombak kepengurusan melalui Kongres Luar Biasa (KLB). Mereka bersikukuh tetap berpegang pada aturan. Begitu juga dengan suporter yang menolak rekomendasi dari TGIPF.

Perupadata mengunggah meme seorang suporter dan pengurus PSSI yang melambaikan tangan sebagai tanda menolak rekomendasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan, Malang, untuk merombak kepengurusan melalui KLB.

Selain itu, ada 3 rekomendasi yang ditolak pengurus PSSI dan juga suporter. Suporter menolak poin 4 yang isinya, Polri menindaklanjuti penyelidikan suporter yang diduga melakukan provokasi dan perusakan.

Sedangkan pengurus PSSI menolak poin 5 dan 7. Isi poin 5 sebagai tanggung jawab moral ketum dan seluruh exco PSSI sepatutnya mundur. Poin 7 adalah PSSI perlu mempercepat KLB, dan Pemerintah tidak memberikan izin Liga 1,2 dan 3 sebelum ada perubahan signifikan.

Perupadata mengatakan, PSSI dan suporter kompak! Kompak menolak rekomendasi. Akhir pekan kemarin, perwakilan Aremania menolak rekomendasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan yang menyarankan penyelidikan terhadap oknum suporter yang diduga memprovokasi. Melalui tim hukumnya, Aremania menjawab, bisa saja apa yang dilakukan bukan provokasi tapi reaksi.

Perupadata menambahkan, PSSI melalui Exco sekaligus Ketua Asprov Jatimnya menampik saran mempercepat KLB, dan memperingatkan Pemerintah tidak bisa mencampuri urusan PSSI.

“Jadi tragedi ini betulan mau diusut? Atau dibiarkan kusut?” tanya Perupadata dalam caption-nya.

Akun @Arif31army menyesalkan penolakan hasil rekomendasi TGIPF oleh PSSI dan suporter. Dia bilang, sebelumnya mereka minta cepat diselidiki. Namun, giliran dikerjakan dan dikasih rekomendasi malah ditolak.

“Sepak bola negara ini diisi orang-orang yang suka melucu,” kritik @Arif31army. “Mau dibenahin dengan baik-baik malah kepala batu semua,” sahut @Edd_sis4846. “Ya begitulah kalau olah raga dikaitkan dengan politik, malah begini jadinya,” tambah @Eddy.

Akun @hendrik_zackaria kesal, baik PSSI maupun suporter tidak mau terima kesalahan. Mereka merasa paling benar. Sehingga, dengan kondisi seperti sekarang, lebih baik Indonesia tanpa sepak bola.

“Bubarin saja sepak bola Indonesia, nggak PSSI, nggak suporter pada takut diselidikin,” tegas @Sigagahimam.

 

Akun @88auror88 mengatakan, seharusnya provokator juga ditindak. Tidak ada asap bila tidak ada api. PSSI juga harus mundur sebagai pertanggungjawaban atas tragedi Kanjuruhan, Malang.”Bener-bener tebel muka semua,” kritiknya. “Budaya mundur dari jabatan setelah ada kesalahan atau musibah belum jadi budaya di Indonesia,” kata @Adityakrisna.

Menurut @Yusman_fauzi, kepengurusan PSSI sekarang sudah tidak sehat. Semuanya kepala batu karena susah dibubarin. Lebih baik bikin PSSI tandingan saja.

“Dari polisi yaitu Kapolda Jatim sudah dicopot, tinggal dari PSSI yang belum mundur sebagai tanggung jawab moral,” ujar @Fish_Hamburger.

Akun @Daverevano mengajak semua pihak berpikir jernih dan bisa membedakan masalah sepak bola dan masalah kriminal. Kalau urusan olah raga, Pemerintah tidak boleh ikut campur. “Tapi, kalau sudah masuk ranah hukum, Pemerintah wajib turun tangan,” kata dia.

Padahal, kata @dadi_aj, Pemerintah akan melanjutkan kompetisi bila sudah ada pembenahan yang menyeluruh di seluruh stakeholder di sepak bola. Bila PSSI tidak mau dibenahi, dia menyarankan, Pemerintah tidak usah mengeluarkan izin kompetisi.

“Bila PSSI tidak mau hasil rekomendasi TGIPF bentukan Pemerintah, segala bentuk bantuan anggaran, hibah atau lain sebagainya dari Pemerintah harus dihentikan, karena PSSI bisa mandiri,” tegas @Wieso1w.

Akun @anggi_manani menyarankan, ke depan tidak usah ada lagi penonton dalam pertandingan di Liga. Untuk mencegah berulangnya tragedi maut dan mencegah penyeberan Covid-19. “Gitu aja kok repot,” kata dia.

Sementara, @Anggibagusfirdana mendukung sikap PSSI. Dia mempertanyakan lisensi TGIPF dalam struktur FIFA. Hal ini terlalu melebar ke mana-mana. “Sepak bola Indonesia butuh FIFA bukan TGIPF,” kata dia. [TIF] ]]> , Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menolak rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Malang, untuk merombak kepengurusan melalui Kongres Luar Biasa (KLB). Mereka bersikukuh tetap berpegang pada aturan. Begitu juga dengan suporter yang menolak rekomendasi dari TGIPF.

