Sukses Produksi Vaksin Covid-19 Bio Farma Sebanding Dengan Negara Maju –
6 min readKeberhasilan PT Bio Farma (Persero) memproduksi vaksin Covid-19 karya anak bangsa, bernama Indovac (Indonesia Vaccine), diharapkan dapat mendukung program Pemerintah memperkuat kemandirian sektor kesehatan nasional.
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan, kemampuan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memproduksi Indovac menjadi bukti kualitas sumber daya manusia Indonesia tidak kalah dengan asing. Bahkan bisa dikatakan setara dengan negara-negara maju.
“BUMN kita menunjukkan kemampuan membuat vaksin lokal berkualitas internasional. Makanya, keseriusan Pemerintah, political will itu juga penting,” ujar Trubus kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut Trubus, perhatian khusus yang diberikan Pemerintah pada sektor kesehatan, terutama saat terjadi pandemi Covid-19, adalah langkah tepat. Agar ke depannya, negara tidak terus menerus bergantung pada impor. Mengingat, di awal pandemi banyak negara yang memberikan bantuan vaksin Covid-19.
“Ini yang juga menjadi perhatian Pemerintah, vaksin tidak boleh impor terus. BUMN harus bisa memproduksi sendiri, dan sekarang sudah ada hasilnya. Ini harus diapresiasi,” katanya.
Di kesempatan berbeda, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, dengan diresmikannya vaksin Indovac, yang sekaligus telah disuntikkan perdana kepada Presiden Jokowi pada 13 Oktober lalu, diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi sektor kesehatan di Tanah Air.
Menurut Honesti, Bio Farma memiliki kapasitas produksi cukup besar. Untuk tahap awal, mampu untuk memproduksi Indovac sebanyak 20 juta dosis.
“Ini akan digunakan untuk program booster Pemerintah. Jumlah produksinya akan terus ditingkatkan hingga 40 juta dosis. Bahkan ke depannya, kami bisa menyiapkan 120 juta dosis, disesuaikan dengan permintaan,” beber Honesti melalui siaran pers, kemarin.
Seperti diketahui, Indovac merupakan vaksin Covid-19 ber[1]basis teknologi subunit rekombinan protein, yang digunakan sebagai imunisasi aktif terhadap Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.
Saat ini Indovac telah memperoleh fatwa halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sertifikat halal dari Kementerian Agama.
Selain itu, Indovac merupakan produk dalam negeri hasil karya anak bangsa dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mencapai 90 persen. Karenanya, sesuai arahan Kementerian BUMN, vaksin ini tidak hanya akan digunakan di Indonesia saja.
“Kini, saatnya Indonesia membantu penanganan pandemi di dunia, mengingat masih terdapat kesenjangan supply vaksin Covid-19 di dunia,” terangnya.
Pada Jumat (14/10), Honesti menjelaskan, Bio Farma terus bekerja sama dengan berbagai universitas di dalam negeri melakukan uji klinis Indovac. Baik untuk vaksinasi usia 12-17 tahun, maupun untuk usia di bawah 12 tahun.
Dia memastikan, vaksin Indovac untuk vaksinasi primer (dosis 1 dan 2) untuk usia dewasa (18+) telah mendapatkan Use Emergency Authorization (EUA) atau izin penggunaan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 24 September 2022.
Setelah itu, pihaknya telah melaksanakan uji klinis Indovac untuk vaksinasi lanjutan atau penguat (booster) sejak 1 September-10 Oktober 2022.
“Hasil uji itu telah diajukan ke BPOM untuk ditinjau kelayakannya,” katanya.
Saat ini, perseroan menunggu keputusan BPOM untuk EUA Vaksin Indovac booster dewasa, yang diharapkan keluar akhir Oktober 2022.
Tak berhenti sampai di situ, Bio Farma juga terus mengembangkan Indovac agar dapat diterima sebagai vaksin Covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun. Karenanya, uji klinis untuk kelompok usia itu telah berlangsung sejak 6 Oktober 2022.
Dia berharap, UEA Indovac untuk vaksinasi anak (12-17 tahun) akan diterbitkan BPOM pada awal Desember 2022.
Menurutnya, dari uji klinis hasil kerja sama para ilmuwan Bio Farma, yang menggandeng peneliti dari berbagai universitas di Indonesia, terlihat data ilmiah Indovac memiliki keamanan yang baik, memiliki efektivitas yang lebih bagus dari vaksin pembanding dengan efikasi di atas 80 persen, serta halal.
“Kalau memang diperlukan, kami siap melakukan uji klinis vaksinasi untuk anak usia 11 tahun ke bawah,” akunya.
Sebelumnya, pada saat peluncuran vaksin Indovac, Presiden Jokowi menyampaikan, selama ini Bio Farma telah memproduksi berbagai jenis vaksin hingga tiga miliar dosis, yang telah diekspor ke 153 negara.
Jokowi bilang, Bio Farma adalah produsen vaksin yang masuk lima besar dunia. Bio Farma memproduksi bermacam-macam vaksin, seperti polio, difteri, meningitis, flu, campak dan terakhir vaksin Covid-19.
Selain itu, keberhasilan Bio Farma memproduksi Indovac merupakan kerja keras sumber daya manusia muda. Sehingga Bio Farma diminta untuk terus berinovasi lagi ke depannya.
Di kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, selain ketahanan pangan dan energi, sektor kesehatan juga penting bagi Indonesia.
Apalagi di era yang penuh dengan ketidakpastian global saat ini. Sehingga penting bagi Indonesia mandiri dan berdaulat.