Perupadata mengunggah meme seorang suporter dan pengurus PSSI yang melambaikan tangan sebagai tanda menolak rekomendasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan, Malang, untuk merombak kepengurusan melalui KLB.

Selain itu, ada 3 rekomendasi yang ditolak pengurus PSSI dan juga suporter. Suporter menolak poin 4 yang isinya, Polri menindaklanjuti penyelidikan suporter yang diduga melakukan provokasi dan perusakan.

Sedangkan pengurus PSSI menolak poin 5 dan 7. Isi poin 5 sebagai tanggung jawab moral ketum dan seluruh exco PSSI sepatutnya mundur. Poin 7 adalah PSSI perlu mempercepat KLB, dan Pemerintah tidak memberikan izin Liga 1,2 dan 3 sebelum ada perubahan signifikan.

Perupadata mengatakan, PSSI dan suporter kompak! Kompak menolak rekomendasi. Akhir pekan kemarin, perwakilan Aremania menolak rekomendasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan yang menyarankan penyelidikan terhadap oknum suporter yang diduga memprovokasi. Melalui tim hukumnya, Aremania menjawab, bisa saja apa yang dilakukan bukan provokasi tapi reaksi.

Perupadata menambahkan, PSSI melalui Exco sekaligus Ketua Asprov Jatimnya menampik saran mempercepat KLB, dan memperingatkan Pemerintah tidak bisa mencampuri urusan PSSI.

“Jadi tragedi ini betulan mau diusut? Atau dibiarkan kusut?” tanya Perupadata dalam caption-nya.

Akun @Arif31army menyesalkan penolakan hasil rekomendasi TGIPF oleh PSSI dan suporter. Dia bilang, sebelumnya mereka minta cepat diselidiki. Namun, giliran dikerjakan dan dikasih rekomendasi malah ditolak.

“Sepak bola negara ini diisi orang-orang yang suka melucu,” kritik @Arif31army. “Mau dibenahin dengan baik-baik malah kepala batu semua,” sahut @Edd_sis4846. “Ya begitulah kalau olah raga dikaitkan dengan politik, malah begini jadinya,” tambah @Eddy.

Akun @hendrik_zackaria kesal, baik PSSI maupun suporter tidak mau terima kesalahan. Mereka merasa paling benar. Sehingga, dengan kondisi seperti sekarang, lebih baik Indonesia tanpa sepak bola.

“Bubarin saja sepak bola Indonesia, nggak PSSI, nggak suporter pada takut diselidikin,” tegas @Sigagahimam.

 

Akun @88auror88 mengatakan, seharusnya provokator juga ditindak. Tidak ada asap bila tidak ada api. PSSI juga harus mundur sebagai pertanggungjawaban atas tragedi Kanjuruhan, Malang.”Bener-bener tebel muka semua,” kritiknya. “Budaya mundur dari jabatan setelah ada kesalahan atau musibah belum jadi budaya di Indonesia,” kata @Adityakrisna.

Menurut @Yusman_fauzi, kepengurusan PSSI sekarang sudah tidak sehat. Semuanya kepala batu karena susah dibubarin. Lebih baik bikin PSSI tandingan saja.

“Dari polisi yaitu Kapolda Jatim sudah dicopot, tinggal dari PSSI yang belum mundur sebagai tanggung jawab moral,” ujar @Fish_Hamburger.

Akun @Daverevano mengajak semua pihak berpikir jernih dan bisa membedakan masalah sepak bola dan masalah kriminal. Kalau urusan olah raga, Pemerintah tidak boleh ikut campur. “Tapi, kalau sudah masuk ranah hukum, Pemerintah wajib turun tangan,” kata dia.

Padahal, kata @dadi_aj, Pemerintah akan melanjutkan kompetisi bila sudah ada pembenahan yang menyeluruh di seluruh stakeholder di sepak bola. Bila PSSI tidak mau dibenahi, dia menyarankan, Pemerintah tidak usah mengeluarkan izin kompetisi.

“Bila PSSI tidak mau hasil rekomendasi TGIPF bentukan Pemerintah, segala bentuk bantuan anggaran, hibah atau lain sebagainya dari Pemerintah harus dihentikan, karena PSSI bisa mandiri,” tegas @Wieso1w.

Akun @anggi_manani menyarankan, ke depan tidak usah ada lagi penonton dalam pertandingan di Liga. Untuk mencegah berulangnya tragedi maut dan mencegah penyeberan Covid-19. “Gitu aja kok repot,” kata dia.

Sementara, @Anggibagusfirdana mendukung sikap PSSI. Dia mempertanyakan lisensi TGIPF dalam struktur FIFA. Hal ini terlalu melebar ke mana-mana. “Sepak bola Indonesia butuh FIFA bukan TGIPF,” kata dia. [TIF]

]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2020 - 2025. DigiBerita.com. All rights reserved |