“Bagaimana kita bisa mulai produksi vaksin, ini langkah awal. Selanjutnya, Bio Farma harus mengembangkan Research and Development-nya,” pintanya. ■
]]> , Keberhasilan PT Bio Farma (Persero) memproduksi vaksin Covid-19 karya anak bangsa, bernama Indovac (Indonesia Vaccine), diharapkan dapat mendukung program Pemerintah memperkuat kemandirian sektor kesehatan nasional.
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan, kemampuan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memproduksi Indovac menjadi bukti kualitas sumber daya manusia Indonesia tidak kalah dengan asing. Bahkan bisa dikatakan setara dengan negara-negara maju.
“BUMN kita menunjukkan kemampuan membuat vaksin lokal berkualitas internasional. Makanya, keseriusan Pemerintah, political will itu juga penting,” ujar Trubus kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut Trubus, perhatian khusus yang diberikan Pemerintah pada sektor kesehatan, terutama saat terjadi pandemi Covid-19, adalah langkah tepat. Agar ke depannya, negara tidak terus menerus bergantung pada impor. Mengingat, di awal pandemi banyak negara yang memberikan bantuan vaksin Covid-19.
“Ini yang juga menjadi perhatian Pemerintah, vaksin tidak boleh impor terus. BUMN harus bisa memproduksi sendiri, dan sekarang sudah ada hasilnya. Ini harus diapresiasi,” katanya.
Di kesempatan berbeda, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, dengan diresmikannya vaksin Indovac, yang sekaligus telah disuntikkan perdana kepada Presiden Jokowi pada 13 Oktober lalu, diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi sektor kesehatan di Tanah Air.
Menurut Honesti, Bio Farma memiliki kapasitas produksi cukup besar. Untuk tahap awal, mampu untuk memproduksi Indovac sebanyak 20 juta dosis.
“Ini akan digunakan untuk program booster Pemerintah. Jumlah produksinya akan terus ditingkatkan hingga 40 juta dosis. Bahkan ke depannya, kami bisa menyiapkan 120 juta dosis, disesuaikan dengan permintaan,” beber Honesti melalui siaran pers, kemarin.
Seperti diketahui, Indovac merupakan vaksin Covid-19 ber[1]basis teknologi subunit rekombinan protein, yang digunakan sebagai imunisasi aktif terhadap Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.
Saat ini Indovac telah memperoleh fatwa halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sertifikat halal dari Kementerian Agama.
Selain itu, Indovac merupakan produk dalam negeri hasil karya anak bangsa dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mencapai 90 persen. Karenanya, sesuai arahan Kementerian BUMN, vaksin ini tidak hanya akan digunakan di Indonesia saja.
“Kini, saatnya Indonesia membantu penanganan pandemi di dunia, mengingat masih terdapat kesenjangan supply vaksin Covid-19 di dunia,” terangnya.
Pada Jumat (14/10), Honesti menjelaskan, Bio Farma terus bekerja sama dengan berbagai universitas di dalam negeri melakukan uji klinis Indovac. Baik untuk vaksinasi usia 12-17 tahun, maupun untuk usia di bawah 12 tahun.
Dia memastikan, vaksin Indovac untuk vaksinasi primer (dosis 1 dan 2) untuk usia dewasa (18+) telah mendapatkan Use Emergency Authorization (EUA) atau izin penggunaan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 24 September 2022.
Setelah itu, pihaknya telah melaksanakan uji klinis Indovac untuk vaksinasi lanjutan atau penguat (booster) sejak 1 September-10 Oktober 2022.
“Hasil uji itu telah diajukan ke BPOM untuk ditinjau kelayakannya,” katanya.
Saat ini, perseroan menunggu keputusan BPOM untuk EUA Vaksin Indovac booster dewasa, yang diharapkan keluar akhir Oktober 2022.
Tak berhenti sampai di situ, Bio Farma juga terus mengembangkan Indovac agar dapat diterima sebagai vaksin Covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun. Karenanya, uji klinis untuk kelompok usia itu telah berlangsung sejak 6 Oktober 2022.
Dia berharap, UEA Indovac untuk vaksinasi anak (12-17 tahun) akan diterbitkan BPOM pada awal Desember 2022.
Menurutnya, dari uji klinis hasil kerja sama para ilmuwan Bio Farma, yang menggandeng peneliti dari berbagai universitas di Indonesia, terlihat data ilmiah Indovac memiliki keamanan yang baik, memiliki efektivitas yang lebih bagus dari vaksin pembanding dengan efikasi di atas 80 persen, serta halal.
“Kalau memang diperlukan, kami siap melakukan uji klinis vaksinasi untuk anak usia 11 tahun ke bawah,” akunya.
Sebelumnya, pada saat peluncuran vaksin Indovac, Presiden Jokowi menyampaikan, selama ini Bio Farma telah memproduksi berbagai jenis vaksin hingga tiga miliar dosis, yang telah diekspor ke 153 negara.
Jokowi bilang, Bio Farma adalah produsen vaksin yang masuk lima besar dunia. Bio Farma memproduksi bermacam-macam vaksin, seperti polio, difteri, meningitis, flu, campak dan terakhir vaksin Covid-19.
Selain itu, keberhasilan Bio Farma memproduksi Indovac merupakan kerja keras sumber daya manusia muda. Sehingga Bio Farma diminta untuk terus berinovasi lagi ke depannya.
Di kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, selain ketahanan pangan dan energi, sektor kesehatan juga penting bagi Indonesia.
Apalagi di era yang penuh dengan ketidakpastian global saat ini. Sehingga penting bagi Indonesia mandiri dan berdaulat.
“Bagaimana kita bisa mulai produksi vaksin, ini langkah awal. Selanjutnya, Bio Farma harus mengembangkan Research and Development-nya,” pintanya. ■
]]> . Sumber : Rakyat Merdeka – RM.ID